Bab 14. Mendekati

1175 Words
Kevin baru saja tiba dirumahnya setelah mengerjakan tugas tambahan yang diberikan guru padanya sehingga Kevin sampai lupa melihat ponselnya yang kini sedang kehabisan daya. “Bik inah, Karin udah pulang belum kok mobilnya pak Yadi gak keliatan” tanya Kevin pada asisten rumah tangganya. “Kayaknya belum den soalnya dari tadi mobilnya pak yadi sudah berangkat jemput non Karin disekolah” Jawab Bik inah. Kevin melihat jam tangannya “Ini sudah jam lima lewat harusnya Karin sudah pulang satu jam yang lalu kemana itu anak bandel pergi” gumam kevin. Kevin menoleh ketempat biasa mobil yang menjemput Karin terparkir kemudian menggeleng pelan kemungkinan adiknya itu sedang mencari album yang sedang diincarnya. Kevin mendesah pelan dengan sikap adiknya lalu memutuskan kembali kekamar untuk ganti pakaian namun suara mobil menghentikan langkah Kevin untuk kembali berbalik, itu pasti Karin “Bisa-bisanya jam segini baru pulang awas aja ya kalau nanti gak mau belajar” Ucap kevin sebelum menghampiri Karin didepan. Melihat karin yang dibantu turun dari mobil oleh pak Yadi membuat kevin bergerak cepat menghampiri adiknya, Tadinya karin pikir Kevin akan membantunya tapi ia salah ketika jeweran dari Kevin langsung karin terima “Kamu bikin ulah apa lagi sih Rin kok sampai kayak gini!” omel Kevin. “Aduh aduh Kak! Adeknya sakit bukannya dibantuin malah dijewer kayak gini” Protes Karin sambil berusaha melepaskan tangan Kevin darinya, Kevin berdesis pelan kemudian menoleh kearah Pak Yadi “Biar saya aja pak yang bawa bocah bandel ini” kata Kevin, Pak Yadi mengangguk mempersilahkan. Karin memeluk leher kevin ketika cowok itu memberikan punggunya untuk menggendong Karin “Kak besok aku mau nuntut Doni jadi siapkan surat-surat sama pasal penangkapannya ya” ucap Karin. “Kamu kenapa mau nuntut Doni emang tuh anak bikin salah apa sama kamu hm! Mending gak usah cari gara-gara deh bikin orang cemas aja” Gerutu Kevin, Karin memanyunkan bibirnya. “Soalnya aku begini gara-gara nabrak Doni masa dia belok gak pake lampu sen terus aku tabrak deh dan badanku yang sexy ini mental nimpuk lantai kan sakit sampe gak bisa jalan gini gimana kalau tulang pantatku ada yang retak” Kata Karin yang dibalas decihan oleh kevin. Kevin menaiki satu persatu tangga sampai tiba dikamar karin menyuruh Karin duduk sebelum Kevin berbalik dan menyentil kening cewek itu, Karin memberengut “Kak Kevin kasar banget sih jadi abang!” “Karina! Kamu tuh bukan anak kecil lagi loh yang sukanya main boneka barbie. Lagian aku sudah tau kamu tuh kelakuannya kayak gimana jadi jangan buat Doni jadi kambing hitamnya dan juga badan kamu tuh gak ada sexy-sexy nya mending gak usah kepedean” Kevin berbalik untuk keluar dari kamar karin tapi cowok itu berbalik lagi “Oh ya nanti malam gak ada istilah nolak belajar cuman mau nonton Drakor, Paham!” barulah setelah itu Kevin benar-benar keluar dari kamar Karin. Karin mendesah panjang mengambil salah satu bonekanya secara acak dan memeluknya erat. _____ Altar duduk disalah satu bangku taman melihat beberapa anak-anak berlarian bersama orang tua mereka ada juga remaja yang lari pagi untuk berolah raga, tak hanya remaja ada juga orang dewasa lain yang berlarian. Akhir pekan seperti ini taman alun-alun memang cukup ramai setidaknya keramaian seperti ini tidak sampai membuat telinga Altar kembali bermasalah. Altar cukup bosan ketika terus berada dirumah saja dia butuh refreshing pikiran dan mata selain buku buku dan buku. Bibir Altar mengukir sebuah senyum ketika ada anak-anak datang menghampirinya “Kakak, Aku dari tadi liat kakak cuman duduk disini ayo ikut aku bermain juga” ucap bocah laki-laki 8 tahun sambil membawa bola ditangannya. Tak lama datang seorang anak laki-laki lain “Kenapa kau lama sekali sekarang yang lain sedang menunggu bolanya” kata bocah satunya. “Aku ingin mengajak kakak ini ikut bermain dari tadi aku hanya melihatnya duduk saja” Jawab bocah yang bicara pada Altar tadi “Kakak ayo ikut bermain bersama kami” ajaknya lagi. Altar melihat beberapa anak yang berdiri menunggu bola yang dipegang bocah itu “Kalian bermain saja aku akan menontonnya dari sini” ucap Altar. Wajah anak itu terlihat kecewa tapi setelah itu berbalik untuk ikut bersama teman-teman yang lain dan wajahnya kembali bersemangat. “Aku tidak tau kamu juga suka disini” Altar mendongak saat sebuah air mineral berada didepannya dipegang oleh seorang cewek. Cewek itu mengode botol yang sedang dipegangnya lalu diambil oleh Altar dan saat altar membuka tutup pada botol air mineral tersebut si cewek merebut kembali air mineralnya dan meneguk isinya. Sejenak Altar mengerutkan kening dengan sikap cewek satu ini “Bagaimana lukamu apa sudah mendingan?” tanya Altar. Cewek yang tak lain adalah Karin itu langsung menyuruh Altar menggeser posisi duduknya sebelum Karin duduk di samping Altar. “Sudah lumayan baikan oh ya terima kasih soal bantuanmu kemarin kalau enggak aku pasti gak bisa pulang dari sekolah gara-gara gak bisa jalan” Karin mengubah posisi untuk menatap Altar “Eh Al kamu tau gak masa pas aku sakit karena salah keseleo pinggang kemarin masa mama aku datangin dukun urut dan kamu tau pas di urut tuh rasanya sakit banget sampe aku jerit karena kesakitan tapi untungnya habis diurut udah gak sakit lagi” cerocos Karin yang membuat Altar tersenyum geli. “Bagaimana bisa pinggangmu keseleo?” tanya Altar tak habis pikir. Karin mengedikkan bahunya “Kalau gak ada si endut pasti gak salah urat tapi sudah gak papa aku juga gak jadi nuntut si endut kok berkat dukun urut” jawab Karin. “Oh ya kamu kenapa cuman duduk aja atau sudah selesai lari pagi atau aku yang datangnya kesiangan?” Karin balik bertanya, Altar menoleh sejenak kemudian menggeleng “Aku cuman suka liat pemandangan disini saat pagi lagian aku juga tidak bisa berlari lebih dari 10 menit” katanya dengan senyum dibibirnya. Kepala Karin sedikit dimiringkan “Gak bisa lari? Kenapa? Kamu punya penyakit?” tanya Karin, Altar menoleh lagi seperti kaget dengan ucapan Karin lalu menggeleng pelan, setelah itu sekitar 5 menit mereka terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata. Karin melihat anak-anak yang bermain bola tak jauh dari tempatnya “Nanti malam kamu ada waktu gak?” ucap Karin. Altar menggeleng “Gak ada” jawabnya, Karin menoleh dengan senyum lebar “Kalau gitu aku kerumah kamu ya” katanya. Altar balas menoleh sehingga mereka saling tatap “Untuk?” tanya nya. “Ya untuk ajak kamu pergi jalan-jalan” kata Karin semangat tapi wajah semangatnya tiba-tiba luntur ketika menatap wajah Altar yang tanpa ekspresi “Kenapa? Kamu gak mau ya atau udah ada janji sama pacar kamu” imbuh Karin. Glek! Bukan masalah ada pacar atau tidak tapi ini pertama kalinya ada seorang cewek yang blak-blakan ingin mengajaknya padahalkan yang harusnya mengajak cewek pergi jalan-jalan adalah cowok, namun Altar hanya tersenyum kemungkinan apa yang ia pikirkan itu karena dirinya jarang keluar bersama teman jadi terlalu larut dalam imajinasi yang ia buat sendiri. “Hei malah bengong jadi gimana mau gak” Karin mendorong lengan Altar, Cowok itu malah menatap kearah lain “Ish jangan diem aja kenapa sih takut cewek kamu cemburu? Santai aja aku gak bakal ngerusak hubungan kalian kok soalnya aku sudah punya taehyung yang gantengnya segalaksi” lanjut Karin karena tak kunjung mendapat jawaban dari Altar. Altar terkekeh pelan bahkan kepalanya sampai menunduk sebelum menatap Karin yang masih setia tersenyum, kekehan Altar memudar menjadi ekspresi serius “Kamu kenapa sangat suka mendekatiku Karin, padahal kita baru beberapa kali bertemu” tanya Altar yang mampu membuat senyum Karin juga memudar berubah menjadi tatapan datar seolah tengah berpikir jawaban dari kalimat Altar barusan. ____ Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD