8.

1207 Words
" Ini... Tuan muda? " Vionel tersenyum kearah pria paruh baya itu " Ini temanku paman Braff " " Senang bertemu dengan anda tuan " jawab Valencia yang tertuju kepada pria paruh baya itu " Panggil paman saja nona " pria itu tersenyum hangat kepada Valencia " Apa ada sesuatu yang terjadi paman? " Tanya Vionel kepada Braff " Tuan muda, utusan dari Perdana Menteri Wilton datang membawa surat " pria itu berjalan ke depan " mari duduk nona " sambil mempersilahkan Valencia duduk di kursi panjang yang berada di tengah ruangan. Ruangan itu cukup luas dengan berbagai benda yang mengisi setiap sudutnya, meja panjang yang berada di sudut ruangan dengan berbagai vas bunga, rak dengan bermacam macam buku besar tertata rapi, beberapa pajangan di setiap dindingnya, dan terdapat sekat di antara tempat itu yang menunjukan sebuah ruangan baru. " Saya permisi dulu nona, tuan muda " Braff pergi menuju ruangan di sebelah sekat pembatas yang menghubungkan ruangannya sekarang dengan ruangan lain " Rumah siapa ini ? " Tanya Valencia setelah mengelilingi ruangan itu dengan matanya " Rumah ibuku " jawab pria itu sambil menyandarkan punggungnya di kursi tunggal " Kau memiliki rumah yang cukup bagus, tetapi lebih memilih tinggal di hutan " cibir Valencia Vionel tertawa melihat ekspresi wanita itu, tak lama Braff datang membawa nampan berisi teh dan kue kering yang langsung di hidangkan di depan Valencia " Silahkan di minum nona, tuan muda " pria itu meraih sebuah surat yang terselip di bajunya " ini suratnya tuan muda " pria itu langsung menyerahkan surat kepada Vionel " Kapan surat ini tiba? " Tanya Vionel " Kemarin sore Tuan Muda " Vionel langsung berdiri dan membuka suratnya perlahan ia berjalan dan menghilang di sudut ruangan pembatas. Valencia mengambil kue kering di depannya dan menelannya perlahan " Ini enak... " Gumamnya pelan yang masih di dengar pria paruh baya di depannya Pria itu tersenyum " itu kue almond, tuan muda Dhaupin sangat menyukainya " Tuan muda Dhaupin? Valencia mengerutkan alisnya " Apa utusan kerajaan tidak ada datang? " Suara Vionel yang baru keluar dari ruang sebelah berjalan mendekati Valencia " Itu sekitar dua minggu yang lalu tuan muda " Vionel mengangguk memikirkan sesuatu, pria itu menoleh ke arah Valencia yang sedang mengunyah kue kering " Ayo kita pergi " " Kemana? " Tanya Valencia yang langsung melihat Vionel " Kau tidak ingin membeli gaun? " " Oh tentu saja aku ingin, aku sudah bosan menggunakan ini selama tiga hari " jawab Valencia sambil menarik gaunnya Vionel mengulurkan tangannya kepada Valencia " ayo... " " Tuan muda apa saya harus menyiapkan kamar untuk kalian berdua nanti? " Tanya Braff ketika melihat dua orang di depannya sudah berdiri " Tidak paman, kami akan langsung pergi setelah berbelanja " Vionel menarik tudung jubah Valencia untuk menutupi kepalanya " Kami pergi paman " ucap Vionel sebelum membuka pintu Valencia tersenyum ke arah pria paruh baya itu " terimakasih atas keramahan anda paman " Suasana ibu kota yang padat membuat Valencia sesak nafas, banyak anak kecil berlarian bermain di alun alun, para pedagang pinggiran yang menjual berbagai makanan ringan, berbagai toko dengan menjual pakaian dan beberapa restoran yang tampak ramai pengunjungnya, suara tawa dari orang orang yang berdiri berkumpul di pinggir jalan menghiasi suasana ibu kota Tyndomére yang tampak makmur. Vionel menggenggam tangan Valencia sambil berjalan menyusuri keramaian ibu kota " Kau takut? " Tanya Vionel kepada Valencia " Tidak... Hanya merasa aneh dengan jubah ini, lihatlah mereka melihatku dengan tatapan aneh " Pria itu tertawa melihat Valencia yang berjalan seperti pinguin yang buta, hanya bibirnya saja yang terlihat bergerak Tak lama setelah mereka tiba di depan sebuah bar kecil Vionel melihat seseorang keluar dari sana menuju lorong di sebelah tempat itu " Tunggu disini, jangan pergi kemanapun " ucap pria itu kepada Valencia " Kau mau kemana? " Pria itu tidak menjawab Valencia ia langsung pergi menyusul seseorang dengan diam diam Di balik papan kayu yang bersandar di sebelah lorong Vionel berdiri menghadap sebuah rumah, tidak ada yang melihatnya, hingga suara percakapan terdengar ke telinganya " ..... Banyak " " .......... Seharusnya...... Dimasukan.. " " Beberapa orang sudah membantu...." ".... Harus bergerak cepat....... Ia menuju walayah selatan " " ..... Tuan.... Mengambil beberapa " "...... Cepat lakukan..... " Suara percakapan yang kurang jelas di dengar Vionel membuatnya mengerutkan alis tidak bisa tidak berpikir apa yang mereka maksud Dua orang keluar dari tempat persembunyian itu yang langsung pergi berpencar, Vionel menundukan kepalanya merapatkan tubuhnya pada dinding agar tidak terlihat Di sisi lain Valencia berdiri memperhatikan sekitarnya yang ramai sambil menunggu Vionel datang, tiba-tiba seorang anak kecil menarik jubahnya " Nona kau terlihat menakutkan dengan jubah itu " " Benarkah? " Tanya Valencia, wanita itu langsung menarik tudungnya sedikit memperlihatkan wajahnya Gadis kecil itu mengangguk, ia menyodorkan sepotong roti kepada Valencia " cobalah nona, ini enak, kau berdiri seperti patung disini " Valencia ragu untuk mengambil potongan roti itu tapi melihat mata pihak lain penuh harap akhirnya Valencia mengambilnya " Makanlah " gadis kecil itu menunjuk pedagang di depannya " pedagang itu menjual roti ini " Valencia mengangguk sambil memasukkan roti itu kedalam mulutnya " ini enak, ada daging di dalamnya " " Nona bisa membelinya disana ada banyak roti seperti ini " " Boleh aku tahu namamu gadis kecil? " Tanya Valencia kepada gadis itu yang memiliki rambut panjang yang diikat tinggi mungkin usianya sekitar 8 atau 9 tahun " Namaku Aletta " " Terimakasih Aletta " ucap Valencia dengan senyumnya Valencia berjalan menuju pedagang yang di tunjukan gadis kecil itu sambil memegang sisa potongan roti itu di tangan kanannya, tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang berjalan kearahnya " Maafkan aku, aku tidak sengaja " ucap Valencia kepada wanita itu, entah ia yang menabraknya terlebih dahulu atau wanita itu yang memang berjalan kearahnya dengan sengaja. " Tidak sengaja? Kau berjalan kearahku dan menabrakku! " Ucap wanita itu dengan suara sedikit keras yang membuat orang-orang mulai melihat ke arah mereka " Aku tidak sengaja, aku tidak melihatmu maafkan aku " " Apa kau buta? Pantas saja kau tidak melihatku, lihatlah kau saja menggunakan jubah yang menutupi kepalamu, dasar orang aneh! " Wanita itu memiliki rambut pirang dan menggunakan gaun mengembang, garis wajahnya seolah menunjukan kesan menindas. Sibuk menilai pihak lain Valencia tidak mendengar suara ringkikan kuda yang berjalan mendekat ke arahnya, orang orang di sekitarnya mulai bergerak ke samping memberi jalan kepada orang-orang yang menunggangi kuda Suara suara mulai terdengar riuh dengan sapaan ' Salam Paduka Yang Mulia 'dengan bersamaan memberi hormat, beberapa orang mulai membungkuk hingga wanita yang berada di depan Valencia terlihat kaget wanita itu langsung membungkuk dan berkata " Salam Paduka Yang Mulia " Melihat sikap aneh wanita itu Valencia mengerutkan keningnya merasa aneh. Apa ia memberi salam kepadaku? Valencia mengedarkan pandangannya melihat sekitarnya juga membungkuk hormat ke arahnya berdiri hingga suara seorang mengintrupsinya " Apa yang kau lakukan? Beri salam kepada Yang mulia Raja! ". Valencia tersentak angin bertiup menghempaskan tudung jubahnya saat ia berbalik menghadap orang yang berbicara di belakangnya, rambut platinum keemasannya terurai tertiup angin dan menampilkan wajahnya yang sedari tadi tertutupi jubah " Raja? " Pandangan Valencia jatuh kepada seorang yang menunggangi kuda di depannya, mata amber keemasannya yang memiliki pupil vertikal menatapnya lekat seolah ia adalah mangsa " kauu!.... " *****†*****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD