72 | Nenek Lampir

1108 Words

"Makasih," ucap Annisa saat mobil yang dikendarai oleh Barra sudah berhenti di bahu jalan setelah menempuh perjalanan yang diisi dengan keheningan. Baik ia ataupun suami sama-sama tidak ada yang memulai obrolan. "Cha!" panggil Barra saat wanita itu sudah membuka pintu mobil. "Kenapa?" tanya Annisa, mengurungkan niat untuk turun dan menoleh pada suami. "Nanti sore ...." Barra membuka mulut tetapi tidak mengeluarkan suara karena lidahnya tiba-tiba saja menjadi kelu. "Nanti sore kenapa?" tanya Annisa. "Nanti sore ... em mau ajak Kean keluar." "Oh. Boleh tapi jangan pulang malem. Sebelum Maghrib udah harus di rumah. Kean mudah sakit kalau kena angin malam." Annisa berujar sambil turun dari mobil. "Ish! Aku kan harusnya ajak dia pulang bareng. Bilang kalau sore nanti aku jemput dia. Kena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD