Dua Puluh Empat

1276 Words

%%% Hari ini, Bara pulang terlambat. Karena ia harus menyelesaikan banyak urusan agar ia bisa menikmati libur dengan tenang untuk beberapa hari ke depan. Di perjalanan pulang, ia membeli martabak manis untuk Nasya agar gadis itu tidak mengamuk karena keterlambatannya. Bara menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamar Nasya yang sudah tertutup rapat. Martabak di tangannya masih hangat, terlalu sayang untuk dilewatkan. "Sya, udah tidur?" tanya Bara sambil menggetuk pintu. "Udah," jawab Nasya. Bara menggeleng. Ia ragu kalau gadis itu sudah benar-benar tidur. Ia pun mencoba membuka pintu kamar Nasya, tapi ternyata dikunci. "Nasya, kamu marah ya karena aku pulang terlambat dan nggak ngasih kabar?" tanya Bara. "Dih pede amat," tak sekeras jawaban sebelumnya. Tapi untunglah Bara mas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD