Jam pelajaran terakhir baru saja berakhir. Sesuai dengan janjinya, Barra memang pulang tak bersamaan dengan Chafiya. Karena kali ini, ia meminta kepada Bima untuk mengantarkannya menuju sebuah bengkel sepeda yang sebelumnya memang sudah ia tentukan. Yang sungguh, hal ini pun semakin Bima yakini, jika memang benar, Barra memiliki sebuah perasaan yang berbeda kepada seorang Chafiya. Sebab memang sebelumnya, Barra memang tipe seorang lelaki yang begitu cuek. Meski sebesar apapun kesalahan yang telah ia perbuat, selalu saja ia menyelesaikan setiap apapun kesalahan yang telah ia perbuat, dengan uangnya. Bukan dengan sebuah tanggung jawab yang memang harus ia berikan. Ia juga tak pernah memikirkan akan seperti apa perasaan orang itu.
"Bar, yakin lo mau nemenin si, Fiya, buat benerin sepedanya?
