"Aku boleh kerja gak hari ini?" tanyaku sembari mengecupi bibirnya yang terus manyun memperhatikan wajahku dari tadi. Dulu dia yang selalu menyuruh aku kerja dan kerja tetapi sekarang kalau aku mau ke kantor harus izin dia dulu. Sebelum piring terbang ke atas wastafel pencucian dan pecah berderai. Wajahnya setiap hari sih terlihat kalem, melayaniku dengan senyuman. Tetapi setelah membawa piring kotor sehabis aku sarapan, habislah semua perkakas di dapur berserakan. Si mbok kadang langsung kabur sebelum Icha memasuki area dapur. "Aku pikir-pikir dulu, boleh atau gak," katanya. "Iya, permaisuriku. Kalau aku gak ngantor kita jalan-jalan pakai helikopter temanku, mau gak?" Sesekali buat dia wow gitu atau begini saja. "Kamu mau gak sarapan di Singapore nanti kita makan malam di Macau. Pa