bc

Cinta Setengah Mati

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
family
HE
age gap
friends to lovers
arranged marriage
kickass heroine
blue collar
drama
tragedy
sweet
campus
city
office/work place
secrets
affair
like
intro-logo
Blurb

Aira sangat mencintai Atha yang tidak lain adalah kakak sepupunya sendiri. sedangkan Atha menganggap Aira sebagai adik. Atha sangat sayang pada Aira tapi hanya sebatas sebagai kakak. mengetahui itu, Aira sangat takut rahasia hatinya terbongkar. iya pun melakukan segala cara untuk mengubur perasaannya. hingga suatu hari, Tante Yulia membutuhkan donor hati. Aira yang tidak tega melihat Atha yang sangat bersedih, terpanggil untuk mendonorkan hatinya. tentu saja, orang tua Aira tidak setuju dengan keinginan Aira. lalu bagaimana kisah selanjutnya, ikuti sampai selesai yuk

chap-preview
Free preview
Bab 1 Perkenalan
Bab 1 Perkenalan Aira mendadak gugup saat Atha mengenalkan Zafira padanya, hatinya bagai dicubit sampai membuatnya susah bernapas. Tangannya gemetar, untung saja ia sudah selesai memindahkan makanan dari nampan ke meja. “Hai Aira, salam kenal?” Zafira menjulurkan tangan sambil tersenyum ramah. Walau baru pertama kali bertemu, Zafira seperti sudah lama mengenal Aira. Atha sering bercerita tentang gadis bertubuh mungil itu. “Hai mba Zafira, salam kenal kembali,” sahut Aira tersenyum canggung. Sebenarnya ia ingin tersenyum lebar, tapi bibirnya terasa kaku. Aira tidak mengerti mengapa tiba-tiba lidahnya kelu. Bahkan lututnya terasa lemas seolah tak bertenaga melihat Atha dan Zafira duduk berdekatan. “Silakan menikmati hidangannya…” ujar Aira memaksakan diri tersenyum mendengar ucapan terimakasih dari Zafira. Perlahan, kakinya bergerak menjauh dari sepasang kekasih yang baru jadian itu. Aira berjalan sambil merutuki diri. Tidak mengerti mengapa hatinya begitu sakit melihat Atha dekat dengan Zafira. Bukankah Atha hanya kakak sepupunya? Harusnya ia ikut senang melihat Atha Bahagia. Tapi, lihatlah, betapa konyolnya ia hari ini. Ia tidak suka melihat Atha bahagia dengan wanita lain. Adik sepupu macam apa dia? “Huff” Aira menghempas nafas yang terasa berat menghimpit d**a. Ia terdiam sesaat sembari menatap tumpukan nampan yang tersusun rapi di meja yang terbuat dari alumunium. Senyum Atha dan Zafira terus terbayang di kepalanya. Duh, Aira, ada apa denganmu? “Woi, ngelamun aja! Tetangga gua abis ngelamun masuk ICU!” ujar Radit menarik nampan dari tangan Aira, lalu meletakkannya di atas meja. Dengan cekatan, ia mengambil pesanan tamu yang siap di sajikan. “Nih, antar ke meja tujuh,” Aira terkesiap, matanya membulat menatap Radit, lalu beralih menatap nampan yang berisi Ayam bakar, sayur asem, tahu, tempe goreng, komplit dengan nasi dan sambal, “Ngak bisa banget ya, lihat orang nganggur!” Ujar Aira meraih nampan dari tangan Radit. “Dari pada lo masuk ICU kayak tetangga gua, Noh, mau?” balas Radit menatap Aira yang melotot padanya. “Sialan! Lo doain gua masuk ICU?” Aira memasang wajah jutek, tanpa menunggu jawaban, Aira berbalik menuju pintu. “Bukan doain, chaby,… tapi ngingetin!” jawab Radit yang masabodo Aira mendengar atau tidak. Aira berjalan sambil membawa nampan menuju meja tujuh. Hati hati, Aira meletakkan dan Menyusun menu pesanan. “Silakan,” ujar Air tersenyum ramah, “Ada lagi yang bisa saya bantu?” “Saat ini cukup, Mba,” jawab wanita yang terlihat tidak sabar lagi ingin menyantap makanannya. “Selamat menikmati,” sahut Aira sedikit membungkukkan kepala, lalu beranjak pergi. Dari sudut matanya, ia melihat Atha dan Zafira yang terlihat asyik berbincang. “Aira!” panggil Atha tepat saat gadis bertubuh mungil itu lewat di depannya. “Ya?” Sahut Aira berhenti melangkah, lalu berbalik menghadap ke arah Atha. “Kak Atha mau nambah pesanan?” tanya Aira menghindari kontak mata dengan dokter spesialis jantung berwajah tampan di depannya. “Tidak, aku sudah kenyang. Kamu pulang jam berapa?” Atha menatap Aira sambil menunggu jawaban dari pemilik pipi Chaby di depannya. “Jam empat,” jawab Aira sekenanya, ia seduh bisa menebak kalimat berikutnya yang akan keluar dari mulut kakak sepupu sekaligus tetangganya itu. Atha melihat arloji yang berwarna kuning keemasan di lengannya. “Setengah jam lagi… ya sudah, Kak Atha tungguin.” Aira mengangguk dengan ekspresi wajah datar. Sebenarnya banyak umpatan yang ingin dia tumpahkan pada Atha, sebagai bentuk protes atas sikap manis Atha pada Zafira. Tapi, gadis yang tak lama lagi akan berusia dua puluh tahun itu cukup sadar diri. Siapalah dia dibandingkan dengan Zafira yang merupakan seorang dokter muda berwajah jelita dan memiliki orangtua yang kaya raya. Tidak seperti dirinya yang kuliah pun harus sambil bekerja. Jauh di lubuk hatinya, ia sadar kalau sebaik apapun Atha selama ini padanya, Atha hanya menganggapnya sebagai adik sepupu tidak lebih dari itu. Aira merasa konyol dengan rasa cemburu yang menggelayuti hatinya. Aira berjalan meninggalkan Atha dan Zafira yang kembali mengobrol. Aira terus mengumpat kekonyolan rasa di hatinya. Istighfar Aira… Istighfar.... Bisiknya dalam hati menasehati diri sendiri. Mencoba menepis rasa suka yang tak ingin ia akui. Perasaan macam apa ini? Makinya dalam hati. Aneh. Kenapa baru sekarang dia cemburu pada Zafira? Bukankah dia pernah mendengar dari mulut tante Yulia kalau Atha punya pacar, namanya Zafira. Lalu kenapa dia syok saat Atha mengenalkan dokter cantik itu? “Yaelah… Bengong lagi!” Radit geleng-geleng sambil mengelap piring dengan kain serbet, lalu menyimpannya ke dalam buffet. “Lo mikirin apa. Sih. cuy, dari tadi bengong mulu?” “Huff!” Aira menarik napas dalam, lalu meraih serbet yang tegeletak tak jauh darinya, kemudian ikut mengelap piring dan peralatan makan lainnya yang baru saja selesai di cucu oleh Radit. “Gua malas pulang bareng kak Atha, tapi gua nggak punya alasan untuk menolak ajakannya,” “Tumben!? Biasanya lo paling demen kalau dia nyamperin terus ngajak pulang bareng?” “Malas gua… Kak Atah kan bawa pacar. Ntar gua jadi obat nyamuk lagi di mobil.” “Ahahaha…. Ow… jadi karena itu lo males pulang bareng kakak sepupu lo yang sok perhatian itu?” Aira mengangguk, membenarkan tebakan Radit. “Males banget gak, sih, nemenin orang pacarana?” timpal Aira sungut sungut. “Ya iya lah…. Ngapain juga, lo, pulang bareng mereka.” “Terus, alasan gua apa? Nggak mungkin juga kan gua bilang ke kak Atha, malas jadi obat nyamuk mereka,” Radit manggut manggut, mencoba memikirkan situasi yang dihadapi Aira. “Yaudah bilang aja kalau lo mau jalan bareng gua,” “Kemana?” Selidik Aira menaikkan alisnya menatap Radit. “Em,….” Radit berpikir keras mencari tempat untuk dituju. “Bagaimana kalau kita ke Cibis Park? Gua mau jogging tipis-tipis. Lo, bisa lanjut bengong di sana,” “Ish… gua juga mau jogging, kalee! Ngapai juga gua bengong di pinggir kolam!” protes Aira dengan wajah jutek. Radit tergelak melihat Aira memasang wajah garang. Dia paling suka melihat ekspresi Aira yang satu ini, menurutnya, itu ekspresi terkonyol yang dimiliki gadis berkulit putih itu. “Eh, mau kemana?” tanya Radit melihat Aira tiba-tiba beranjak menuju pintu. “Mau bilang kak Atha kalau gua mau jalan sama, lo.” Ujar Aira berbalik menghadap Radit. Sesaat kemudian, tubuhnya menghilang dibalik pintu. Aira berjalan menuju meja Atha dan Zafira duduk. Sekeras apapun ia berusaha menjaga agar tidak tersakiti saat menatap dua sejoli di depannya, tetap saja ia merasakan perih di sudut hatinya. Gua kenapa, sih? Gumamnya dalam hati, merutuki rasa nyeri yang membuatnya tidak nyaman. “Sudah pulang? Belum jam empat,” tanya Atha sambil melihat jarum jam arlojinya. “Belum. Aira baru ingat kalau sepulang kerja nanti, Aira mau jalan bareng Radit. Jadi Kak Atha pulang saja duluan,” “Mau jalan kemana? Memangnya nanti malam kamu nggak kuliah?” tanya Atha menyelidik. “Kalau nanya satu-satu, jangan beruntun gitu, bingung jawabnya yang mana dulu,” protes Aira menghindari kontak mata dengan lelaki berhidung mancung di depannya. Ia membuang tatapan mata ke sembarang tempat. Atha menghela napas dan melipat tangan di d**a melihat tingkah Aira yang menurutnya lain dari biasanya. Biasanya, gadis yang lebih muda sepuluh tahun darinya itu akan girang jika dia datang lalu mengajaknya pulang bareng. Atha berusaha mencari sebab dari keengganan Aira, tapi tetap saja ia tidak menemukan jawaban. “Jadi nggak mau pulang bareng, nih?” tanya Atha memastikan. “Hum,” anggak Aira. Bibirnya membentuk garis lurus memanjang. “Ya sudah!” ujar Atha meraih kunci yang tergeletak di meja. “Ayo, Fir, kita pulang duluan,” ajaknya menoleh Zafira yang sejak tadi mendengarkan percakapan mereka berdua. Zafira merdiri lalu menggeser kursinya, “Kami duluan ya, Aira.” Pamitnya. Aira mengangguk sembari tersenyum tipis. Matanya sayu menatap Atha dan Zafira yang berjalan menjauhinya. Kak Atha… panggilnya dalam hati. “Woi, biasa aja ngeliatinnya nggak usah mupeng gitu,” tegur Radit yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya sembari membereskan bekas peralatan makan Atha dan Zafira. “Lo, suka sama kakak sepupu, lo, itu?” tanya Radit berbisik, mendekatkan bibirnya ke telinga Aira. Pertanyaan itu sontak menyadarkan Aira dari lamunan. Matanya membulat menatap Radit. Pipinya yang putih glowing terlihat memerah menahan malu. Dia tidak menyangka pertanyaan menakutkan itu meluncur dengan santainya dari mulut teman kerjanya itu. “Sembarangan! Gila apa, gua suka sama kakak sepupu sendiri!” Jawab Aira berusaha menutupi rasa gugup yang tiba-tiba menyergap. “Emang gila! Amit-amit kalau, lo, sampai suka sama kakak sepupu, lo, sendiri… sempit amat dunia, lo!” Radit mengkibaskan kain lap ke wajah Aira, lalu beranjak pergi. Sigap, Aira mundur menghindari percikan air dari lap basah itu. “Radit sialan!” Maki Aira kesal menatap punggung Radit. Sore seperti ini, kafe sepi dari pengunjung. Nanti menjelang magrib barulah kafe kembali ramai. Aira merapikan meja dan kursi satu persatu memastikan tidak ada sampah dan kotoran yang tertinggal di sana. “Jadi nggak, Cuy?” teriak Radit yang bersiap untuk pulang. “Jadi, donk!” sahut Aira bergegas menuju ruang karyawan. Ia melepas celemek dan menggantungnya di dekat loker. Setelah memeriksa isi tas dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal, ia berpamitan pada aplusannya lalu segera berjalan menyusul Radit menuju parkiran.

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook