"Ngomong sebentar aja, abang." Ardan tetap menggeleng untuk ke sekian kali. Ia sudah membuka pintu mobilnya. Menyuruh Diana masuk. Menurutnya, sekarang bukan saat yang tepat. Apalagi mood-nya juga tak begitu membaik sih. Ujung-ujungnya akan percuna. Namun itu juga hanya alasan yang ia buat-buat. Hal yang paling penting kenapa ia enggan membahas persoalan tadi adalah karena ini sudah larut malam. Mamanya juga pasti mengomel karena ada perempyan datang ke rumah laki-laki selarut ini. Kadang adab itu adalah hal yang paling utama da harusnya memang paling dipentingkan dibandingkan dengan yang lain. Sementara Dina dan Adit sudah menunggu di dalam mobil. Tadinya, hanya Adit yang akan ikut mengantar Diana pulang bersama Ardan. Namun Ardan teringat abahnya Diana, ia berpikir untuk mengajak Dina