Seranjang bersama

1037 Words
Sebagai pria normal, Ziont tak mampu menahan diri hingga akhirnya, dia menyerang lawan yang terlihat pasrah dan menikmati, dengan sekali-kali membalas tiap aksi Ziont. Ziont dengan semangat berselancar ke atas tubuh wanita yang baru dia temui. Dan anehnya wanita itu juga tak menolak atau memberikan perlawanan. Bak gayung bersambut atraksi keduanya menyemarakkan kamar mewah apartement milik Ziont. “Kau sungguh hebat…dan aku menyukainya…” bisik Ziont entah mengapa dia tiba-tiba ber ‘aku-kamu’ pada wanita yang baru di temui itu tiba-tiba. Sedangkan wanita itu hanya bisa mendesis menikmati kehangatan yang telah sekian lama tak dia rasakan lagi, sejak perselingkuhan sang suami dengan sahabatnya yang justru mendapat dukungan dari orang tua dan keluarga besar sang suami. Hingga membuatnya setiap hari di rumah terasa seperti di neraka. Dirinya tak di hargai meski dirinya bukanlah wanita sembarangan. Ya, dulunya dia adalah seorang artis terkenal yang memiliki jutaan penggemar. Sejak menikah dirinya memilih mundur dari dunia industri film tanah air. Nafas keduanya memburu dengan di selingi tawa kecil semakin menghiasi keromantisan saat itu, seolah mereka adalah sepasang suami istri yang tengah mereguk manisnya madu cinta. Mereka terus berpacu mencapai puncak kenikmatan, hingga sebuah erangan panjang membuat mereka lemas dan saling memeluk erat, lalu terbaring lelah di ranjang. Entah bagaimana awalnya, mereka akhirnya tertidur pulas dengan saling memeluk. Hingga tanpa sadar jika saat ini telah berdiri seorang wanita cantik dengan seikat bunga mawar merah yang harum di tangannya. Matanya tak berkedip menatap ranjang yang telah berserakan tak seperti semula. Dia tak kuasa menahan air mata yang telah dengan deras membasahi pipinya. Dengan cepat dia menutupi bibirnya yang terbuka. Sungguh, dia tak menyangka jika Ziont mampu menghianatinya. “Ziont…” panggilnya lirih Ziont yang memiliki tingkat sensitifitas terhadap suara manusia ketika tidur, sontak terbangun dan mencari arah suara. Matanya terbelalak sejenak melihat sosok wanita yang tengah berdiri di kamarnya. Ziont menelan ludahnya lalu memejamkan mata sejenak. Dengan perlahan dia memindahkan kepala wanita yang ada di bahunya. Tak ingin wanita itu bangun, Ziont sangat hati-hati melakukannya, hingga membuat Syafira semakin panas. “Ziont!! Teganya kau! Penghianattt!!” Teriak Syafira melempar mawar yang berada di tangannya ke atas ranjang dan mengenai wanita yang tadi tertidur pulas. Tentu saja hal itu membuat wanita itu juga terjaga dan terbelalak lebar melihat kondisi dirinya yang berada di atas ranjang tak mengenakan pakaian sama sekali dan bersama pria yang sama sekali tak dia kenal. Allahu Akbar! Apa yang aku lakukan? Melihat wanita yang tidur bersamanya terbangun dan ikut terduduk, membuat Ziont menoleh kearahnya. “Sudah, kamu tidur saja, dulu. Aku keluar bentar, sepertinya ada yang tidak sopan…” ucap Ziont membuat wanita itu menggeleng. “Tidak, aku yang akan pulang…” bisiknya dengan suara serak sembari menggeleng dengan air mata yang membanjir membasahi wajahnya. “Heh!! w************n!! Ngapain lo sok ngedrama, hah?! Pakai nangis segala. p***k seperti lo kaga pantes nangis, udah tidur ama pacar orang, tau, lo!!” Teriak Syafira dengan geram dan tanganberkacak pinggang. “Berapa harga lo tidur ama Ziont? Sini biar gue bayar, tapi inget jangan sampai lo berani balik lagi nginjekin kaki di apartement ini, dasar p***k, lo!!” Imbuh Syafira lagi semakin berapi-api manakala melihat Ziont yang lebih memperhatikan wanita yang tengah bersamanya di atas ranjang. “SYAFIRA!! Tutup mulut, lo!” Teriak Ziont lalu dia bangkit dan meraih kimono yang berserakan di lantai. “Apa, lo?! Masih ngebela p***k dibanding gue, lo? Sadar, lo, Ziont! Lo itu udah di perdaya ama cewek sampah macem gitu…” teriak Syafira semakin berapi-api. Dia terbakar cemburu melihat sang kekasih tidur bersama wanita lain di apartement milik sang kekasih. Apartement yang hampir tidak pernah di masuki oleh wanita lain selain dirinya. “SYAFIRAA!!” Teriak Ziont lagi membuat wanita itu bangkit dari atas ranjang membuat Ziont menoleh. “Aku bilang, kamu tidur di sini. Besok aku yang akan anterin kamu pulang kerumah. Jangan membantah. Aku selesaiin urusan aku dulu. Aku janji gak akan lama.” Tegas Ziont sengaja dengan membuat percakapan seakrab mungkin, hingga membuat wanita itu menelan ludah dan kembali duduk dengan selimut yang telah melilit tubuhnya. Sementara Ziont melangkah dan mengambil kimono satu lagi untuk diberikan kepada wanita yang bersamanya, tentu saja pemandangan itu membuat Syafira semakin kebarakaran jenggot dan semakin merasa terhianati. “Ziont!! Apa kata lo tadi? Lo ber’aku-kamu’ ama cewek murahan model gini? Sedangkan ke gue lo panggil nama gue?” Tanya Syafira tak percaya dengan perubahan sang kekasih yang biasanya tak pernah bersikap manis pada wanita lain sejak berpacaran dengannya. Dan selama ini juga Ziont terkenal dengan kesombongannya. “Lo!! Apa yang lo kasih ke Ziont sampai dia gitu ke lo?!” Tanya Syafira melangkah mendekat kearah ranjang. Merasa tak puas melihat wanita di hadapannya hanya terdiam, Syafira dengan kekuatan penuh dia melayangkan tamparannya. PLAKK!! Tamparan itu membuat Ziont yang melangkah kearah lemarinya, menoleh dengan cepat. “SYAFIRA!!” Teriaknya kesal dan melupakan niatnya tadi lalu berjalan mendekat kearah wanita itu. Syafira menoleh dan tertawa sinis. “Kenapa, lo?! Kaga terima p***k lo gua tampar? Sakit, lo?” Tanya Syafira sinis. Dengan wajah memerah Ziont menarik tangan Syafira dan menariknya dengan kencang menuju keluar kamar. “Ziont! Sakit. Lepasin!! Lo giila apa?!” Teriak Syafira dengan kesal melihat kekasihnya kasar padanya. Ziont masih terdiam hingga dirinya menutup kembali pintu kamar, lalu menyeret wanita yang telah membuatnya kehilangan kendali hingga tidur dengan wanita yang bahkan tidak dia kenal, meski dia merasa seolah mengenal wanita itu. “Lepasin, Ziont. Sakit!!” Teriak Syafira lagi, lalu Ziont menghempaskan tangan wanita itu di atas sofa. “Akghh!” Keluhnya membuat Ziont semakin mendengkus kesal. “Apa yang lo lakuin ke apartement gua?” Tanya Ziont dingin membuat Syafira kesal. Dengan kilatan amarah dia bangkit dan menatap kearah Ziont, sorot matanya menantang pria itu seolah dirinya tak bersalah dan sudah benar melakukan apa yang saat ini dia lakukan. “Kenapa? Lo malu karena lo ketangkep basah ama gue? Lo tidur ama p***k murahan?! Lo bilang lo kaga nafsu ama sembarang wanita, mana buktinya?” Tanya Syafira sinis menatap kearah Ziont. “Bahkan lo tidur sama p***k murahan…” Syafira tertawa mengejek kearah pria yang selama ini menjadi sumber keuangannya. Dia merasa penuh percaya diri bahwa apapun yang dia lakukan, sang kekasih akan mampu memaafkan lagi. Karena dia paham apa yang di inginkan sang kekasih.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD