BAB 2

1146 Words
Mereka terlihat sangat asik mengobrol disana, Sampai-sampai mereka tak sadar kalau masih ada mata kuliah berikutnya. "Guys, Bukannya hari ini masih ada mata kuliah satu lagi!" Evi tampak mengingatkan. "Iya benar itu, Astaga.......Kita sudah mau masuk nih!" Ucap Risti seraya melihat ke arah jam tangannya. Setelah itu, Ketiganya tampak berjalan menuju ruang kelasnya. Sesampainya diruang kelas, Ketiganya tampak nges-ngosan. Untungnya dosen yang akan mengajar itu belum masuk, Sehingga mereka bisa menghela nafas sebentar sebelum perkuliahan di mulai. Beberapa saat setelah itu, Tampak dosen yang akan mengajar mereka itu masuk ke dalam ruang kelas tersebut. "Pagi adik-adik!" Sapa dosen itu "Pagi juga!" Seru mahasiswa yang ada diruang kelas tersebut. "Wah.....Pagi ini kalian sangat bersemangat ya! Berarti perkuliahan pagi ini bisa kita mulai!" Ucap dosen yang bertubuh kekar nan berotot itu. "Bisa pak! Kalau anda yang mengajar, Kami enggak akan pernah bosan mendengarkannya!" Celetuk Evi. "Hu......hu....." Terdengar sorakan dari teman-teman kelas itu. "Elu tu ya, Malu-maluin aja!" Bisik Alea Sementara itu, Sebelum memukai perkuliahaan pagi itu, Sang dosen tampan itu tak lupa untuk memperkenalkan diri. "Adik-adik, Sebelum mulai perkuliahaan ini izinkan saya memperkenalkan diri dulu! Nama saya Erfan, Biasa dipanggil pak Erfan!" Ucap dosen itu. "Pak Erfan sudah punya kekasih ataukah pendamping!" Celetuk Evi kembali. "Hu.....hu......hu..." Teman sekelasnya kembali menyoraki ucapan Evi itu. "Saya belum punya pendamping atau pun kekasih!" Ucap Erfan. "Berarti boleh dong, Saya mencalonkan diri!" Ucap Evi. "Ngarep lu!" Ucap salah satu teman kelasnya itu. Seusai sang dosen memperkenalkan diri, Dosen tampan itu pun memulai proses perkuliahannya pagi itu. Semua mahasiswa yang ada dikelas itu mendengarkan penjelasan sang dosen dengan seksama. Seusai dosen tampan itu memberi penjelasan, Erfan pun langsung memberikan tugas pada mahasiswanya itu. Beberapa saat kemudian, Jam perkuliahaan pun berakhir. Setelah jam perkulihaan berakhir, Erfan pun langsung meninggalkan ruang kelas itu. Seusai perkuliahaan tersebut, Terlihat Alea tampak mengobrol dengan Risti dan Evi. Ketika ketiganya tampak asik mengobrol di dalam ruang kelas itu, Tiba-tiba ponsel Alea berdering. Mendengar ponselnya berdering, Alea dengan segera mengambil ponsel itu dari dalam tasnya. Dilayar ponsel tertera nama panggilan tak dikenal. Alea malas untuk mengangkat panggilan itu karena nomor yang menghubungi Alea itu tak ia kenali. Namun, Ponsel Alea terus menerus berdering, Sehingga Alea pun akhirnya mengangkat panggilan itu. "Halo, Ini siapa ya?" "Le, Aku ini Raya sepupu kamu!" Terdengar ucapan seorang wanita yang merupakan sepupu Alea dari seberang sana. "Astaga Raya.....Aku enggak kenal nomormu tadi!" "Enggak apa-apa Le! Oh iya hari ini kamu sibuk enggak!" Ucap Raya dari seberang sana. "Enggak sih, Jam kuliahku juga sudah berakhir!" "Kalau begitu, Bagaimana kalau kita ketemu!" "Mau ketemu dimana?" "Nanti aku share lokasi!" "Ok Ray, Aku tunggu!" Setelah itu panggilan pun terputus. Seusai menerima panggilan itu, Alea pun tampak pamit pada kedua sahabatnya itu untuk bertemu dengan sang sepupu. Selanjutnya, Alea pun tampak berjalan ke arah sebuah cafe tempatnya dengan Raya akan bertemu. Beberapa saat kemudian, Terlihat Alea sampai disebuah cafe yang dipilih oleh Raya. Dicafe itu, Terlihat Raya tampak melambaikan tangannya ke arah Alea. Alea yang melihat lambaian tangan dari sepupunya itu, Segera mendekat ke arah sang sepupu. Dicafe itu, Raya terlihat duduk bersama seorang anak kecil yang usianya sekitar 4 tahun. Alea yang melihat anak kecil itu langsung menyapanya. "Hay, Nama kamu siapa sayang?" Tanya Alea pada anak kecil itu. "Aku Andini tante," Jawab anak kecil itu. "Nama kamu bagus seperti orangnya!" Sanjung Alea. "Terima kasih tante," Ucap Andini. Seusai Alea menyapa Andini, Wanita cantik itu tampak mengobrol dengan sang sepupu. "Ray, Maaf ya Kamu jadi lama menunggu!" Ucap Alea yang baru tiba ditempat itu. "Enggak juga kok, Oh iya kamu mau minum apa? Biar aku pesankan!" "Aku pesan jus orange aja!" Setelah itu, Raya tampak memesankan minuman pada pelayan cafe itu. Seusai memesan minuman, Keduanya tampak berbincang disana seraya menunggu minuman yang mereka pesan itu datang. "Ray, Kapan kamu kembali ke Indonesia?" "Kemarin Le, Aku pulang karena mau mengurus perceraikanku!" "Kamu mau bercerai Ray, Emang suami kamu kenapa?" "Kamu tahu sendiri kan Le, Aku ini hanya isteri kedua mas Petir! Aku sudah enggak tahan dengan sikapnya yang selama ini enggak adil!" Jelas Raya dengan panjang lebar. "Kamu sabar ya Ray, Aku yakin suatu saat kamu kan menemukan lelaki yang jauh dari suami kamu yang sekarang!" Ucap Alea. Disaat keduanya tampak asik mengobrol disana, Tiba-tiba minuman yang mereka pesan itu telah datang. Begitu minuman itu datang, Mereka langsung meneguk minuman yang telah dipesannya itu. "Oh iya Le, Anakmu sekarang pasti sudah besar ya!" Ucap Raya dengan tiba-tiba. "Aku belum punya anak Ray!" Terdengar ucapan Alea dengan raut wajah sedihnya. "Maaf Le kalau perkataanku membuat kamu tersinggung!" "Enggak apa-apa Ray, Aku maklum kok!" Ketika mereka tampak berbincang di cafe itu, Tiba-tiba terlihat seorang wanita mendekat ke arah keduanya itu. "Jadi kamu yang namanya Raya! Dasar pelakor!" Wanita itu tampak menjambak rambut Raya. "Tolong lepaskan saya!" Pekik raya Wanita yang tampak sedang murka itu tak memperdulikan ucapan Raya, Wanita itu terus saja menarik rambut Raya sampai sang empunya menangis karena kesakitan. Disaat wanita itu tengah menarik rambut Raya, Anak kecil yang merupakan anak Raya itu berusaha membantu sang mama. "Tante, Lepaskan tangan tante dari rambut mama!" Terdengar ucapan anak kecil itu. Namun, Wanita itu seolah tak mendengarkan ucapan Andini. Wanita itu malah mendorong anak kecil yang berusaha membela mamanya itu. Sementara Alea yang melihat Andini di dorong oleh wanita itu langsung membantu Andini untuk bangun. "Kamu enggak apa-apa sayang!" Ucap Alea seraya membantu Andini untuk bangun. "Aku enggak apa-apa tante! Tolong bantu mama tante!" Pinta Andini Setelah itu, Alea tampak berusaha membantu Raya, Meski sang wanita tampak menepis tangan Alea yang berusaha membantu Raya. Ketika kejadian itu tampak semakin memanas, Tiba-tiba terlihat seorang pria paruh baya mendekat ke arah mereka. "Ma, Hentikan perbuatan mama ini! Malu ma dilihat orang!" Ucap pria paruh baya yang merupakan suami wanita itu. "Malu papa bilang, Terus perbuatan papa sama wanita ini apa tidak lebih memalukan!" Bentak wanita itu. "Maafkan papa ma, Papa hilaf! Papa janji akan menceraikan Raya!" Ucap pria paruh baya itu. "Jangan hanya menceraikan, Tapi usir dia dari rumah yang dia tempati sekarang!" Printah wanita itu. "Baik ma," Lalu pria itu tampak meminta Raya untuk segera mengosongkan rumah yang ditempatinya sekarang. Kemudian, Raya pun tampak mengambil barang-barangnya yang ada dirumah yang ia tempati itu. Seusai mengambil barang, Raya pun tampak memberikan kunci rumah tersebut pada pria paruh baya itu. "Ray, Setelah ini kamu mau kemana?" Tanya Alea yang melihat sepupunya itu tampak lingkung. "Aku enggak tahu Le, Tabunganku juga sudah menipis! Pekerjaan aku belum punya!" Ucap Raya. "Ray, Bagaimana kalau sementara waktu kamu tinggal dirumahku dulu! Ya setidaknya sampai kamu punya uang untuk kontrak rumah!" Saran Alea. "Tapi apa suami kamu enggak keberatan nanti!" "Ya enggak kok Ray, Suami aku itu orangnya baik kok!" "Makasih ya Le, Kamu memang sepupuku yang terbaik!" Ucap Raya. Lalu Keduanya pun tampak pulang ke rumah yang ditempati oleh Alea dan Rido. Sesampainya mereka dirumah itu, Alea tampak membantu Raya untuk membereskan barang-barangnya yang ada di koper tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD