TIGA PULUH "Halo?" "Zena? " Mata Pandu langsung membulat ketika mendengar suara wanita yang sangat ia rindukan. Pandu menampar wajahnya sendiri dan menarik pipinya sampai terasa sangat sakit. " Argh ini nyata! Zena aku merindukanmu Zena! "teriak Pandu senang. Jantunganya berdebar tak menentu , wajah Pandu menunjukkan betapa bahagianya ia mendengar suara Zena walau hanya satu kata saja dan ini saatnya ia mengungkapkan sesuatu yang penting. " Zena maafkan aku, aku merindukanmu. Bagaimana kabarmu? Anak kita? Zena aku ingin bertemu denganmu sekarang, di mana kamu tinggal? Aku ingin menjemputmu sekarang juga. Aku ada di Malang untuk menjemputmu pulang. Zena maafkan aku, aku minta maaf Zena. Aku telah menyakitimu, kamu wanita baik. Tolong jangan tinggalkan aku Zena, aku ingin hidup ber