28. Kualat

1125 Words

“Aku minta, Papa, untuk jawab pertaanyaan aku, Pa! Bukan senyam-senyum begitu!” maki Barra dengan tatapan sinisnya. Namun masih saja Papa tersenyum memandanginya. “Kalau di jalan itu jangan mengebut sesuka hati kamu walaupun jalanan sepi, Bar. Kalau kamu nabrak orang. Kamu juga lho yang repot,” bukannya menjawab, justru kini kembali Papa memberikannya sebuah nasihat yang sungguh memuakan bagi Barra. “Aku butuh jawaban, Papa! Bukan nasihat dari, Papa! Sebenarnya apa tujuan, Papa? Maunya, Papa, itu apa? Papa, kenapa hobi sekali sih mengganggu hidup, Barra! Belum puas, Papa, melihat, Barra, hancur? Masih mau Papa tambah lagi kehancuran dalam hidup, Barra? iya, Pa?!” maki Barra lagi yang berhasil membuat Papa kembali dihantui rasa bersalah pada dirinya. “Nak, Papa, swear. Sama sekali, Papa,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD