Dare

1356 Words
Alyssa pov Sebut aku gila ataupun tidak waras sekarang karena aku akan melakukan tantangan dari teman teman brengsekku ini untuk mencium pak Donatur. Melihat wajahnya saja belum pernah, bagaimana bisa aku menciumnya di bibir pula sedangkan belum pernah saling tatap sama sekali. Aku berjalan dengan rasa kesal dilorong sekolah yang sudah sepi ini karena semua siswa dan siswi sudah ada didepan untuk menyambut si pak donatur. "Jadi apa rencana lo?" Tanya Anton padaku. Dasar Anton gila ini semua gara gara Andre yang sudah pergi duluan tadi mendahului kami katanya untuk cari tempat tapi masa bodohlah. Yang penting bagiku sekarang adalah bagaimana nasibku ini. "Gue gak ada rencana." Jawabku acuh. "Oke kalo gitu lo mau cium dia dimana?" Tanya Devan to the point. "Jangan bilang lo mau ngelakuin itu dilapangan sekolah." Duganya yang membuatku menyeringai dan menatapnya. Dia sudah menatapku ngeri begitupun yang lainnya. Ku putar kedua bola mataku malas. "Please deh pake otak. Gue gak mau mempermalukan diri gue juga kali." "Gimana kalo dibUKS aja?" Usul Rendra. "Boleh tuh." Ujar Ria yang baru angkat bicara. "Serah lo aja deh. Tapi masalahnya gue gak yakin dia bakal liat gue. Secara penampilan gue ini gak ada menarik menariknya yang ada ilfeel tuh orang liat gaya gue." Ujarku. "Enggak kok Lyss, lo itu emang dasarnya cantik jadi mau diapain juga mau pake gaya apa aja tetep cantik kok." Ujar Ria yang benarkan oleh yang lain. "Bener tuh dan yang paling penting itu lo punya penampilan yang beda dan itu pasti bakal buat orang lebih tertarik dengan pesona lo." Sambung Hayla. "Kalo tantangan ini gagal gue jalanin gimana?" Tanyaku pada mereka. "Ya ganti tantangan lainlah." Ujar Rendra santai. "Udah pede aja bu, jangan nervous gitulah." Bujuk Devan sambil menepuk nepuk bahuku. "Udah ayok. Udah dikasih jalan tuh sama Andre." Ujar Rendra sambil menarikku agar berjalan didepan mereka. Dari kejauhan memang sudah terlihat sebuah ruang kosong diantara kerumunan siswa itu dan tentu itu adalah hasil perbuatan Andre. Aku pun menarik nafas dan membuangnya perlahan. Ku tengokan wajahku kebelakang dibelakangku ternyata sangatlah ramai dan mereka adalah anggota The Trouble. Sedangakan Ria dan Hayla sudah berada disampingku bagaikan sepasang dayang dayang. Ku ambil permen karet dari saku bajuku dan memakannya, permen karet adalah rasa percaya diriku itulah yang ku yakini sampai saat ini. Aku pun berjalan perlahan sambil mengunyah permen karet. Ketika aku sampai dibarisan paling depan, mataku langsung terpaku oleh mata tajam berwarna hazzle itu. Tajam dan mengunci. Lo bisa! Gak ada darah pengecut ditubuh lo Alyssa! Batinku menyemangati. Setelah kurasa dia benar benar menatapku, aku harus melancarkan aksi pertama. Ku kedipkan sebelah mataku dan mengeluarkan tatapan menggoda yang kupunya. Dan reaksinya sungguh sudah ku duga. Ia terlihat biasa saja huhh sungguh ini memalukan diriku sendiri. Dan setelah dia berbincang entah apa dengan Pak kepala sekolah, ia menatapku kembali. Sepertinya ini kesempatan terakhirku untuk melancarkan tantangan ini. Ku tunjuk ruang UKS dan ia terlihat bingung. Astaga pria ini bodoh atau apasih sebenarnya!! Kemudian ia menunjuk dirinya sendiri seakan bertanya apakah aku sedang berbicara denganya atau tidak. Aku pun mengangguk cepat dan memberikan angka 8 dengan jariku padaanya sambil mengetuk ngetuk jam tangan milikku. Ia pun mengangguk sekali seakan mengerti dan kemudian berjalan menuju ke ruang entah kemana bersama kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah. Dan setelahnya semua siswa membubarkan diri. Begitupun aku segera pergi kekelas dan menenangkan diri. "Lyss tunggu Lyss!" "Neng jangan ngambek elahhh." "Cantik jangan tinggalkan aku." Persetan dengan panggilan mereka. Dengan bodohnya aku memilih Dare tadi. Arghh jika sudah seperti ini aku tak bisa mundur sudah terlanjur malu dan lebih baik malu sekalian. Aku pun duduk dikursiku dan meletakkan wajahku dimeja. 60 menit lagi. "Eh Lyss lo tadi ngapain sih? Kok gue liat lo ngedipin mata gitu sama si pak Donatur?" Tanya seseorang yang kuyakini itu adalah Shilla. Jeli banget nih orang. Aku pun mendongakkan wajahku menatap tiga orang gadis dengan wajah penasaran tingkat akut itu. "Gue tadi maen ToD dan Dare nya cium bibir si pak Donatur." "Anj*r! Gila! siapa yang kasih tantangannya?!" Tanya Shilla dengan wajah sangat sangat terkejut. Yah walaupun Via dan Agni juga terkejut tapi wajah Shilla lah yang paling berlebihan diantara yang lain. "Andre." Jawabku singkat. "Terus lo mau ngapain supaya Dare lo lancar terlaksana?" Tanya Agni. "Gue udah kasih tau tadi sama bapak itu supaya dateng ke UKS jam 8." Jelasku. "Dia mau?" Tanya Via ingin tahu. "Dia ngangguk tadi. Tapi gak tau dia bakal dateng atau enggak. Sumpah ya gue ini gak ada pengalaman buat yang begituan. Lo bertiga kan pada tau kalo gue gak pernah pacaran." Ujarku dengan berbisik di kalimat terakhir. Ini adalah Rahasiaku,dan hanya mereka bertiga yang tau akan hal ini. "Dan yang terpenting adalah penampilan gue yang urakan dan gak mungkin gue bisa buat dia demen sama gue kalo gue begini." Ujarku sambil meniup poniku. "Udahlah Lyss, gue yakin lo bisa. Harga diri lo bakal terluka kalo lo gak lakuin ini." Ujar Agni yang dibetulkan oleh yang lain. "Lo cantik kok Lyss. Pasti dia demen sama lo." Ujar Via dengan senyumnya. "Udah gue yakin lo bakal bisa lolos di tantangan ini. Gunakan aja yang lo punya dan lakuin aja yang lo pikirin." Ujar Shilla menyemangatiku dengan kata kata ambigu miliknya. "Lo rayu aja dia kayak si Angel ngerayu Ibra." Sambung Shilla yang membuatku langsung meringis jijik. Sungguh aku tak bisa bayangkan bila aku akan melakukan apa yang dilakukan Angel pada setiap pentolan sekolah. Itu benar benar menjijikan. "Ide lo gak bakal gue lakuin. Najis gue begitu sama orang yang gak gue kenal." Ketusku. "Eh kalo lo gak begitu lo gak akan berhasil kali Lyss." Sela Via. "Serah lo pada aja deh. Gue ke UKS dulu bentar lagi jam 8." Ujarku malas dan kemudian berjalan menju ke UKS didekat lapangan sekolah yang biasanya digunakan ketika upacara. UKS disekolah ku ini ada dibeberapa titik dan salah satunya UKS dilapangan sekolah. Semua UKS selalu dibuka setiap harinya dan biasanya ada satu anggota PMR yang bertugas diUKS. Jadi, UKS ini biasanya menjadi tempat mojok atau berpacaran oleh sebagian besar murid disini karena tak ada batasnya. Aku pun masuk kedalam UKS berdaun pintu transparan ini. "Yon, Gue mau pake UKS ini. Lo keluar sono biar gue yang jaga." Ujarku pada Ryon yang sedang tugas piket menjaga UKS hari ini. "Oke princess, thanks yaa udah mau bantuin gue. Gue juga lagi males disini bosen. Gue duluan ya." Pamitnya yang hanya aku angguki saja. Setelah kepergian Ryon, aku pun menuju ke cermin yang ada di ruangan ini. Dan kulihat ada seorang gadis dengan pakaian urakan dan rambut tak berbentuk. Apa itu aku? Astaga betapa buruknya dirimu Alyssa! Apakah laki laki itu akan tertarik padaku? Apakah aku bisa lolos di tantangan ini? Jika laki laki itu tidak datang bagaimana? Jika laki laki itu datang aku harus bagaimana? "Ehem... Udah lama nunggunya?" Tanya seseorang dengan suara berat mengagetkanku. Aku pun membalikkan tubuh untuk menghadap kearahnya. "Eh, enggak juga kok." Jawabku gugup. Duh duh jantung jangan berdetak cepet dong. Aku pun mendekatkan diriku kepadanya dan melewatinya untuk menutup gorden hijau di pintu UKS yang transparan. Setelah tertutup rapat tanpa celah, Aku kembali mendekatinya yang terlihat gugup. Oke gue bisa lakuin ini. Gue bisa buat dia terpesona dan cium bibirnya. Gue bisa! Aku pun berjalan lebih dekat dengannya dan ia pun hanya bergeming saja ditempat ia berdiri. Aku masih terpaku dengan mata hazzle pria ini. Astaga pria ini kenapa dia tidak mundur sih! Setidaknya buat aku jadi dominan. Setelah berada tepat didepannya, darahku berdesir begitu saja. Aku pun menaikkan jari telunjukku untuk menyentuh wajahnya. Langkah pertama dimulai! Ia memejamkan matanya ketika jemariku menyentuh wajah tampannya. Ku akui dia memang tampan bahkan sangat tampan tetapi aku tak bisa terpesona sekarang. Setelah cukup lama aku turunkan tanganku ketengkuknya dan memeluk lehernya hingga wajah kami terasa sangat dekat. Aku bisa! Hanya menempel saja aku pasti bisa. Ku rasa ia menahan nafasnya sekarang dan terlihat begitu tegang tubuhnya. Ku dengar dia menggeram seperti Serigala. Astaga menggeram? Seperti serigala?! Terserah sajalah, dengan cepat ku tempelkan bibir kami lalu menjauhkan wajah dan menatap matanya yang sudah berubah menjadi warna merah dengan warna hitam dipinggirnya. Setidaknya aku sudah berhasil menciumnya. Tapi tadi matanya tak begitu, apakah dia memakai softlens? Tapi kapan ia menggantinya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD