bc

TERJERAT CINTA PEMBUNUH BAYARAN

book_age18+
613
FOLLOW
3.7K
READ
murder
revenge
manipulative
tragedy
twisted
icy
enimies to lovers
whodunnit
like
intro-logo
Blurb

Sebuah masalalu yang kelam dan dendam. Membuat Rea menjadi wanita berdarah dingin. Rea bahkan terjun dalam dunia kelam dan menjadi sosok pembunuh bayaran yang siap membantai siapa saja yang menjadi targetnya. Namun ketika dia mendapat target seorang ketua mafia bengis dan brutal. Rea malah beralih haluan dan justru mengajaknya bekerja sama menghancurkan orang yang telah memaksanya menjadi seperti robot pembunuh. Rea hanya ingin membunuh dengan nalurinya sendiri. Bukan karena perintah siapapun.

Pria bernama Alex Dam Vaste setuju dengan kerja sama itu. Mereka terlibat simbiosis mutualisme yang menguntungkan satu sama lain. Namun bukan hanya itu saja yang membuat Alex mau bekerja sama. Alex juga rupanya menyimpan perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Alex menyukai Rea dan kepribadian wanita itu. Namun sayangnya Rea tidak begitu memperdulikannya dan hanya fokus pada tujuannya.

Mampukah Alex mengambil hati Rea dan menjadikannya tambatan hati? Atau Alex akan berakhir menyedihkan seperti korban Rea sebelumnya?

Season 2

Zever Marcello Spencer. Dipaksa mencari keturunan keluarga Caesar. Yang mana adalah penyebab kematian ayahnya. Zever mendapat luka batin akibat ambisi ibunya yang ingin menghabisi semua keturunan Caesar. Namun saat bertemu dengan targetnya, Evelyn Bernardo. Anak dari Caesar, perasaan benci itu berubah menjadi cinta secara perlahan.

chap-preview
Free preview
REA SPENCER PEMBUNUH BAYARAN
"HAPPY READING" *** Tidak semua orang menyukai Club malam. Aku salah satunya. Suara hingar bingar musik yang tidak berkelas dan memekakkan telinga. Ditambah lagi minuman beralkohol yang memenuhi sloki didepanku cukup membuatku muak. Namun aku harus bertahan sampai menemukan targetku malam ini. Aku menghela nafas. Tatapan orang nyaris hanya tertuju padaku. Beberapa dari mereka ada yang mencoba mendekat, namun saat mata mereka menangkap sebuah tato di lengan bagian atasku yang terbuka, Aku yakin mereka sadar bahwa aku adalah anak buah Rowan. Sudah lebih dari dua jam aku menunggu kedatangan pria paruh baya yang akan menjadi targetku malam ini. Aku menarik nafas panjang dan segera beranjak, sepertinya targetku tidak datang ketempat ini malam ini. Mungkin aku harus datang lagi besok. Namun baru saja aku ingin melangkah keluar, tiba-tiba mataku menangkap sosok pria paruh baya yang baru saja datang memasuki tempat ini dengan dua pria bertubuh gempal yang Aku rasa mereka adalah pengawal pribadi pria itu. Aku tersenyum devil. Keberuntungan sepertinya memihak padaku kali ini. Tanpa membuang waktu Aku segera memulai aksiku dengan mendekatinya terlebih dahulu. Aku berjalan sembari melenggak lenggokkan tubuhku yang tinggi dan berisi serta putih bening bagai porselen. Ditambah pakaian yang kukenakan begitu terbuka seperti kekurangan bahan. Dan wajahku yang Aku yakini memiliki kecantikan diatas rata-rata. Aku mendekati pria paruh baya itu yang sedang asyik bercengkrama dengan seseorang, dan secara sengaja Aku menabrak pria itu dan menumpahkan minuman yang kupegang di pakaiannya. Aku bisa melihat raut wajahnya yang kaget dengan ulahku, namun kekagetannya itu tidak berlangsung lama saat dia melihatku. "Ah, maafkan saya Tuan! Saya tidak sengaja," ucapku dengan nada lembut dan menghanyutkan. Pria itu malah sumringah dan menatapku penuh kekaguman. Bisa Aku pastikan apa yang saat ini dia pikirkan. "Tidak apa Nona cantik, ini bukan masalah besar." Pria jelek ini menanggapiku dengan cara yang membuatku muak, tentunya. Senyuman sinting itu membuatku ingin sekali membuatnya melolong kesakitan. Pasti akan sangat seru! "Tapi Tuan, Saya telah membuat baju anda basah. Apa yang harus Saya lakukan untuk menebusnya," ucapku mencoba memancingnya. Sesuai dugaanku p****************g ini sudah pasti termakan dengan umpan yang kuberikan. Jelas saja, memangnya pria mana yang tidak tertarik jika disuguhi wanita sepertiku. Otak m***m mereka membuatku tidak sabar untuk meledakkan kepalanya. "Kau bisa menebusnya dengan menemaniku malam ini, bagaimana cantik?" Dia menatapku dengan liar, sumpah demi apapun Aku sangat benci dengan tatapan seperti itu. Jika saja pria ini tidak membawa bodyguardnya pasti dia sudah kutembak sejak tadi. Tapi aku harus tetap bersabar menahan naluri ingin membunuhku, sampai waktu yang tepat. Tidak boleh ada yang mencurigaiku. "Baiklah Tuan." Aku tersenyum nakal, berusaha untuk mempercepat tugasku malam ini. Karena Aku sungguh muak menghadapi p****************g yang tidak sadar umur seperti ini. Bahkan tubuhnya sudah tercium bau tanah, tapi masih saja ingin bermain wanita. Kami berjalan menuju kamar yang telah kusiapkan sejak awal. p****************g itu menyuruh para bodyguardnya untuk menunggu diluar. Dengan tidak sabar dia mendorongku, untungnya Aku dengan sigap mencari pegangan, jika tidak. Mungkin aku sudah terhempas ke kasur. Aku segera bangkit dan menatapnya sinis. "Cih, kau terlalu terburu-buru Tuan. Kalau begitu aku juga akan mempercepat kematianmu," ucapku dingin, dengan menyunggingkan senyuman jahat dan mengambil pistol yang kuikatkan di pahaku. Belum sempat pria itu menanggapi ucapanku peluru didalam pistolku telah melesat melubangi kepalanya. DORRR Hanya dengan satu kali tembakan pria malang itu tewas tergeletak dilantai. Matanya terbelalak kaget hingga saat detik kematiannya pun, matanya tak juga menutup sama sekali. Untungnya kamar ini telah di setting agar kedap suara, sehingga kedua bodyguard yang menunggu diluar tidak mendengar suara apapun. Aku segera mengambil tali yang telah kusiapkan dengan pengait diujungnya. Lalu dengan cekatan Aku melompat keluar jendela menggunakan tali itu. Asistenku Jack telah bersiap menyambutku dibawah dengan memberikan mantelku. Lalu aku memakai kaca mata hitam dan berjalan santai seolah tidak terjadi apapun. Seperti biasa aku melakukan tugasku dengan bersih hingga tidak menyisahkan jejak apapun. Lagi pula Aku cukup dilindungi oleh si k*****t Rowan yang memanfaatkan kelemahanku dengan menyandra ayahku untuk membuatku mengikuti segala perintahnya. Aku melangkah masuk kepintu mobil yang telah Jack bukakan untukku. Lalu Jack segera duduk didepan untuk mengemudinya. Aku menyenderkan tubuhku untuk mengendurkan semua ototku yang menegang sejak tadi membuat tubuhku terasa tenang dan relax sejenak. Jika ada yang berfikir kenapa tidak Aku bunuh saja Rowan, tentu Aku sangat ingin membunuhnya. Namun Aku tidak bisa karena dia Dijaga cukup ketat. Anak buahnya sangat banyak, namun tidak ada yang memiliki kemampuan membunuh sehebat Aku. Lagi pula Aku tidak punya cukup pasukan untuk menyerbunya. Tapi meski begitu, Aku masih akan tetap membunuhnya jika punya kesempatan. Seketika lamunanku buyar saat suara Jack menyadarkanku. "Rea telpon untukmu," ucap Jack memberikan ponselku. Aku segera mengambilnya dari Jack. "Ada apa Rowan? jika kau ingin memastikan apakah Aku berhasil atau tidak maka Aku akan menjawab seperti biasanya bahwa tugasku selalu berhasil," ucapku datar. Seolah tidak ada minat untuk berbicara lebih lama dengannya. Terdengar kekehan menyebalkan darinya. "Tentu saja kau pasti berhasil Rea, Aku tidak pernah meragukanmu. Aku menelponmu hanya ingin memberi kabar bahwa kau memiliki tugas baru, jadi cepatlah kemari," ucapnya langsung menutup telepon tanpa menunggu jawaban dariku. Aku mengumpat kesal, sampai kapan Aku terus dikendalikan seperti robot seperti ini, Aku benar-benar muak. Meski Aku memiliki naluri pembunuh yang kuat, namun Aku tidak ingin atas dasar perintah seperti ini. Aku ingin melakukannya sesuai keinginanku sendiri. Aku menghela nafas gusar, entah dosa apa yang telah kulakukan sampai hidupku jadi seperti ini. Aku memegang erat kalung liontin yang diberikan almarhum Grissham padaku. Kalung ini terdapat fotoku bersama Grissham, dan Aldrick putraku. "Aku sangat merindukan kalian, kenapa kalian tidak membawaku pergi bersama kalian," batinku menatap sendu liontin yang Aku pegang. Ingatan masa lalu yang kelam membawaku kembali dalam lamunan. Dan kembali tertampar pada kenyataan bahwa suami dan anakku telah tiada dalam tragedi yang menyeramkan untuk di ingat kembali. *** Kami telah sampai di markas yang cukup besar di kediaman Rowan. Bangunan yang terlihat mewah ini adalah tempat berkumpulnya para iblis berwujud manusia yang di ketuai oleh Rowan sendiri. Aku melangkah cepat untuk menuju ruangan pribadinya. Saat kakiku melangkah masuk, pria k*****t itu langsung menyambut kedatanganku dengan senyuman lebarnya. "Selamat datang Rea. Kau adalah anak buahku yang selalu membanggakan. Bagaimana kabarmu? apa orang yang kau bunuh tidak menghantuimu," ucapnya diiringi dengan tawa konyol namun tidak lucu sama sekali bagiku. Aku bahkan muak melihat wajahnya yang selalu saja menampilkan senyuman sinting seperti itu. "Tidak perlu basa basi Rowan, langsung saja keintinya," ucapku datar sembari mengambil tempat duduk yang berada tepat didepannya. Wajah permusuhan yang selalu kutampilkan sialnya malah semakin membuatnya senang. "Heheheh. Aku suka gayamu yang tidak suka dengan lelucon seperti ini Rea. Baiklah Aku akan langsung saja." Rowan menyerahkan amplop besar berisi gambar dan file tentang latar belakang seorang pria yang akan menjadi targetku selanjutnya. Aku membuka lembaran itu satu persatu. membaca dan melihat dengan teliti sasaranku yang satu ini. Aku mengerutkan kening seolah mengingat sesuatu tentang orang ini, tapi dimana? wajahnya tidak begitu asing bagiku. Dan yang lebih membuatku bingung, ada sebuah debaran aneh di dalam diriku saat melihat wajahnya. Alex Dam Vaste?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The CEO's Little Wife

read
629.9K
bc

After That Night

read
9.1K
bc

Revenge

read
18.0K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.9K
bc

BELENGGU

read
65.0K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
55.5K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook