“Mbak, jadi nggak lihat-lihat apartemennya?” Gama mencondongkan tubuhnya lebih mendekat pada Gendis agar pertanyaannya terdengar di telinga wanita itu. “Jadi lah. Mana mungkin aku melewatkan penawaran bagus itu. Terima kasih ya, Gam. Berkat kamu aku tidak perlu repot-repot lagi mencari tempat tinggal yang nyaman buatku.” “Sama-sama, Mbak. Mbak kan lagi hamil. Jadi tidak boleh stress dan harus selalu merasa nyaman dalam menjalani masa kehamilan.” Duh, hati Gendis meleyot hanya karena perhatian sosok berondong seperti Gama. Gendis yang tidak ingin baper sebab kelakuan Gama, memilih kembali fokus pada perkenalan sosok CEO baru yang Gendis lihat-lihat lagi memang tampan. Tapi sekilas mirip dengan Gama. Itu yang ada dalam benak Gendis. Entah sejak kapan Gendis memperhatikan lelaki di depan