Merenung

1713 Words

Adit menyenggol lengan istrinya begitu melihat tampang kusut Ardan yang berjalan melewati mereka. Keduanya sedang duduk di sofa depan televisi yang letaknya di dekat tangga. Sementara Ardan muncul dari depan kemudian melewati mereka dan menaiki tangga dengan lesu. Dina memerhatikan tampang lesu milik saudara kembarnya yang sangat berbeda dibanding saat berangkat tadi. Firasat mereka langsung tidak bagus soal ini. Ya walau sudah biasa sih. Kan biasanya memang begitu ya? Sejak kapan nasib Ardan bagus apalagi soal asmara? Hahaha. Mereka tentu tahu hal itu sih. Lalu? Saat Ardan sudah masuk ke kamar, Dina menampar punggung suaminya dengan kuat hingga Adit mengaduh-aduh kesakitan. Lelaki itu mengernyit heran sambil mengelus punggungnya yang kesakitan. Tamparan istrinya ini kenapa kuat banget si

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD