Delapan belas empat puluh enam menit, Jayden dan Lintang keluar dari apartemen mencari marketplace yang menyediakan bahan masakan untuk makan malam mereka. Kali ini Jayden mengemudi, Lintang duduk nyaman di sampingnya tanpa melepas tautan tangan mereka. "Emang mobilnya bisa dibawa pulang nanti?" tanya Jayden melirik Lintang. Gadis itu mengangguk. "Bisa asal ada surat-menyurat. Lin juga udah minta sama mereka buat nyiapin suratnya, jadi nanti tinggal ke sorum biar mereka yang urus jadi kita cuma ongkang-ongkang kaki deh." "Songong ya, sama kayak kakak iparnya." "Hahaha." Jayden menarik tangan Lintang lalu mengecupnya mesra. "Aduh, terbang-terbang dah." Lelaki itu terkikik geli mendengarnya. "Nggak bakal terbang, orang pengikatnya ada sama aku kok." katanya. "Hem, boleh lah boleh l