Part 3

403 Words
Pov Author Disisi lain Cery juga mencari cari Caroline dengan wajah kelelahannya karena tidak berhenti berlari untuk mencari sahabatnya itu yang menghilang. Hari sudah menjelang malam tetapi Cery belum menemukan Caroline dan sebaliknya, Cari memilih untuk beristirahat di bawah pohon yang begitu besar dan rindang. “Dimana kau Carol? Aku takut,“ kata Cery dengan suara bergetar disebabkan siang yang akan berganti malam. Tidak jauh berbeda dengan keadaan Caroline yang sama halnya dengan Cery yang mulai ketakutan, justru Caroline tidak henti hentinya menangis sedari tadi karena tidak menemukan Cery. ***** Pov Cery Dinginnya malam membuatku menggigil, walaupun aku sudah menggunakan pakaian yang cukup tebal. Saat aku ingin membaringkan tubuhku di daun- daun yang aku kumpulkan aku mendengar suara auman serigala yang sangat keras "auuuuuuuu.” Aku melihat sekitarku dan ternyata tidak terlalu jauh di belakangku aku melihat seekor serigala berwarna abu-abu sedang berlari kearahku.  Sesegera mungkin aku berlari dengan kencang mencari tempat berlindung untuk diriku sendiri dan melihat sekitarku yang begitu gelap dan hanya diterangi cahaya senterku dan rembulan yang temaram. Didepanku terdapat berbatuan yang cukup besar, aku pun menuju kebatu itu dan bersembunyi dibelakannya. Suara patahan ranting memberi tanda padaku kalau serigala itu sudah berada disini, suara geraman hewan itu membuat bulu kudukku berdiri. Setelah beberapa saat aku sudah tidak mendengar apa pun dan aku pun keluar dari tempat persembunyianku, ternyata serigala itu sudah pergi. Aku menghembuskan nafas lelahku “huuuuuhh.......” setelah itu aku kembali ke belakang batu itu untuk beristirahat karena tidak mungkin aku kembali ke tempat yang tadi yang cukup jauh sedangkan aku sangat lelah dan akhirnya aku terlelap. ***** Kicauan burung terdengar dan membangunkanku dari tidurku, aku melihat ke jam tanganku dan ternyata sudah jam 08:00. Aku mencari air minum di tasku untuk memuaskan dahagaku, setelah selesai aku melanjutkan perjalananku untuk mencari Caroline. Terik matahari yang menyengat membuat diriku berulang kali berhenti untuk meneguk minumanku. Didepanku aku melihat ada pemandangan yang begitu mengerikan, dan kalau aku tidak salah itu adalah bagian dari hutan ini yang disebut “The Drakness.” Aku bertanya tanya kepada diriku “apa mungkin Caroline ada disana?” Kataku dalam hati. Nuraniku berkata agar aku tidak kesana tetapi akalku berkata aku harus memastikan dengan masuk ke dalam sana dan aku pun memutuskan untuk mengikuti akalku. Aku terus masuk lebih jauh ke dalam The Drakness, semakin aku jauh maka semakin minim juga penerangan yang ada disini karena kawasan ini ditumbuhi pepohonan yang begitu lebat. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD