Mungkinkah aku terlalu berlebihan dalam bersikap kali ini. Semua orang dihadapanku makan tanpa suara. Biasanya jika berkumpul seperti ini, canda dan gurauan selalu bergema sebelum dan setelah selesai makan. Bahkan 2 kembar bungsu yang selalu berceloteh juga ikut diam dan matanya selalu melirikku. Papah yang biasanya peduli untuk bertanya tentang masalahku juga tak membahas ketika pulang terawih bersama di masjid tadi. Beliau malah sibuk berbincang dengan tetangga yang pulangnya bersama dengan kami, jalan kaki. Aku ingin buka obrolan namun bingung topik apa yang akan diangkat. Satu per satu dari mereka selesai memakan puding sebagai penutup. Mataku dan mata bunda bertemu, beliau mengedikkan dagu lalu aku berdiri dan berjalan menuju taman samping. Semilir angin malam melewatiku ketika