Bab 10. Salah Faham

598 Words
Elena terbangun dari tidurnya, wanita itu mengambil ponselnya di atas meja, masih pukul sebelas malam. Dia melihat ke samping tidak ada Juan disana, wanita itu turun dari ranjang. " Juan.." Elena keluar dari kamar untuk mencari pria itu. " Aku lapar sekali.." wanita itu memegang perutnya dan terus berjalan menuju ke dapur. Wanita itu membuka kulkas sambil mengelus perutnya sendiri. " Sebaiknya aku masak saja." Semantara itu dalam kamar mandi, Juan duduk depan closet memuntahkan isi perutnya. Sejak tadi dia tak bisa tidur dan merasa kurang sehat. Merasa sudah puas muntah, pria beranjak, dia berjalan menuju ke closet untuk mencuci wajahnya. " Sialan, ada apa sebenarnya denganku.." Gumamnya, dia menyentuh wajahnya sendiri. " El.." pria itu keluar dari kamar mandi, dia melihat ke atas ranjang dan tak menemukan istrinya di sana. " Mana wanita itu.." Juan melihat pintu kamar mereka yang tak tertutup. Pria itu memilih keluar dari kamar, dia berjalan menuju ke dapur. Dia melihat wanita itu sedang masak, padahal tadi sebelum mereka tidur, Elena seperti orang sakit. " Kamu masak apa?" " Ayam butter.." jawab Elena, dia menoleh kearah pria itu. " Kamu mau makan.." tanya Elena, dia membawa piring ke atas meja makan. " Kamu terlihat tidak sehat.." Elena mendekati Juan dan menempelkan punggung tangan di leher pria itu. " Kamu tidak panas, tapi kenapa wajah kamu pucat.." Juan tak menjawab, dia duduk di meja dan menatap wanita itu. " Kamu mau makan.." " Siapkan.." jawab Juan sambil mengurut batang lehernya. " Kamu beli.." tanya Juan ketika merasakan masakan wanita itu. " Tidak, aku yang masak.." Juan melirik tak percaya pada wanita itu, masa cucu Sultan itu bisa masak. " Apakah rasanya tidak enak.." tanya Elena hati hati, dia memang sudah bisa masak sejak masih sekolah. Juan tak menjawab dia menambah lagi ayam ke piringnya. " Apakah rasanya tidak enak.." " Kau bisa diam tidak.." bentak pria itu membuat Elena kaget, pria itu kenapa tiba tiba saja marah. " Ambil nasi.." kata Juan sambil memberi isyarat mata pada wanita itu. Setelah selesai makan pria itu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun. " Aku bahkan belum makan.." Gumam Elena, dia mengambil mangkuk di atas meja. " Pria itu benar benar sialan.." wanita itu terpaksa memasak mee instan. Juan masuk ke dalam kamar, pria itu duduk di hujung ranjang. " Ternyata dia bisa masak.." gumamnya sambil tersenyum kecil. *** Elena ikut dengan Juan ke sebuah toko bunga, pria itu ingin membeli sesuatu. Untuk seseorang katanya, Elena sudah mulai curiga apakah pria itu ada kekasih. " Kamu ingin membelikan untuk siapa?" Tanya Elena sambil memperhatikan Juan yang sedang tersenyum memilih bunga. " Bukan urusanmu.." jawab Juan, senyuman di bibir pria itu juga menghilang. Ulang tahun Keisha yang ke 27 tahun, pria itu ingin memilih bunga yang di sukai Keisha. Elena diam, pria itu semakin menyebalkan saja. Pilihan pria itu adalah bunga mawar, sangat cantik.. " Siapkan bunga ini, aku ingin memberikan pada seseorang yang special.." kata Juan pada wanita yang bertugas, namun mata pria itu tertuju pada Elena. Elena yang di tatap seperti itu tentu saja terus salah tingkah, apakah pria itu ingin memberinya bunga. " Permisi.." Elena menoleh, seorang wanita cantik masuk ke dalam toko bunga tersebut. Wanita itu mengambil bunga mawar, lalu di cium. " Apa mungkin Juan mengingat ulang tahunku hari ini.." " Elena.." Wanita itu menoleh mendengar suara yang sangat familiar itu, saat yang sama dia kenal wanita yang di lewatinya tadi. Dan benar, Juan suaminya ada di dalam toko bunga itu. " Juan?" Pria itu mendekati Elena sambil tersenyum, Keisha menggelengkan kepala. Ada yang salah ini, kenapa Juan tiba tiba baik pada Elena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD