Nyaman dan Setia

1027 Words

Diam, gak tahu mau ngapain. Otakku buntu untuk berpikir selanjutnya tentang apa, bagaimana cara mengatasi perasaan ini. Aku gak mungkin larut dalam tangisan yang membuat aku semakin terpuruk. Kata maaf dan maaf selalu aku kirim sebagai pesan namun tak satu pun pesan dariku dibaca meski nomornya aktif dan sedang online. Jemariku yang lemah ini akhirnya bertindak pelan untuk menghapus percakapan kami yang sudah terjalin selama ini. Untung saja HP lama bisa diperbaiki dan jika rindu menerpa, aku bisa melihat percakapan dulu antara aku dan dia. Sekarang mungkin sudah tidak perlu dilihat lagi, langsung saja aku memblokir nomornya. Tanpa ada nama dia di HP akan lebih baik lagi agar aku gak diam-diam ingin menghubungi dia, menjatuhkan harga diriku. "Icha, ayo turun, sudah mau buka puasa."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD