Bab 2. Tuntutan

1019 Words
Lagi-lagi Barley berteriak. Seluruh pasang mata menatapnya sambil berbisik dan acara pelelangan juga terhenti akibat kericuhan yang dibuatnya. Gelas champagne yang dilemparkan pada Adelle itu tidak mengenainya karena seorang pria tiba-tiba menghalangi lemparan gelas itu.  Cairan manis itu langsung menyiprat ke lantai setelah gelas itu menghantam punggung pria tadi. Adelle tiba-tiba ditarik ke dalam pelukan pria itu sampai tak sengaja bibir berpoleskan lipstik marunnya mengenai kemeja putih di bagian dadanya.  "Apakah Anda baik-baik saja, Miss Cameron?" Tanya pria itu.  Dan demi seluruh bintang di galaksi, baru kali pertama Adelle mendengar suara baritone seindah itu. Adelle mengangkat kepalanya dan matanya langsung disuguhkan indahnya permata sapphire di mata tajam nan eksotis itu. Tanpa sadar mulutnya sedikit terbuka karena terhipnotis dengan keindahannya.  "Aku baik-baik saja… Tuan... North. Terima kasih." Kata Adelle berusaha mengenali pria itu sebentar.  Pria yang bernama lengkap Christian North itu tersenyum kecil. Barley yang tadinya begitu menarik perhatian kini teralihkan pada Christian yang memeluk Adelle. Seakan ada magnet yang menarik seluruh atensi mereka pada pasangan itu. Sullvian yang melihatnya langsung tidak suka dan segera ia menarik tangan Adelle agar terlepas dari pelukan Christian.  "Permisi, Tuan North. Tolong menjauh dari Nyonya Adelle." Kata Sullvian tegas. Christian tampak santai saja sambil tersenyum kecil seraya mengangkat kedua tangannya. Tatapan matanya jelas berusaha menangkap sebanyak mungkin wajah indah Adelle.  Barley yang tadinya merasa paling hebat setelah berusaha merundung Adelle semakin panik dan berpikir untuk kabur. Sayangnya lima orang pihak keamanan sudah berdiri di belakangnya. "Tuan Barley Burton dan Nyonya Adelle Cameron. Silahkan ikut dengan kami."  Pada akhirnya Adelle menghela nafasnya lalu mengeluarkan sapu tangan dari dalam dompet kecil yang dipegangnya.  "Sulli, minta Alden dan Dale untuk menggantikanku di sini." Kata Adelle mengelap kedua tangannya lalu menyerahkan sapu tangan itu pada Sullvian.  "As your wish."  Barley dan Adelle segera dibawa ke ruang khusus untuk merembukkan pertikaian yang baru saja terjadi. Tapi Adelle harus kembali menghentikan langkahnya ketika Christian lagi-lagi menahan lengannya.  "Sampai jumpa lagi, Miss Cameron."  Entah apa yang tengah merasuki Christian malam ini. Pria itu mencium punggung tangannya sebelum mempersilahkan Adelle untuk pergi bersama Barley. Sullvian langsung naik pitam dan segera berdiri di hadapan Adelle agar Christian tidak mencari kesempatan lagi.  Adelle tak lagi bicara dan berlalu meninggalkan Christian dengan dad* bergemuruh aneh. Pria yang lebih tinggi lima inci dari tinggi tubuhnya itu masih menyunggingkan senyum. Tanpa sadar, seperti ada sebuah benang takdir yang telah terikat di antara mereka. -Ruang Interogasi- Adelle duduk di sebuah ruangan minimalis yang cukup nyaman saat ini. Sebuah sofa berbahan kayu jati yang ia duduki terasa nyaman sekali karena penat berdiri sejak tadi. Matanya tak cukup puas untuk menatap keluar jendela besar yang gordennya sengaja tidak di tutup.  "Aku tidak bersalah. Wanita siala* ini yang mengataiku! Dia menyuruh pelayannya untuk menyerangku lebih dulu!"  Dan sayangnya ketenangan itu terus saja terusik oleh suara cempreng Barley yang mengotori udara. Tapi tampaknya polusi udara yang disebabkan oleh Barley juga tampak tidak mengganggu aktivitas melamun Adelle. 'Kenapa dengan orang itu? Memang ini pertama kalinya aku bertatapan langsung dengannya. Tapi kenapa tiba-tiba seperti ini?' Batin Adelle memikirkan Christian.  Di dalam pelelangan, ada sekumpulan orang elit yang mengoleksi benda-benda antik seperti Adelle. Orang elit ini disebut High Collector. Yang dimana setiap individu akan memperebutkan benda antik setiap kali ada pelelangan. Dan pelelangan ilegal ini tentu saja menjadi target utama para Collector.  "Izinkan aku untuk berbicara membela Nyonya-ku, Tuan Warner.”  Adelle akhirnya tersadar dari lamunannya setelah ia mendengar suara Sullvian. Matanya kini tertuju pada perapian yang menyala di tengah ruangan. Memang nuansa kerajaan di dalam ruangan ini membuatnya nyaman karena vintage window ruangan ini.  Lain kali ia akan menggunakan vintage model seperti itu di rumahnya. “Silahkan, Sullvian.”  Tak sengaja Adelle menoleh pada sosok Tuan Warner. Pria murah senyum itu bertindak professional sekali karena dia adalah penyelenggara acara lelang malam ini. Karena kasus seperti ini bukan kali pertama di pelelangan, sudah pasti akan ada banyak kepala yang harus didinginkan setelah acara pelelangan selesai.  “Saat aku dan Nyonya Adelle sedang mengobrol, tiba-tiba Tuan Barley datang dan menyapa Nyonya Adelle. Nyonya-ku memang tidak akrab dengan orang-orang dan ia sudah menolak secara halus kedatangan Tuan Barley. Tapi tiba-tiba Tuan Barley menghina Nyonya-ku dan memakinya kasar. Tuan Barley bahkan hendak mencelakai Nyonya-ku dengan melemparnya gelas champagne.” Kata Sullvian menjelaskan dengan tatapan mata yang mengintimidasi Barley. Barley sendiri tidak bisa mengelak karena jika ia menambah panjang perdebatan, ia akan kehilangan barang incarannya di ruang pelelangan. Dia juga kesal sendiri kenapa mudah sekali terpancing emosi jika dengan Adelle.  “Apakah itu benar, Tuan Burton?” Tanya Tuan Warner yang menoleh pada Barley. Barley memilih untuk diam dan kalah. “Apakah Nona Cameron punya tuntutan?”  Adelle mengalihkan tatapan matanya kembali pada Tuan Warner. Tapi kali ini dengan senyuman kecil yang tampak anggun sekali. Sayangnya senyuman itu tampak seperti senyuman mengejek bagi Barley. “Aku akan menuntut sesuai dengan hukum pelelangan di tempat ini, Tuan Warner.” Kata Adelle yang juga dibalas senyum oleh Tuan Warner. Barley tertunduk sambil mengusap kepalanya beberapa kali. “Baiklah. Kalau begitu, Tuan Barley sesuai dengan pasal pelanggaran yang telah aku tetapkan, Anda tidak diperbolehkan untuk hadir di acara pelelangan sebanyak tiga kali dan membayar denda 5 juta dolar pada Nona Cameron. Kehadiran Anda di pelelangan termasuk semua wakil yang mengatasnamakan Tuan Barley Burton akan menambah masa hukuman dan jumlah denda Anda. Aku berharap Anda tidak melanggar pasal ini dan tidak menganggap ini perkara yang ringan, Tuan Barley Burton.” Barley mengangguk lemah dan sorot matanya tampak dengki sekali menatap Adelle yang duduk di hadapannya. Sullvian tersenyum puas mendengarnya. Tapi saat Barley hendak berdiri, tiba-tiba Adelle mengangkat tangannya. Instruksi itu jelas menarik perhatiannya dan juga Tuan Warner.  “Tuan Warner, jangan lupakan bahwa Tuan Barley menghina dan mengejek saya berkali-kali dengan kata-kata yang tidak pantas. Aku menuntut Anda membayar sebanyak 10 juta dolar untuk perkataan kurang menyenangkan dan juga 25 juta dolar untuk nyawaku yang terancam selama pelelangan berlangsung.”  Barley sukses dibuat menganga mendengar tuntutan yang Adelle berikan pada Tuan Warner. Bahkan Sullvian yang tadinya tersenyum-senyum sendiri langsung menjatuhkan rokoknya ke lantai dengan dramatisnya. Entah apakah itu tuntutan atau pemerasan, Sullvian tidak tahu jika ada hukum yang mengatur hal itu dalam pelelangan. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD