Agensi pernikahan VVIP

1359 Words
Paginya.. Zaki sudah menunggu di dalam kamar, menunggu panggilan Adelia. Dia yakin, gadis itu semalam hanya ke sambet kucing garang makanya jadi bertingkah. Tuk tuk tuk tuk… Kok nggak ada suara ketukan? Zaki bangkit dari kasur, mendekatkan telinganya di daun pintu. Yang katanya dewasa malah terlihat bocah, seperti itulah gambaran Zaki sekarang ini. "Kemana dia?" Monolog nya bertanya sendiri, tangannya terangkat memegang gagang pintu lalu pelan-pelan memutarnya. Dengan harapan Adelia berdiri di depan pintu merasa bersalah sudah kurang ajar padanya, hanya angin yang ia rasakan saat pintu terbuka lebar. Tidak ada adelia, kosong. Merasa kesal, dia pun menggulung lengan kemejanya kembali ke kamar mengambil tas dokternya setelah itu keluar. Kaki panjangnya berjalan menuruni tangga, tidak lama ia berbalik mendengar suara langkah ringan di lantai atas. Adelia senyum sambil memainkan ponsel, jadi lentiknya menarik rambut ke ke belakang telinga saat merasa terganggu. Sempat terpana melihat senyum Adelia, Zaki tersadar dan berdehem keras. "Khem," Adelia menaikkan pandangan menatap Zaki sekilas, hanya sekilas lalu melewati suaminya. "Lia," "Hari ini nggak masak, kasian masakannya juga tidak dihargai. Jadi, mulai hari ini no sarapan. Aahh.. jadi ngerasa bebas nggak perlu capek-capek gelut di dapur, tau-tau basi." Adelia senyum lebar ke arah Zaki yang kini melongo mendengarnya. "Emm.. kasian sih, udah capek-capek belajar tau nya tidak ada harga." Sambung nya. "Ah, jadi gini ya rasanya punya suami ngerasa nggak punya. Always happy. Hehe. Bye, kak. Dee duluan ya, selamat bekerja." Ucap Adelia dengan santainya melambaikan tangan memakai sepatu Converse miliknya dan berlari kecil keluar dari rumah. Kejadian itu benar-benar terjadi dan Zaki hanya diam menatapnya tak percaya. Brrmm.. Zaki tersadar mendengar suara motor, ia dengan cepat berlari keluar ingin tau Adelia bersama siapa. Bukan cemburu, hanya kepo. Sayangnya, dia tidak mengenal pria yang memasangkan helm Adelia. Bahkan Adelia memeluk erat pria yang membonceng nya. Tanpa sadar, tangannya mengepal kuat melihat senyum Adelia tak pernah luntur. Itu bukan Joshua sepupu Adelia, apalagi Oscar. Adelio? Kata mertuanya Adelio masih dalam perjalanan. Aahh… sial. *** "Gimana, kerjaanmu?" Tanya Adelio menyendok buburnya. "Aman aman aja sih, ya… tau kerjaanku seperti apa." Adelio mengangguk kecil. "Suamimu, bagaimana?" Tanya Adelio, berhasil menghentikan suapan Adelia menatap sang Abang kemudian mengangguk. "Aman juga, ya kadang nyebelin kadang juga gitu namanya juga suami istri." "Yakin cuma itu?" "Yakin Abang. Nggak percayaan banget sih, beneran semuanya –" "Kamu lupa ya, kita terikat. Kamu sakit, aku bisa ngerasain itu." Adelia diam. Wajahnya kembali di tundukkan, tangannya bergerak mengaduk-aduk bubur ayamnya. Adelia lupa, baik itu secara fisik dan batin jika dia merasakan lelah ataupun sakit, Adelio pasti merasakan itu juga mengingat mereka kembar identik dan akan selalu terikat. "Mamang, minta bubur sa..dua bubur lagi dong." pinta Adelia mengalihkan pandangan ke arah lain. Inilah yang selalu Adelia lakukan, dia akan makan banyak setiap kegep sama Abang kembarannya. "Makasih mang." Ucap Adelio, meraih sate telur puyuh dan juga acar. Dia mulai menyuapi Adelia. "Mau dibantu?" Tanya Adelio. Biarpun kesal, marah, muak melihat wajah sedih adiknya, Adelio tetap sadar privasi apalagi ini soal pernikahan yang sama sekali dia belum paham. "Jangan, biar Dee aja." "Yakin?" Adelia mengangguk, membuka mulut menerima suapan Adelio. "Kata mom," Adelia nyomot telur puyuh dulu sebentar lalu melanjutkan, "pernikahan adalah peran, dan siapa yang kalah maka dia seorang pecundang. Dee… Abang tau aku 'kan, pekerjaan Dee juga nggak boleh kalah kalau kita benar. Jadi, Dee yakin bakal menang dalam pertarungan ini." ia tersenyum, namun iris matanya tak dapat berbohong. "Mau nangis?" Detik berikutnya… Adelia perlahan terisak kecil. Yang dilakukan Adelio hanya diam membiarkan Adelia mengeluarkan kewarasannya lewat tangisan. *** Pernah jatuh cinta? Sudah pasti pernah merasakan perasaan yang menggebu-gebu disaat orang yang kita sukai membalas perasaan lebih besar dari perkiraan kita. Sayang seribu sayang… pertengahan hubungan bakal ada kerikil kecil menjadi karang menusuk jantung hingga berdarah-darah sampai tidak ingin mengenal cinta lagi. Masalahnya bukan di sana, tetapi pada perempuan di sana. Nadine Azkadina tersenyum lebar melambaikan tangan, sayang nya lambaian itu tidak mendapat respon selain tatapan tajam. Nadine menggerutu dalam hati terlihat dari matanya menghilang karena tersenyum. Dasar sahabat laknat. Dengan langkah anggun gadis cantik berjalan ke arah Nadine dan menerima profil lengkap dari klien VIP yang mesti mendapat bimbingan konseling hari ini sebelum bekerja. Nadine melirik sebentar lalu berkata, "Yang datang kali ini nenek dari klien, dia ingin cucu nya mendapat istri yang mengerti dirinya, harus polos dalam segala aspek kehidupan perkotaan…" "Nadine Azkadina," sela gadis itu menyebut nama lengkap Nadine. Terlihat Nadine melempar tatapan bingung, ia pun bertanya, "masih ingat kita siapa?" "Perusahaan Agensi Pernikahan VVIP." Jawab Nadine polos merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya. Gadis di hadapan Nadine mendelik tajam berkata, "Disini dia minta penanganan lewat VIP, artinya si nenek mau cucu nya di masukkan ke Royal Club dimana hanya orang-orang tertentu bisa ke sana. Belum paham juga? Kalau belum katakan padanya untuk menjodohkan cucu nya dengan keluarganya di pedesaan." "Ahh," Nadine menghela nafas tak lama mengetuk kepalanya. Melihat itu gadis di hadapan Nadine pun tersenyum menyeringai. "Sejak kapan seorang Nadine jadi bego kayak gini. Kenapa nggak terima? Memang benar tuh." Tuturnya mendapat pelototan Nadine. Perlu diketahui, Nadine Azkadina sahabatnya sejak kecil. Dia selalu ada disaat gadis ini rapuh. Nadine tidak meninggalkannya saat keluarganya merasa jatuh sejatuh-jatuhnya sampai rasanya ingin menghilang dari dunia ini. Ah benar juga, kenalkan dia CHELSEA ADINATA KEYSHA binti Muhammad. Keysha juga tau itu terlalu panjang makanya KEYSHA saja. Keysha seorang CEO dari sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pernikahan, lebih tepatnya dia mengatur pernikahan bangsawan untuk 1 persen teratas Indonesia. Keysha mulai pekerjaan ini 7 tahun yang lalu dan memiliki lebih dari 10.000 anggota. Untuk mendaftar setelah diperiksa oleh tim hukum internal mereka. Biaya keanggotaan berbeda, tergantung sesuai dengan kesulitan pencocokan. Kelas keanggotaan pun akan naik dengan seberapa spesifik… tentang apa yang diinginkan dalam hal profesi, pendidikan, penampilan dan keuangan. Peringkat dimulai dari Emerald, yang berharga 4.000 dollar… dan ditangani oleh manajer Reguler mereka. Mereka juga memiliki Safir, Ruby, Berlian dan khusus Royal Club yang akan ditangani 1-on-1, terdiri dari anak-anak tokoh politik dan bisnis… dengan aset lebih dari 100 juta dolar. Untuk biaya keanggotaan Royal Club sendiri itu kisaran 250.000 dolar. Demi terciptanya pertemuan yang nyaman… untuk sejumlah kecil anggota Royal Club, dia dan Nadine memulai proyek ini. Jika bertanya orang seperti apa yang biasanya mendaftar ke Royal Club, Nadine awalnya mencetuskan ide untuk Para anggota Club Royal sendiri… dimana biasanya berada di peringkat 500 teratas di dunia keuangan. Tempat ini bukan sembarang tempat, dengan biaya segitu untuk memastikan mereka bertemu di lingkungan yang nyaman di sebut proyek docking. Singkatnya sih, ini kebetulan yang di buat-buat. Sudah pasti tau dong, orang tua jaman sekarang ingin anak-anak mereka memenuhi takdir mereka. Ini seperti… orang tua mengajukan permintaan, anak-anak mereka tidak tahu. Dengan begitu… anak-anak berpikir bahwa pertemuan mereka memang ditakdirkan. Satu lagi, perlu dicatat khusus buat anggota Club Kerajaan akan merawat mereka selama 3 tahun. Dalam periode ini, mereka akan bertemu mitra sebanyak yang diinginkan. Ada kurang dari 10 orang di club Royal dan kebanyakan orang di klub ini akhirnya menikah. Temukan pasangan hebat, seseorang yang serasi kemudian carilah cinta. Ah benar juga... saat berada di peringkat rendah... jangan harap bisa mendapatkan kualitas tinggi. karena semakin tinggi peringkat maka semakin besar pula peluang untuk pernikahan kalian. Inilah perusahaan yang Keysha bangun setelah meninggalkan gelar asisten dosennya. Agen Pernikahan VVIP pertama di Indonesia yang kini memasuki masa kejayaannya dan ya… itu suatu keberuntungan untuknya dan Nadine. "Jadi Nadine Azkadina…" Nadine menghela nafas berat. "Baiklah." Gumamnya lirih mengarahkan pandangan ke depan mendengar suara pintu terbuka. "Oh my Gosh… Ke-keysha… bukankah dia Dabi? Kamu nggak lupa mereka bukan?" Benarkah mereka? Waw…Keysha tersenyum mendengar pertanyaan yang bodoh sahabatnya, tentu saja tidak lupa Nadine. Bagaimana bisa Keysha melupakan perbuatan keluarga Dabi terutama tuan Akio Dabi Kotaro. "Key, you ok?" Keysha tertawa sarkastik merasa senang melihat kedatangan mereka. Akan dia balas berkali lipat dari apa yang keluarga itu lakukan. Uang adalah kekuasaan dan pernikahan adalah bisnis. Keysha sudah menjadi lebih kuat dan dia akan menunjukkan bagaimana kelas rendahan cukup kuat membuat semua orang takjub. Buktinya, orang yang pernah menghina nya berani menginjakkan kaki di gubuknya ini. Bukankah... itu arti balas dendam? "Tapi, Key." "Hu'um?" "Kok kepalanya makin pitak ya?" Pfft…sialan. Nadine sialan. Dia sudah berusaha berlagak drama balas dendam, malah di buat ketawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD