Mentari menepati janjinya pada Eritha. Gadis itu sengaja meminta cuti hari ini, demi memenuhi keinginan Eritha untuk menemui mak tua dan anggota keluarga yang lain, guna membahas pernikahan Eritha. Mentari juga sangat antusias membantu Eritha mempersiapkan pernikahannya. “Tari, tak kusangkanya kau memang setia kepadaku, hehehe.” Eritha mengoda saudaranya. “Apanya kau ini Eritha, kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juganya.” Mentari memeluk lembut Eritha. “Aku sebenarnya ingin kita menikah bersama-sama. Tapi kata tulang, kau itu terlalu pemilih, susahnya aku berkŏmpromi dengan dirimu. Bisa jadi peráwan tuanya aku, hahaha.” “Apanya kau ini, Eritha. Aku bukannya pemilih, tapi memang belum ada sajanya yang cocok. Ada saja yang membuat diriku menolaknya.” Mentari menjelaskan. “Ah, itu sama