Senyum yang sedari tadi terpatri di wajah Misha tiba-tiba lenyap saat melihat siapa sosok yang berdiri di depan pintu. Jantung Misha terasa berhenti berdetak.Tubuh Misha menegang, rasa takut kembali menyergap.Pria itu berdiri dengan tatapan sendunya menatap Misha penuh bersalah. Mimpi buruk Misha kembali hadir. Kaki Misha terasa seperti jeli, sulit digerakkan. Rasanya, Misha ingin membalik badannya, menutup pintu. Namun, Keduanya hanya diam saling menatap, dengan perasaan masing-masing yang berkecamuk. "A-apa kabar?" Ucapan Alric terbata-bata, merasa lidahnya kelu saat berhadapan dengan Misha. "Dari mana kau tahu alamat ini?" Suara Misha benar-benar terdengar dingin tak bersahabat. Sorot mata dan raut wajah yang sangat terlihat datar. Alric menelan ludahnya susah payah. Ta