Perjanjian perdamaian antara King of Sholleora dan Chazia Empire tidak bisa meredam api emosi masing-masing raja dari dua kerajaan yang sedang berseteru tersebut. Perang tahap satu akhirnya tak bisa terelakkan lagi. Saat menjelang bulan purnama perang tersebut pecah. Tidak hanya prajurit, rakyat sipil juga banyak yang menjadi korbannya. Rakyat mulai merasa kesusahan karena tidak bisa menemukan kedamaian di desanya. Perompak juga turut menjarah hasil panen di desa-desa yang terkena dampak perang. Kemiskinan pun mulai terasa di wilayah paling plosok negeri ini.
Lord Legano sudah mendengar soal berita kesusahan yang dialami oleh rakyatnya akibat perang yang sudah berlangsung selama dua pekan terakhir. Namun dia sendiri tidak bisa menghentikan perang begitu saja karena Kingdom of Sholleora tidak hentinya menyerang wilayah perbatasan Chazia Empire. Lord Legano juga tidak ingin kerajaannya ditaklukkan begitu saja oleh kerajaan lawan.
Hari demi hari, minggu telah berganti bahkan bulan juga sudah berganti. Namun perang belum juga usai. Kerugian materi sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Nyawa manusia sudah tidak ada harganya saat perang tak kunjung usai. Kemiskinan dan kesengsaraan sudah mulai dirasakan rakyat dari kedua kerajaan yang sedang berperang. Persediaan makanan dan persenjataan juga semakin menipis. Kalau perang tidak juga segera diakhiri, maka tidak hanya satu kerajaan saja yang akan hancur, tapi dua kerajaan besar itu hanya akan menjadi sejarah bagi kerajaan di sekitarnya.
Hari ini tepat sepuluh bulan purnama perang yang dinamakan Perang Ganbatte pecah. Saat melakukan kunjungan secara diam-diam, Lord Legano menangis melihat rakyatnya terjerat dalam garis kemiskinan yang tidak terkira. Suara tangis bayi dan anak-anak kecil karena kelaparan membuat hati Lord Legano terasa teriris. Wabah penyakit juga turut memperkeruh masalah kompleks yang akan muncul saat perang terjadi.
“Apa yang harus aku lakukan, Jendral Lucas? Kenapa rakyat yang menjadi korban? Kenapa rakyat harus menderita karena sifat keras kepalaku?”
“Satu-satunya cara hanya mengatakan menyerah. Tapi hal itu adalah usaha paling akhir.”
“Kita sudah berulang kali menyatakan damai dan gencatan senjata. Tapi pihak Kingdom of Sholleora selalu punya cara untuk kembali memulai perang.”
Tidak ada lagi perbincangan. Perhatian Lord Legano fokus pada keluhan-keluhan rakyatnya. Lord Legano menggeram saat melihat seorang anak kecil mengais makanan di sampah lalu dimakan oleh anak kecil itu. Sungguh sangat miris. Negerinya yang terkenal sangat subur dan makmur kini menjelma menjadi negeri malapetaka.
“Kita harus ke perbatasan bagian timur,” ucap Lord Legano lalu melompat ke punggung kudanya.
“Matahari hampir tenggelam. Kita tidak mungkin bisa kembali ke desa ini dalam waktu cepat. Belum lagi harus melewati secret forest tanpa pengawalan ketat.”
“Kita bisa tinggal di desa terdekat dengan perbatasan timur untuk istirahat semalam.”
“Tapi, Raja. Wilayah itu sangat dekat dengan desa yang menjadi sekutu Kingdom of Sholleora. Bagaimana kalau kita dituduh melakukan kudeta.”
Lord Legano tidak memedulikan ucapan Jendral Lucas. Dia terus memacu kudanya menuju wilayah perbatasan timur. Tidak punya pilihan lain, Jendral Lucas terpaksa mengejar kuda Lord Legano yang berpacu sangat cepat.
***
Mata-mata yang dikirim oleh Lord Ivejorn menyampaikan berita yang dia dapatkan saat mengikuti Lord Legano mengunjungi salah satu desa yang ada di wilayah Chazia Empire.
Lord Ivejorn tersenyum licik saat mendengar bahwa Lord Legano didampingi Jendral Lucas sedang perjalanan menuju perbatasan timur. Dia segera memerintahkan prajurit rahasia untuk menyambut Lord Legano di desa sekutu.
Setelah mendapatkan titah langsung dari sang raja, prajurit rahasia yang berjumlah sekitar 25 orang segera berangkat menuju desa sekutu. Pasukan tersebut dibekali ilmu memanah yang cukup handal dan dipimpin oleh seorang wanita yang menyamar sebagai laki-laki.
Saat matahari hampir tenggelam, pasukan prajurit rahasia sudah tiba di desa sekutu. Ketua pasukan segera memberi perintah pada para prajurit untuk berpencar di seluruh desa. Sementara ketua pasukan sendiri berjaga di pintu masuk desa.
Lord Legano merasa ada yang janggal saat tiba di perbatasan timur. Dia tidak menemukan satupun prajurit Chazia Empire di sekitar perbatasan timur. Harusnya ada sekitar sepuluh prajurit yang berjaga di perbatasan ini. Karena tidak mungkin kembali ke desa sebelumnya, akhirnya Lord Legano mengajak Jendral Lucas untuk bermalam di desa terdekat.
“Jangan Raja!” cegah Jendral Lucas saat Lord Legano hendak membuka gerbang perbatasan.
“Kita tidak mungkin melewati Secret Forest dalam gelap seperti ini. Di perbatasan tidak ada prajurit yang akan membantu kita untuk bermalam di sini.”
Akhirnya Lord Legano membuka gerbang perbatasan dan melewatinya untuk menuju desa terdekat yang merupakan sekutu dari Kingdom of Sholleora. Namun baru saja kuda keduanya melewati gerbang perbatasan sebuah anak panah menancap tepat di depan kaki kuda milik Jendral Lucas. Tak ayal membuat kaki kuda Jendral Lucas terangkat.
“Apa yang kau lakukan di desa sekutu Kingdom of Sholleora? Apa kalian penyusup? Perampok atau mata-mata yang dikirim Lord Legano?” Terdengar suara seseorang di balik sebuah pohon besar.
“Kami dari istana kerajaan Chazia Empire sedang memeriksa perbatasan wilayah kerajaan. Tetapi karena tiba terlalu malam kami tidak bisa kembali ke desa terdekat di wilayah kami,” jawab Jendral Lucas tenang.
“Segera tinggalkan desa ini sebelum kami bertindak lebih lanjut!”
“Kami tidak mungkin melewati Secret Forest hanya berdua saja. Lagi pula untuk apa kami menyerang desa sekutu hanya berdua saja? Bukankah hal itu tindakan konyol?”
Akhirnya ketua pasukan rahasia keluar dari tempat persembunyiannya untuk menyambut kedatangan Jendra Lucas dan Lord Legano. Namun ketua pasukan rahasia menarik pedang dan mengacungkannya pada Jendral Lucas saat memintanya untuk memberi salam hormat pada Lord Legano.
“Aku bukan prajurit Chazia Empire jadi aku tidak punya kewajiban tunduk pada rajamu,” ujarnya penuh kesombongan.
Lord Legano mencegah Jendral Lucas yang hendak menarik pedangnya juga. Kemudian Lord Legano melakukan negosiasi supaya diberikan jalan untuk menginap di desa sekutu semalam. Akhirnya ketua pasukan rahasia memberi jalan dengan syarat meninggalkan pedang keduanya dan juga bermalam di tempat yang ditunjuk oleh ketua pasukan rahasia.
***
Ketika fajar menjelang Jendral Lucas dikejutkan oleh suara di depan pintu kamar tempatnya istirahat bersama Lord Legano. Jendral Lucas segera bangkit dari ranjang dan mengintip dari celah pintu kamar. Di depan kamar sudah ada beberapa prajurit berpakaian serba hitam. Merasa ada yang tidak benar Jendral Lucas segera membangunkan rajanya.
“Buka pintunya, Jendral Lucas! Ini aku Tuan Zevanus,” ujar suara dari balik pintu.
Merasa mengenali suara tersebut, Jendral Lucas segera membuka pintu kamar dan mendapati Tuan Zevanus beserta beberapa prajurit Chazia Empire.
“Bagaimana kau bisa berada di tempat ini Tuan Zevanus?” tanya Lord Legano melihat keberadaan Tuan Zevanus.
“Ceritanya panjang. Lebih baik Raja dan jendra segera keluar dari tempat ini.”
“Tapi pedang dan kuda kami disita.”
“Baiklah. Tunjukkan tempatnya, biar prajurit yang mengambilnya.”
Kemudian Jendral Lucas membawa dua orang prajurit menuju tempat pedang dan kudanya juga milik Lord Legano disimpan. Sementara itu Tuan Zevanus beserta sisa prajurit yang dibawanya sudah terlebih dulu membawa pergi Lord Legano ke tempat yang lebih aman.
~~~
^vee^