When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Obrolan singkat di ruang makan sepertinya harus berakhir karena sepuluh menit lagi kelas akan dimulai. Mereka pun membubarkan diri dan kembali ke kelas masing-masing. Sesampainya di kelas Owka langsung mencecar Iksan untuk kasih jalan keluar apa yang harus dia lakukan dengan skenario Iksan yang bilang bahwa dia ada keperluan di Pulomas. "San lo yang bener aja, punya ide itu mbok ya diomongin dulu sama gue gitu lho, ini gue harus bagaimana San?" "Tenang nanti gue pikirin, tadi gue cuma mikir, gimana caranya Jani mau ikut kita pulang bareng, kalau gue bilang rumah lo di Kebayoran, lah dia di jakarta Timur, jauh bos! Nggak mungkin nebeng lah dia, jadi gue harus ngarang. Tunggu deh sebentar, siapa tahu gue dapat inspirasi apa yang harus lo lakukan." "Ckk ... lo juga bukannya dipikirin dulu