Bagian 1 Dia seorang gadis
Shiiiiiirrkk… suara rem sebuah mobil, terdengar begitu mendadak, dan detik berikutnya dhumm terdengar menghantam seseorang dan sepedanya. Walaupun sang supir sempat minginjak pedal rem namun hantaman keras masih menabrak benda didepan nya.
“Chiitt…. “Upatnya,,, astaga kenapa ada yang menyebrang sembarangan.. “Apakah aku tinggal kabur saja pikirnya sambil mebangting stir kemudi..
Akksara bergegas memeriksa, “syukurlah masih bernafas” ucapnya. “hei .. hei.. hei.. bangun,” diguncangnya orang yang ditabrak namun tidak ada tanda-tanda kesadaran.
Akksara terlihat sangat gelisah, setelah ugal-ugalan menabrak orang yang sedang mengayuh sepeda, dan parahnya lagi dia tidak sadarkan diri.
Saat kepala gadis itu di angkat, terlihat banyak darah di telapak tangan nya dan bahkan dikepalanya sekarang terus mengeluarkan darah.
“Chiitt…. “Upatnya, sungguh merepotkan. Mata Akksara melirik sekelililing memastikan tidak ada yang menyaksikan kejadian itu.
Beruntung tidak ada yang menyaksikan kejadian itu, dengan cepat membopong orang yang terluka di jok belakang mobilnya dan tak lupa sepeda dan beberapa barang gadis itu ikut di boyong ke bagasi belakang.
Tak ingin membuat kesalahan dengan membawa gadis itu kerumah sakit tentu akan diintrogasi akibat kecelakaan, dan jika terjadi kecelakaan maka polisi akan turun tangan. Ini masa bebas bersyaratnya jika melakukan kesalahan mungkin akan kembali ke juruji besi itu lagi.
“Ahhhhkkk, teriak AkKsara terlihat frustasi sambil mengusap rambut nya. Di rogoh nya saku celana nya dan dia menemukan smartphone nya, terlihat jarinya dengan lincah menggeser layar, dalam keadaan panik dia menelpon…tuuuuut…..tuuuu…. terdengar suara sambung, tidak lama kemudian terdengar suara di seberang “ada apa“ ? sedikit jutek. “ pasti kamu melakukan kesalahan makanya menelponku “ tebakan orang di seberang tepat.
“Bang Leon” tolong aku, kali ini. ucapnya cepat. “kali ini katamu”? bukan nya setiap melakukan kesalahan harus selalu aku yang turun tangan? Suara di sebrang terdengar acuh tak acuh seperti mengomel juga.
“Bang ini terakhir kali, sumpah aku akan menurut padamu dan apapun mau mu akan aku turuti asal abang menolong ku kali ini juga, aku tidak ingin masuk kepenjara lagi bang” ucap aksara cepat, sambil membuka pintu mobil dia tidak ingin membuang waktu, mengingat ada yang tak sadarkan diri didalam mobilnya.
“janji ya” orang di seberang dengan seringai jahat membuat Akksara harus berjanji.
“baik bang aku janji”. Jawabnya tegas.
Orang diseberang sana sudah menekan rekaman perjanjian mereka, dia Baleon adinata tidak akan penah melupakan janji orang tentu dengan bukti juga.
“berjanji akan melakukan apapu yang ku mau ucap Leon kembali”
“aku janjin ‘b******k“ maki Akksara dengan putus asa. “segera kerumah ku sekarang dan bawa seluruh pelengkapan dokter yang kamu punya dan selamatkan seseorang, ucap Akksara panjang lebar.
“tunggu ucap Leon, Kali ini aku harus apa coba ucapkan dengan jelas” ucap Leon tegas.
“aku menabrak orang dan kepalanya berdarah sekarang tidak sadarkan diri aku akan segera pulang kerumah” tunggu aku dirumah ya bang, ucap Akksara dengan putus ada. Lalu telpon di tutup dan segera menginjak pedal gas dan mobil pun melaju dengan kencang.
Sementara yang di telpon Baleon, shiit dasar adik tak tau diri, tidak tau kah aku masih praktek dan sekarang pasien sedang mengantri.
Namun tak punya pilihan lain dengan sejuta alasan akhirnya berhasil keluar dari praktek nya dan bergegas menyiapkan keperluan rawat dan beberapa alat jait dan peralatan lainya ikut dibiyong nya dalam tas perkakas, beberapa suster melihatnya heran.
“Dokter Leon memang berbeda”, ucap beberapa suster yang memang tertarik padanya secara bersamaan. “dia selalu menerima panggilan darurat” ucap suster yang lain.
“sudah tampan baik pula” suster lainya nyimbrung lalu tersenyum kesemsem dengan ucapanya.
Lalu Baleon bergegas berlari keparkiran, sengaja itu dilakukan agar tidak ada rekan kerja yang mengintrogasi. “Ufffhhhs akhinya selamat juga dari tatapan penuh tanya mereka” hela nafas Baleon,
“Sara kamu harus membayar ku dengan tepat kali ini” aku tidak mudah membolos” kembali seringai senyum jahat terukir diwajahnya. Setelahnya bergegas mengemudi mobilnya mengikuti perintah Akksara.
Akksara mengemudi mobil dengan kecepatan penuh, memecahkan keramainan kota saat itu, suara klakson terus berbunyi petanda meminta jalan untuk melaju lebih cepat. Seorang pria kawatir karena perbuatanya membuat orang di jok belakang tidak sadarkan diri.
Beruntungnya bukan dijam sibuk jika sore hari atau pagi mungkin jalanan penuh dengan kendaraan dan tentu hanya ambulan yang bisa melaju dengan kecepatan kilat.
Mobil terus melaju, dua puluh menit kemudia mobil tiba di depan sebuah rumah mewah,, Tiin…Tii.. Tii.. terdengar suara klakson mobil Akksara yang terlihat sangat terburu-buru. Penjaga didepan dengan cekatan membuka pagar, mereka sangat tau tuan nya tidak pernah sabaran menunggu.
Setelah pagar dibuka, mereka meberi hormat, Akksara terlihat tidak peduli dan melajukan mobilnya hingga ke depan carport rumah nya.
Terlihat dari spion mobil Akksara dibelakang nya suda masuk Baleon dan juga memarkir kan kendaraan nya di belakan mobil akksara. “ syukur lah dia datang tepat waktu” Ucap Aksara. Lalu bergegas turun dan membuka pintu mobil belakang dan menggendong nya kedalam rumah.
Pintu rumah tidak tertutup dengan rapat, ada celah sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk masuk, Akksara pun menendang pintu dengan kakinya agar terbuka lebih lebar. Dengan segera masuk dan membawa orang yang di tabrak ke kamar tamu. Baleon mengikutinya dari belakang sambil bersiul. “akhirnya aku kembali lagi kesini” hahahaha ketawa Baleon terdengar berdengung.
Buruan jangan membuang waktu dengan bersiul disitu, “jika mau tinggal disini bang Leon bisa tinggal disini selamanya” ucap Akksara cepat. “Benar ya boleh ya, ingat itu ucapanya jangan tarik lagi” aku lelah tidur diasrama dokter” ucapnya Leon kembali.
Akksara membaringkan tubuh yang dibawa dengan hati-hati. Setelah tubunya dibaringkan Baleon dengan cekatan datang memeriksa. “bawakan air hangat dan handuk” ucap Baleon. Akksaran dengan cekatan berlari mengambil keperluan yang di perlukan.
Baleon kembali mengecek kondisi pasienya, setelah memastikan tidak ada luka lain selai luka di kepala bagian belakang, lalu dua kancing kemeja bagian atas dibuka untuk kembali mengecek kondisi pasien, , betapa kagetnya Baleon ternyata dia seorang gadis. Masih bersikap profesional, kembali meletakkan stetoskop dokter untuk mendengar denyut jantung nya, syukurlah tidak terjadi apa-apa. “cukup menunggunya sadar” batin Baleon.
Akksara datang dengan membawa baskom air hangat dan juga handuk putih. “ini bang, aku taru di mana” ucapnya masih terdengar suara panik.
“sini berikan padaku” ucap Baleon, kamu ambil handuk dan juga air panas lain, bersihkan pasien nya, dia akan terimfeksi jika kotor ucap Baleon cepat.
Baleon dengan cekatan mebersikan darah dan juga menjahit sisi belakang kepala yang ternyata tidak begitu parah. “sudah selesai” ucap Baleon.
“sudah ?, tanya Akksara. Begitu saja? Tanyanya, Baleon hanya tersenyum lalu berucap “tidak, kita harus menunggu nya sadar, ini aku pasang infus juga, aku akan berjaga disini sampai dia sadar, kalau dalam beberapajam tidak sadar mungkin harus kita bawa ke rumah sakit untuk mengecek lebih lanjut” jelasnya panjang.
“tidak jangan bawa kerumah sakit” ucap Akksara cepat. “tidak? Mau membuatnya mati disini? Aku tidak mau tanggung jawab” ucap Baleon kembali.
“Bang leon tolong sadarkan dia segera” Mohon Akksara. Aku tidak mau masuk penjara lagi ucap nya lagi.
Akksara terus mengelap seluruh tubuh gadis itu, saat kemeja ingin dibuka, Baleon melihat dan langsung melarangnya, “jangan buka” .
“kenapa?, tanya Akksara.
“ehm ,,, dia seorang Gadis” ucap Baleon. Seketika mereka saling memandang.
“lalu, siapa yang akan membersihkan nya? Kita biarkan saja ? ucap Akksara.
“tidak adakah pelayan dirumah mewah ini yang bisa membantu ? tanya Baleon kembali.
“tidak aku tidak suka wanita ada dirumah ku” semua yang bekerja disini adalah pria ucap Akksara cepat.
“kamu saja yang lakukan,” handuk basah itu di lempar ke Baleon, dengan sigap handuk berhasil ditanggkap, dan akksara pun meninggalkan Baleon dan gadis itu yang masih menutup matanya.