Tari, "A-apa Gala mendengarkan percakapan ini? Bos mu ada di situ?" Radit tak mungkin menghindar, "I-iya." Gala hanya melotot ke arahnya. Radit pun pasrah. Si bos malah marah. Padahal ini juga gara gara siapa??? Pakai teriak segala. Tari, "Aku pikir hanya ada kamu. Kenapa kamu membiarkan orang lain mendengarkan percakapan ini? Aku marah!" Telepon pun tertutup. Radit langsung merasa kesal. Baru saja baikan, sekarang Tari kembali marah. "Aku bukan lelaki seperti itu!" Gala bicara dengan kesal. Radit menghela nafas panjang. Ini bukan urusannya tapi kenapa aku jadi terlibat? Mau si bos lelaki seperti apapun, tidak ada kaitannya denganku. "Kenapa kamu menghela nafas? Apa kamu pikir aku lelaki seperti itu?" Gala menatapnya. Radit tidak tahu harus berkata apa lagi, "Sa-saya tidak