“Apa? Kenapa melotot?” lanjutnya. Aku hanya diam dan mengunyah camilan. Dari pada aku semakin kesal jika menjawabnya. “Eh Din, maaf ya. Aku malah ngajakin teman yang enggak jelas ini. Soalnya besok aku sudah balik lagi.” Dia mengucapkannya dengan sangat santai. Jika tidak ada Dinda di sana, sudah aku jitak kepalanya. “Memangnya mau kemana lagi?” tanyaku padanya. Heran, anak ini baru sampe dah mau pergi lagi. “Biasa pebisnis, sibuk banget aku,” ucapnya genit. Sabar, sabar, ucapku dalam hati. “Jadi, apa pengumuman penting yang mau kamu kasih tahu kemarin?” tanyaku padanya. kemarin, dia menggebu ingin bertemu, ada hal penting katanya. “Ah, aku hampir lupa. Aku ada pameran lukisan di semarang, kalau ada waktu dateng ya.” Dia mengeluarkan dua buah lembar tiket. Satu dia berikan padaku