"Cha, kamu boleh sih marah, wajarlah, aku juga dukung tetapi, jangan ada keinginan mau pisah ya. Karena aku gak yakin Afi bisa dapat perempuan yang benar-benar serius mendampingi dia," ucap Lala setelah aku menceritakan apa yang membuat aku menangis saat keluar dari apartemen dia. Aku merasa tertipu, ketika ada seorang perempuan yang mengaku penting dalam hidup dia dan dia gak pernah jujur sama aku. Nyatanya, dia gak bisa ngomong ketika aku sebut kode itu. Gimana mau baikkan kalau ada lagi masalah yang terungkap. Satu demi satu keburukan dia tercium, dan jangan sampai ada seorang perempuan bertemu dengan aku terus bilang punya anak sama dia. Aku gak tahu caranya move on apalagi sudah ada benih cinta kami. Eh cinta? Haruskah aku pertanyakan lagi tentang ini? Dalam ingatanku terlin