XX

2014 Words

“Ck!!!!” Afrak berdecak pelan. Langkahnya maju mundur, gemetar. “Emang gak ada cara lain ya? Gimana kalo mereka liat wajah gue? Bisa almarhum gue.” “Ingat perkataan adalah doa,” sahut Atreya santai. Afrak spontan langsung menggeleng pelan, mengangkat wajahnya, memohon perkataan buruknya di hapuskan. “Frak, buruan maju.” “Kenapa mesti gue sih? Kenapa gak bung Abimayu aja.” “Eh, Lo mau nyuruh yang lebih tua dari kita? Di mana adab santri Lo.” “Ya udah kalo gitu Lo aja.” “Eh, gue? Gue kan ketua. Gue juga harus memastikan keselamatan anggota yang lain juga kan?” “Ck! Ya kenapa harus gue?!” “Lo bilang semak-semak gak akan berhasil. Jadi cuman ini cara terbaik.” “Lo lari ke arah selatan, tarik perhatian mereka, terus Lo lari ke arah dekat batu itu. Jangan lupa baca dzikir biar

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD