Bel istirahat baru saja berbunyi. Seluruh murid berlomba-lomba keluar kelas untuk pergi ke kantin. Namun, berbeda dengan ketiga gadis itu. Mereka segera mengurung satu perempuan yang sedari tadi mereka incar. Azkia yang baru saja selesai merapihkan peralatan menulisnya menatap ketiga sahabatnya bingung. Mereka menatap kearahnya seolah-olah ingin memangsanya. “Kenapa?” tanya Azkia. “Kalau lo lupa, lo masih hutang cerita sama kita.” Itu suara Yuni yang duduk disampingnya. “Iya. Gue dapat chat dari Yuni kalau lo sama Azka jangan… jangan..” Deffany menyipitkan matanya sambil menggantungkan kalimatnya. Azkia memutar kedua bola matanya. “Harus banget cerita? Kalau kalian udah tahu jawabannya ngapain cerita?” "Ya… harus lah! Kita kan butuh kepastian. Jadi nggak menerk