"Umi, serius kita bawa banyak makanan begini ke rumahnya Bunda?" tanyaku, yang sedikit keberatan jika membawa makanan sebanyak ini karena akan keluar masuk mobil berapa kali. "Iya, anaknya banyak 'kan. Seusia kamu saja ada 2 di bawah kamu ada 5. Kamu sudah dibawa Al-Kahfi kesana?" Aku menggeleng karena kami terus bermasalah dan ketika ini terungkap kami juga belum akur. Masuk akal sih karena penghuni rumah itu banyak jadinya harus memberikan kue dengan nononal banyak pula. Aku hanya merasa seperti berjualan kue saja karena ada tampah besar yang berisi kue jajan pasar, tradisional. Bukannya malu, tetapi mereka orang kaya di atas kami, jangan sampai dikira kami menyogok mereka. Eh, gak boleh suudzon, astagfirullah. Kami berdua masuk ke dalam mobil, aku yang mengemudikan. Sepanjang per