Perbedaan di antara Kita

1149 Words
Sementara itu Lizzy melihat pada kamar utama. Dia berpangku tangan seraya masuk dan mengeliling sedang pelayan yang ikut bersamanya tampak berkeringat dingin sebab kamar yang dilihat oleh Lizzy adalah milik wanita simpanan Saga yang bernama Nisaka Crystal. Pasalnya Crystal sangat tak mau jika kepemilikan barang diambil secara mendadak termasuk kamar. "Apa kamar ini ditempati?" "Mm ... iya Nona." "Siapa yang tempati?" "Nona Crystal." Lizzy lalu melihat pada si pelayan. "Wanita yang berciuman dengan suamiku?" "I-iya Nona." Lizzy melihat pada meja riasan yang dipenuhi barang-barang make up. "Buang semua barangnya, ganti seprai dan kalau perlu ganti juga kasurnya aku tak mau ada secuil kotoran darinya tertinggal di sini karena aku akan menepati kamar ini." "Baik Nona," "Ah satu hal lagi." Langkah si pelayan mendadak berhenti dan menatap lagi pada Lizzy. "Tolong panggil aku Nyonya, aku istri dari majikanmu dan jangan khawatir jika wanita itu memarahimu karena membersihkan tempat ini dia harus berhadapan denganku." Si pelayan lalu menunduk. "Baik Nyonya." Dia lalu turun dan memberitahu pada beberapa temannya untuk membersihkan kamar utama. Pada awalnya Saga dan Crystal yang duduk bermesraan di ruang tamu tak peduli dengan beberapa pelayan yang ke sana ke mari. Mereka tahu bahwa Lizzy tengah mempersiapkan kamar dan mereka pikir yang dibersihkan adalah kamar tamu tetapi melihat baju-baju miliknya dikeluarkan begitu juga kasur besar dengan ukuran king size milik kamar utama yang amat mereka kenali membuat keduanya terkejut dan heran. "Hei kau!" Seorang pelayan wanita berhenti ketika dia dihampiri oleh Crystal. Dia saat itu tengah membawa beberapa gaun milik Crystal. "Kenapa kau membawa baju-bajuku keluar? Apa kau ingin membuangnya?!" "Iya Nona ... Nyonya Lizzy yang menyuruh semua barang-barang anda dibuang ke tong sampah bahkan kasur yang anda tempati juga dibuang." balas si pelayan. "Apa?!" Crystal lalu pergi keluar rumah dan benar saja tong sampah yang sangat kotor dipenuhi barang-barang miliknya. Make up dan aksesoris bahkan sepatu yang baru dia beli ada di sana. "Sialan! Hei kau kemari!" Seorang pelayan mendekat padanya. "Cepat bawa semua barang-barangku masuk ke dalam rumah!" perintah Crystal dengan enteng. "Maaf Nona Nyonya mengatakan bahwa kami tak bisa mengantar barang-barang anda karena itu sudah menjadi sampah!" PLAKK!! "Berani-beraninya kamu bilang semua barangku adalah sampah. Sekarang ambil cepat ambil!" Si pelayan mendengus dan pergi tanpa mau membantu Crystal. Alhasil, Crystal sendiri yang membawa barang-barangnya. Dia juga menghentikan beberapa pelayan lalu mengambil barang-barangnya yang mereka bawa. Sesampainya di sana, Crystal memperlihatkan semua itu pada Saga. "Lihat apa yang sudah dilakukan oleh istrimu?! Baru datang ke sini sudah menganggap dirinya nyonya di rumah ini bahkan semua pelayan melawanku karena dia?!" Saga bergeming menciptakan rasa kesal Crystal makin besar saja. "Baiklah kalau kau tak mau membelaku, akan kuperlihatkan siapa yang paling berkuasa di sini!" Crystal lalu berjalan melangkah menuju lantai dua. Tak dipedulikannya panggilan Saga sampai akhirnya pria itu membuang napas kasar lalu mengikutinya dari belakang sebelum setelahnya menyuruh semua pelayannya menaruh barang-barang milik Crystal di ruang keluarga. Sampai di kamar utama Crystal makin marah saja saat melihat kamar yang dia tempati kini dirombak besar-besaran oleh Lizzy yang duduk di koper seraya memerintah beberapa pelayan untuk mendekorasi seluruhnya. Saga selaku pemilik rumah terkejut juga dengan tindakan Lizzy. "Apa-apaan ini?!" Lizzy menoleh dan menorehkan senyum manis yang dibuat-buat. "Kau apakan kamarku?!" Kening Lizzy lantas bertaut. "Kamarmu? Ini kamarku sekarang." "Hei jangan mengatakan hal yang omong kosong! Aku menepati kamar ini lebih dulu dan kau mengklaim seenaknya!" "Memangnya kenapa? Aku istrinya Saga jadi aku berhak menentukan di mana kamarku." balas Lizzy tenang. "Aku ini kekasih Saga! Di antara kau dan aku, akulah yang wanita yang paling disayang dan dicintai oleh Saga bukan kau!" "Lalu aku harus bilang wow gitu? Yah kau memang kekasih suamiku tapi tidak lebih dari itu!" Senyuman evil ditampakkan oleh Lizzy. "Oh ya namamu siapa tadi?" "Crystal. Nisaka Crystal." balas wanita itu seraya berpangku d**a. "Wah nama yang cantik sekali sayangnya namamu itu tak mencerminkan sifatmu. Jadi biarkan aku menjelaskannya padamu Nona Nisaka Crystal." Lizzy berjalan mendekat pada Crystal lalu berjalan memutarinya sambil melihat penampilan dari selingkuhan suaminya itu. "Tolong dengarkan ini baik-baik Nona Crystal. Aku adalah istri resmi dari Saga sedang kau hanya simpanan suamiku saja. Ingat, aku istri dan kau simpanan. Rumah ini atas nama Saga, suamiku! maka aku adalah Nyonya di rumah ini dan hanya aku saja yang bisa memberi perintah sedang kau itu tak berhak memerintah para pelayan di sini karena kau cuma numpang tinggal di sini berkat belas kasihan Saga. Tak lebih!" jelas Lizzy penuh penekanan terutama bagian akhir. "Kau?! Aku hajar kau!" Crystal hampir saja memukul Lizzy dengan mencoba melayangkan tangannya tapi Lizzy sama sekali tak menunjukan dirinya akan ketakutan. "Silakan saja kalau kau memukulku, aku bisa langsung memanggil penjaga untuk melemparmu keluar di sini atau bila perlu aku melaporkanmu atas tindakan kekerasan. Apa kau mau masuk dalam penjara?" Crystal terdiam. Menahan amarah Crystal menurunkan tangannya. Suara klakson mobil mencairkan suasana yang tegang. Secara tiba-tiba, Lizzy menepuk tangannya. "Oh kasurku sudah datang kalian berdua ayo bawa ke sini." Saga mengerutkan keningnya. "Kasur?" "Iya, aku tak mau tidur di kasur yang sama dengan perempuan ini bisa saja kalian sudah tidur di sana beberapa kali ugh, aku tak mau itu menjijikan." "Oh ya memangnya kau punya uang?" ledek Saga kesal karena Lizzy bergidik jijik mengatakan alasan kenapa mengganti kasur. "Tentu tidak bodoh. Aku memesannya atas namamu jadi pergilah bayar." "Apa?! Kau membeli barang atas namaku?!" "Iya, tidak salah bukan? Ingatlah, uang suami sama dengan uang istri jadi pergi sana bayar." perintah Lizzy enteng. "Tidak, aku tak mau! Itu barangmu bukan milikku!" "Tapi aku menggunakan namamu kalau kau tak bayar kau yang ditagih ayo cepat bayar!" Saga mendengus. Pada akhirnya dia tak punya pilhan selain membayar kasur milik Lizzy. Saat Saga pergi Lizzy melihat pipi salah satu pelayan prianya bewarna merah. Tercetak jelas sekali sebuah tangan. "Tunggu dulu, kenapa wajahmu? Apa ada orang yang menamparmu?" Si pelayan melihat pada Crystal yang memandangnya tajam. "Jangan takut katakan saja." "Nyonya, Nona Crystal yang menamparku dari tadi. Dia kesal karena aku tak membantunya untuk mengambil barang-barangnya yang kotor." "Oh begitu, olesi salep wajahmu itu dan karena kau terluka kau boleh beristirahat. Bagi yang sudah menyelesaikan tugasnya juga boleh beristirahat terima kasih karena sudah mau membantuku untuk merapikan kamar ini." Para pelayan pun mulai bubar. Crystal yang merasa tak punya kepentingan ingin pergi juga tapi itu sebelum dia mendengar ucapan Lizzy. "Nona Crystal kau mau ke mana? Jangan pergi dulu, aku belum selesai denganmu." Crystal menoleh pada Lizzy yang langsung melayangkan tamparan keras pada pipinya. "Dasar wanita gila! Kenapa kau menamparku?!" "Karena kau berani menampar pelayanku. Aku tegaskan padamu, kau tak berhak memerintah apa lagi menggunakan kekerasan pada mereka! Sekali lagi aku melihat ada satu pelayan yang terluka karenamu kau akan mendapatkan akibatnya. Ingat apa yang aku katakan, Nyonya dan simpanan, itulah perbedaan di antara kita. Mengerti?" Lizzy lalu bergerak turun meninggalkan Crystal yang menatapnya sengit. See you in the next part!! Bye!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD