Sabiya hanya bisa diam, sesekali melirik ke arah Romeo yang masih memasang wajah garang. Hendak membuka pembicaraan tapi raut itu membuat nyali Sabiya ciut. Memilih diam sembari terus berdoa. Supaya Romeo lebih bisa mengontrol emosinya saat ini. Lagi pula Sabiya tidak ada niat lain. Sabiya hanya belum siap sampai nekad membohongi Romeo. Tidak pernah mengira jika responnya akan semengerikan ini. Romeo tidak akan memanggangnya dengan luapan emosi, 'kan? Keduanya masih berada di parkiran gedung pernikahan Alvaro dan Mira. Romeo belum berniat melajukan mobilnya. Padahal kedua tangannya sudah bertengger di atas setir sejak tadi. Sabiya tahu betul, Romeo sedang menahan amarahnya. Padahal jika seperti ini adanya, Sabiya lebih memilih dimarahi. Wajah datar dengan rahang mengeras itu jauh lebih