Membuka pintu dan hanya menutup tanpa menguncinya, terserah siapa pun yang akan datang, aku tidak masalah jika mereka langsung masuk ke dalam ruanganku karena aku dan Sherly tidak akan melakukan apa pun. Dia aku bawa duduk ke sofa. Aku duduk berhadapan dengannya yang dibatasi oleh meja. Kedua telapak tangannya menutupi wajah, menangis. Di saat itu juga aku menginterogasi dia. Dengan terisak dan terbata dia menjawab, "Dia mantan pacar tetapi gak mau putus." "Kenapa gak mau putus?" "Dia masih cinta tetapi saya mau aman." Aku mengerling, mau aman dari siapa? "Maksudnya?" "Dia sudah punya istri Pak, saya gak tahu dan istrinya ngelabrak saya dan ngancam mau bunuh saya." Aku tarik ulur napas memperhatikan wajahnya yang sudah bengkak dengan air mata yang terus menetes. Hubungan yang s