Hai...kenalkan,aku Queensha Salma Khalasnikov.Dari namaku kalian pasti tau darimana aku berasal.Yap!,aku keturunan Sunda Rusia.Tapi jangan berpikir aku senang akan penampakan diriku.Walaupun banyak yang bilang aku cantik tapi aku tak pernah merasa cantik.Aku justru jauh banget dari kesan ratu sesuai arti namaku.
Aku punya sepasang mata biru terang yang berbeda dengan warna mata papaku yang berwarna biru gelap.Papaku seorang keturunan Rusia.Kakekku yang orang Rusia,dahulu hijarh ke Indonesia membawa nenekku pindah ke Indonesia dengan tujuan mencari suaka karena benci perang dan sampai merubah kewarganegaraannya karena jatuh cinta pada negeri yang menurutnya eksotis.Papaku baru ikutan pindah saat beliau berusia 12 tahun dan masuk SMP di Bandung.Sayang kakek dan Nenekku sudah tidak ada.Aku hanya punya kakek dan Nenek dari pihak mama yang asli orang bandung
Dave Theodore Khalasnikov tapi papa membuang nama tengahnya saat menjadi muslim ketika menikahi mamaku.Papaku itu menikah dengan mamaku yang anak mandor perkebunan teh.Nama mamaku Sophia Khalasnikov.Wanita sederhana yang berhasil membuat papaku yang bule jatuh cinta,lalu memutuskan menikah.Dari pernikahan mama dan papaku lahirlah aku.Aku putri satu satunya.
Papaku adalah seorang arsitek dan mamaku seorang akuntan.Papaku berkarir di sebuah perusahaan kontraktor milik pemerintah.Mamaku juga seorang wanita karier.Bingungkan kalian kenapa kedua orangtuaku itu kerja?,sementara papaku mewarisi perkebunan teh milik Opaku.Ya mereka berdua cuma merasa sayang kalo tidak menerapkan disiplin ilmu yang mereka pelajari.Jadilah aku sering di rumah sendiri.Kadang kalo weekend papaku juga sering ke Bandung untuk mengecek perkebunan Opa berdua mamaku.
Untung aku punya seorang sahabat dari semenjak aku SD.Dia putri bungsu seorang pejabat perusahaan minyak negara,Karina Mahardhika namanya.Dia punya seorang kakak lelaki yang lebih sibuk kuliah dan pacar pacar cantiknya yang selalu berganti ganti.Sama sepertiku Karin juga kesepian karena papi dan maminya memilih tinggal di rumah dinas,di banding di rumah pribadi mereka yang luas.
Atas bantuan Karin,mama dan papaku akhirnya menyetujui untuk aku sekolah di sekolah SMA umum,setelah sebelumnya aku dan Karin sekolah di sekolah khusus putri.
"Gila cong masa kita SMA di sekolah yang isinya cewe semua gini,ga ada pemandangan,kan gue juga mau tau rasanya punya pacar."ungkap Karin mengsugestiku.
Aku diam waktu itu
"Tapi nyokap bokap gue mana setuju Kar!"keluhku
"Slow,kalo gue yang ngomong pasti beres"katanya
Aku hanya mengangguk mengiyakan.Karin akhirnya maju bicara pada mama dan papaku
"Ga nyeremin buat kalian masuk sekolah umum?"tanya mamaku
"Emang isinya hantu tan??,ga lah tante!,kalo Queen ada yang ganggu,masa aku diam aja!,kan kita berdua trus"kata Karin
Mama dan papaku diam sebentar
"Kamu ngertikan kenapa om masukin anak om ke sekolah khusus putri?"tanya papaku
"Tau aku om!!,karena anak om cantik jadi om takut dia ketemu cowok b******k!"jawab Karin santai
Papaku tertawa
"Ya bukan itu juga.Om takut dia terjerumus dengan hal ga baik.Apalagi SMA,dalam hal bergaul kalian akan menghadapi permasalahan yang lebih kompleks.Sekolah umum itu lebih banyak tekanan,persaingan perebutan cowo,saingan penampilan,atau malah bersaing untuk terkenal"jelas papaku
"Tau aku om!,aku yakin kok,aku sama anak om bisa hadapin.Justru dengan masuk sekolah umum kami bisa banyak belajar tentang banyak hal,tidak seperti di sekolah khusus putri.Kalo om terus menerus masukin anak om di sekolah khusus putri ,nanti saat Queen mesti kuliah malah kaget dan susah adaptasi,karena tidak ada universitas khusus putri juga.Ada sih kalo Queen berniat jadi sekertaris,tapi kan anak om mau jadi arsitek atau design interior"sanggah Karin
Temenku ini mulutnya juara banget.Papa mamaku saling berpandangan lagi
"Gimana om?,aku sih ga masalah kalo Queen mau lanjut di sekolah sekarang,kalo aku mau masuk sekolah SMA umum"kejar Karin
"Siapa yang jaga anak tante kalo dia sakit?"keluh mamaku
"Ya kan ada teman yang lain!!"jawabnya santai
Papaku terdengar menghela nafas
"Kamu sendiri mau masuk sekolah umum?"tanya papaku padaku
Aku mengangguk pelan.Aku mau banget tapi aku takut bilang
"Okey om setuju!,tapi...kalo sampai anak om ngeluh soal sekolahnya,om akan cabut dan kembalikan dia ke sekolah khusus putri"jawab papaku
Aku dan Karin tertawa
"Gitu dong om!!!,sayang om!!"jerit Karin girang lalu memeluk papaku lalu mamaku
Jangan heran kalian,udah biasa Karin begitu.Dia sudah memganggap mama dan papaku itu seperti orangtuanya.Dan aku tidak keberatan.Aku sendiri kasihan kalo dia nangis kangen mamanya.Tidak pernah ada yang tau soal ini.Kalau di sekolah,Karin selalu menunjukan senyum dan tawa,daripada tangis dan airmata.Jadi rahasianya aman sama aku.
Setelah mengikuti tes masuk,aku dan Karin akhirnya di terima di sekolah SMA impian kami.Sayang kami harus pisah kelas.Aku masuk kelas X-3 sedangkan Karin masuk kelas X-5,Ruang kelas kami selisih satu kelas di lantai satu gedung sekolah.Ada 7 kelas untuk kelas X dan semuanya ruang kelas berderet di lantai satu.Lantai kedua khusus kelas XI.Ada 8 kelas untuk kelas XI.Lantai dua itu terdapat ruang guru yang besar.Sedangkan di lantai satu di sisi sayap gedung sebelah kanan,berderet lab IPA dan lab bahasa.Paling sudut lantai satu itu kantin yang besar dan si sayap kiri gedung adalah ruang kepala sekolah,ruang tata usaha dan ruang kepala sekolah.
Aku sempat deg degan saat masuk ke kelas baruku.Aku semakin deg deg an saat menyadari kelas mendadak hening saat aku berdiri mencoba mencari bangku kosong.Hanya ada tiga bangku kosong yang tersisa.Bangku kosong depan meja guru,bangku kosong di paling belakang dekat cowo cowo,lalu satu bangku kosong sebelum bangku belakang di sebelah seorang cewek berbadan tambun.Aku memilih bangku itu,walaupun di belangkangnya duduk cowok yang menatapku dengan senyum menyebalkan.
“Bangku ini kosong ga?”tanyaku dan mereka malah menatapku lekat sampai aku grogi.
“Kosong,elo bisa duduk di situ!"jawab cowok yang tampaknya galak di belakang cewek bertubuh tambun mengambil alih
Aku tersenyum dan merasa lega karena aku akhirnya dapat bangku juga.
"Makasih..."desisku pelan lalu duduk
Aku memasukan tasku ke kolong meja lalu menoleh ke cewek gendut di sebelahku
"Hai...gue Queensha,Queen aja boleh kok!"kataku menyodorkan tanganku.
Dia menatapku.
"Gendis!"jawabnya menjabat tanganku dengan ragu
Aku tersenyum pada Gendis lalu berbalik ke arah dua cowok di belakangku
"Elo?"tanyaku pada cowok bertampang galak yang tadi menjawab pertanyaanku
"Omen!"jawabnya.
Aku tersenyum lagi beralih ke arah cowok….Astaga….aku baru sadar kalo dia ganteng banget.Mama……kok bisa sih nih muka cowok di depan aku seperti hasil pahatan??.Hidungnya,matanya yang hijau gelap dan bentuk wajahnya yang lonjong dengan rahang tegas.Dia terlihat senyam senyum menatapku.Aku jadi deg degan,aku jadi tersenyum juga untuk menutupi rasa grogiku.
"Elo?"tanyaku padanya
"Noni!"jawabnya.
Aku mengerutkan dahiku
"Nama elo Noni?"tanyaku karena merasa heran
Dia tertawa dan aku suka melihat cara dia tertawa.Gak tau ya,aku merasa dia orang yang menyenangkan.
"Bukan tapi nama elo buat gue"jawabnya dan aku semakin bingung.
Gendis dan Omen sampai saling menatap lalu menatapnya sama sepertiku.
"Maksudnya?"tanyamu sambil melepaskan jabatan tanganku dengannya.
Abis bikin aku deg deg an.
"Elo kaya Noni belanda,mata elo tuh biru banget kaya gundu,boleh gue congkel ga?"godanya.
Aku langsung merona.Omen memggeleng pelan,dan Gendis terbahak
"Receh ga sih?,Noni belanda?,yang benar aja?,elo mau Queen?, di jajah sama kompeni lagi"ledek Gendis
Aku ikutan tertawa dan dia mengusap tengkuknya.Tapi aku suka candaannya karena membuat suasana perkenalan yang kaku jadi mencair.
"Ga mau!,trus nama elo siapa?"tanyaku lagi.
"Gerenino,panggil aja Nino biar akrab"jawabmu sambil cengar cengir jahil
Aku tertawa lagi.
"Ngarep banget gue mau akrab sama elo"jawabku.
"Belum aja elo jatuh cinta ma bujang tampan kaya gue"balasmu
Aku menyeritkan hidungku mengejeknya.Mana mungkin juga cowok ganteng sepertinya bisa jatuh cinta sama aku kan??.
"Dih pedenya sejuta"jawabku lalu berbalik ke depan lagi
Gendis ngakak lalu ikutan balik badan.
“Jangan mau Queen kalo elo di dekatin Nino mah,pasti playboy”bisik Gendis.
Aku tertawa.
“Kok elo tau kalo Nino playboy?”tanyaku ikutan berbisik.
“Ya elah Queen,cowo ganteng kaya dia,mana mungkin ga playboy!!,merasa rugi kali,makanya gue bilang hati hati ya,elo soalnya cantik”jawab Gendis.
Aku tertawa lalu terjeda karena Nino menepuk bahuku.
"Non!"cetus Nino
"Non lagi!,kaya kacung gue!"jawabku sambil balik badan lagi ke arahnya dan Omen
"Biar aja Queen kapan lagi punya kacung!"ledek Gendis
Nino tertawa,aku hanya senyam senyum.
"Non!,BH elo nomor 32B ya?,badan elo kurus tapi kayanya d**a elo gede"katanya dan sukses membuat wajahku memerah dan reflek menyilangkan kedua tanganku di d**a.
Astaga!!,kaya benar Gendis bilang deh,ini cowok playboy,omongannya aja mesum.Aku meringis sedangkan Omen dan Gendis sudah terbahak dan si pembuat onar malah cengar cengir.Gak deh batal aku bilang dia ganteng.
"Dasar m***m!!"jeritku lalu balik badan
Nino ngakak dan Gendis mendorong tubuhnya sebelum dia berbalik sepertiku
"b******n!"desis Omen dan masih bisa aku dengar.
Aku selamat saat wali kelas kami masuk kelas dan mulai mengabsen.Dari absen itulah aku tau kalo Omen anak tinggal kelas dan nama lengkap Nino,Gerenino Dean Sumarin.Udah ganteng,masih perlu banget anak orang kaya.Papa Nino ternyata donator sekolah,berarti kan Nino anak orang kaya.Lengkap sudah modal dia untuk jadi cowok playboy yang mesum
Hampir aku menyesali keputusanku masuk ke sekolah SMA umum,karena senioritas yang kental sekali terasa.Setelah masa orientasi sekolah selesai,aku dan Karin sering sekali mendapat tekanan dan bullyan dari para senior kelas XI.Untungnya senior kelas XII tidak terlalu brutal sampai ikutan menyerang.Kalau Karin bilang mereka tidak mau mencari masalah karena harus memghadapi ujian akhir sekolah.Berbeda dengan senior di kelas XI.
"Parah Kar,masa gue di jegat mulu kalo jajan di kantin?"keluhku suatu hari sewaktu bubaran sekolah
"Ya elo kan keceh badai cong,wajarlah elo di bully,mereka ngerasa kesaing sama elo!"jawab Karin enteng
"Elo juga dong?,kan elo di bully juga!"kataku
Karin tertawa
"Masih nanya lagi,jelas gue juga keceh badai,makanya mereka gitu juga sama gue.Udah sih slow aja.Gak usah ngadu sama emak bapak elo,tar elo di pindahin sekolah"kata Karin.
Aku mengangguk.
"Tapi sampai kapan Kar,gue mesti diam aja gitu?"tanyaku lagi.
"Selama masih ngebully verbal doang,jangan di ambil hati,kalo udah mulai main tangan,baru aduin sama guru!"perintahnya
"Nyokap bokap gue tar jadi tau dong!"sanggahku
"Ya kalo udah gitu,mau ga mau.Sekarang sebisa mungkin,gimana caranya elo menghindar dulu deh,sampai gue dapat cara buat hadapinnya"kata Karin
Jadilah aku berusaha sekali menjauhi area kantin dan keluyuran di pinggir lapangan sendiri.Area favorit senior tukang bully.Aku lebih banyak di kelas dan menitip jajanan pada Gendis teman sebangkuku yang bertubuh tambun dengan tingkat kepedean sejuta.Astaga dia gendut banget tapi selalu ngerasa cantik.Aku suka sih,jadi aku tidak bosan karena terus menerus tertawa kalo dia di ledek atau di goda oleh dua orang cowo m***m yang duduk di bangku belakang tempat aku duduk.Siapa lagi kalo bukan Omen dan Nino.
Mereka berdua ganteng sih,tapi brengsek.Omen,dia veteran karena tidak naik kelas.Kalo info dari Gendis,bukan karena Omen oon tapi karena dia biang onar,dia tukang tawuran.Kalau Nino itu cowo yang demen banget tepe tepe sama cewek cewek.Hampir setiap hari yang keluar dari mulutnya cuma cewek dan cewek.Ga heran aku,dengan penampilan dia yang keren,pasti jadi magnet tersendiri buat cewe cewe di sekolah.
Kakak seniorku aja sering banget ke kelasku cuma buat ngecengin Nino.Aku sih ogah deh dekat dekat dia,gak tahan sama brengseknya dia.Informasi dari Gendis juga,aku baru tau kalo Nino memang punya banyak pacar,yang di pacari karena cewe cewe itu yang nembak dia.Bisa kalian bayangkan,cewe seperti apa coba,yang nembak cowo duluan.Aku sih ogah walaupun seandainya suka sama seorang cowok
Tapi aku tidak juga luput dari kelakuan reseknya.Dia sering banget gangguin aku.Dari mulai narik jepitan rambutku,merengek minta contekan PR sampai ledekin aku ga jelas.Aku kadang suka kesel juga.Untung Gendis selalu belain aku,kalo Nino gangguin aku.
"Non!,lihat sih jawaban yang soal matematikanya,Non!!"pintanya sambil menarik jepitan rambutku
Aku menoleh dan menatap garang ke arahnya
"Jepitan rambut gue Nino!!,kembaliin!!'kataku berusaha merebut dari tangannya
"Iya gue balikin,liat dulu jawabannya,gue laper nih mau ke kantin,kalo udah selesai kan enak bisa cabut ke kantin!!"pintanya lagi
Aku menghela nafas.
"Balikin dulu!"pintaku
"Liat dulu!!"katanya ngeyel
"Kasih Queen,mau loh kita berdua cipok!"suara Omen
Aku terbelak lalu buru buru berbalik dan memberikan bukuku
"Tuker buruan!"perintahku galak
Nino tersenyum lalu menyodorkan jepit rambutku dan menukarnya dengan bukuku
"Lagi Non demen banget jepit rambut tinggi,udah tau tengkuk elo bikin gue h***y!!"goda Nino
Aku merona
"Jangan sakit jiwa kalo ngomong!,trus stop manggil gue non!, non!.Elo lama lama kaya kacung gue!!"protesku
Dia cengar cengir.Kesempatan buat Omen untuk merebut bukuku dan menyalin bukuku
"Ya kan elo kaya Noni Noni belanda,bule banget gini,mata elo biru kaya gundu,trus rambut elo coklat,gemes gue!"katanya sambil menatapku lekat
Aku merona
"Gemes pala lo!,jangan mau di rayu kampret Non!"kata Omen sambil menoyor kepala Nino
Aku cemberut
"Dih ga akan mempan gue di rayu b******n kaya dia sih,ogah!.Dan elo juga stop manggil gue Non!!dasar curut!!"kataku berbalik
"Jiah...curut Men!"ledek Nino ngakak
Omen ikutan ngakak
"Nih cewe ga ada ngeri ngerinya sama gue!!,ngatain gue curut!!"keluh Omen sambil tertawa
"Kan sesuai nama elo"sanggahku berbalik lagi
"Nama gue keren cuy!!"sanggahnya
"Dih mana ada!!,nama elo tuh kaya tikus dono!,tau kan lo??"ledekku
Omen melotot sedangkan Nino udah ngakak parah.Aku cengar cengir.
"Nih bule minta di gagahin No!,hajar No!!"perintahnya
Nino langsung menangkap tanganku.Aku spontan memekik.Untung kelas jam kosong,tapi ga ada Gendis yang bisa bantu.Aku jadi takut juga
"Ampun No!!"kataku memohon
Nino tetap mencekal tanganku sambil tertawa
"Udah ah salin!,biarin tuh bule kita urus nanti,asem gue mau ngerokok"perintah Omen
Nino menurut dan melepaskan cekalan tangannya
"Nanti ga akan gue lepas lo Non!!"ancamnya
Aku bergidik ngeri dengan ancamannya.Buru buru aku balik badan dan membaca buku yang baru aku beli untuk mengisi waktu jam kosong pelajaran.
Omen selesai lebih dulu dan berlalu ke kantin.Tinggal Nino masih menyalin.Kelas.jjga sudah separo kosong karena semua sudah menyerbu kantin atau pinggir lapangan.Pemandangan biasa kalo jam kosong seperti ini.Aku tetap tidak berminat keluar kelas karena takut.
"Non nih bukunya!,elo mau keluar gak?"tanya Nino tau tau sudah berdiri dan mengembalikan bukuku
"Non lagi"keluhku sambil menerima buku dari tangannya
Dia tertawa
"Di kata elo kaya Noni belanda!"sanggahnya
Aku mengerucutkan bibirku
"Udah sana,ganggu aja!"kataku mengusir dengan cara mendorong kakinya
Dia tertawa lagi lalu malah duduk menghadapku di bangku depanku
"Elo kenapa demen banget di kelas sih?"tanyanya sambil menatapku
Aku balik menatapnya
"Kepo lo jadi laki!"ledekku
Dia tertawa lagi
"Serius gue nanya!"katanya
Aku menutup bukuku
"Gue takut di gencet kakak kelas No!"keluhku
Gantian dia menghela nafas
"Bener perkiraan gue,susah sih jadi cewe cakep kaya elo,serba salah terus.Gue juga kadang heran sama cewe cewe,ngapa gak mau banget ngerasa kalah"keluhnya
Aku merona
"Emang cowok cowok gak gitu?"tanyaku
"Ngapain ngiri cuma gara gara takut kalah ganteng.Apalagi gue yang emang udah ganteng"jawabnya tengil
Aku langsung hilang minat ngobrol.Nino tertawa melihat aku baca buku lagi
"Elo doang kayanya yang ga mau ngakui gue ganteng"ledeknya
Aku menatapnya sekilas lalu baca lagi
"Ngapain bener!,kaya elo bilang!,kan gue cakep,gue pasti gampang dapat cowok ganteng mah!,tinggal tunjuk!"jawabku
Nino ngakak
"Iye deh Noni!!,ya udah!,elo mau minuman ga?,atau cemilan?,gue traktir karena elo udah kasih nyontek"katanya sambil bangkit
"Ada pamrih ga?"tanyaku
"Gak...seriusan gue!!,buruan mau apa?"tanyanya
Aku langsung berbinar
"Gue mau bakso sama es teh manis,tapi pasti elo ribet bawanya!,ga usah deh!!!"ralatku
"Di kasih hati minta ampla!!"keluhnya sambil berlalu
Aku tertawa
"Ga usah No!!"jeritku waktu dia hampir mencapai pintu keluar kelas
"Bawel!!"balasnya
Aku tertawa
Lucu juga dia tuh.Aneh juga sih kalo dia perhatiin aku yang jarang keluar kelas.Aku memilih melanjutkan membaca buku di bandingkan memikirkan kelakuan Nino si cowok playboy.
Tapi ternyata Nino beneran beliin aku bakso dan es teh manis yang di bawakan oleh seorang cowok teman sekelasku
"Dari Nino Queen!"kata Deni teman sekelasku yang duduk di sisi kanan Nino.Cowok resek juga sih
"Orangnya mana?"tanyaku
"Masih nongkrong kantin!,udah makan!,keburu bel!"perintahnya lalu berlalu ke meja nya
"Makasih!"ucapku
Deni tersenyum
"Gantinya boleh nyontek MTK ga??,kata Nino elo udah selesai!"pintanya
Aku tertawa
"Ada upetinya ternyata"ledekku
"Ya ga apa sih kalo elo ga kasih,gue tinggal lihat buku Nino!"jawabnya
Aku tertawa
"Nih buku gue aja!"kataku
Deni tertawa
"Thank you Sista!!"jeritnya senang menerima buku dari tanganku
Aku berbalik untuk makan baksoku.Ga sehat sih sebenarnya makan bakso pakai mangkok sterefoam gini.Tapi gak ada pilihan di banding aku mesti ke kantin.Mana Nino baik banget,sambel dan saosnya di pisahin.Aku soalnya ga suka saos.Aku suka bakso dengan kuah bening yang rasanya pedes dan asam.
Aku lalu makan baksoku dengan semangat.Tepat jam pergantian pelajaran bunyi,Nino dan teman teman sekelasku sudah kembali ke kelas lagi.Dan aku sudah selesai makan bakso dan es teh manisku.
"Makasih ya!,tadi berapa duit?"tanyaku setelah berbalik menghadapnya
Dia tertawa
"Di kata gratis!"jawabnya
"Jadi serius di traktir?"tanyaku
Dia mengangguk
"Bawel!,udah masuk noh guru,tar elo di setrap!"katanya mengingatkan
Aku langsung balik badan lagi.Aku senyam senyum.Manis banget sih dia.Eh..apaan sih aku?.
Semenjak hari itu ,kami jadi akrab.Aku sering nitip jajanan pada Nino dan tidak pernah mau di bayar,sampai aku tidak enak hati sendiri.
"Jangan gitu No!,masa elo traktir trus!"paksaku sambil menyedorkan uang ke arahnya
"Ck...duit jajan gue banyak!"tolaknya mendorong uang yang aku sodorkan
"Sombong!"kataku kesal
"Lah emamg bener,mama gue tuh kasih duit gue jajan banyak Noni!,kan gue mesti traktir cewek cewek gue!"jawabnya
Aku langsung cemberut
"Makin sombong!,ya udah gue gak usah nitip lagi jajanan deh!"kataku sambil balik badan lagi
Dia tertawa
Walaupun aku tidak pernah nitip,dia selalu beliin kok,masih orang yang antar buatku ke kelas atau dia antar sendiri.Aku mau tolak sayang sudah di beli juga.
"Makan!"perintahnya meletakkan bungkus mie ayam di atas mejaku plus es teh manis
"Gue gak pesen!"sanggahku
"Emang,tapi abangnya lagi ulang tahun,jadi di kasih gratis"katanya
"Beneran?"tanyaku
"Jiah ga percaya!,udah makan,gue kasihan elo gak bisa ke kantin,udah yak!,gue juga laper"katanya keluar kelas
Aku tersenyum menatapnya yang berlalu keluar kelas.Akhirnya aku makan juga mie ayam yang di kasih Nino.
"Dis,emang tukang mie ayam ulang tahun ya?,kok bagi mie ayam gratis?"tanyaku pada Gendis yang baru kembali dari kantin karena bel masuk sudah berbunyi
"Ulang tahun?,siapa?"tanyanya heran
"Tukang mie ayam.Nino tadi bawain gue mie ayam,katanya gratis karena tukangnya ulang tahun!"kataku
Gendis seketika terbahak.Aku mengerutkan dahiku
"Ya elah dasar oneng,elo di bohongin Nino!,mana ada sih tukang mie ayam kasih gratis.Ngutang aja ga boleh!"kata Gladis
Aku langsung cemberut dan makin kesel begitu melihat Nino masuk berdua Omen dengan kemeja seragam berantakan dan keringetan
"Elo bohong ya soal tukang mie ayam yang ulang tahun?"cecarku kesal
"Apaan sih marah marah!"keluhnya sambil duduk dan melap keringat di wajahnya dengan handuk kecil yang dia ambil dari tas.
"Ngapa sih bule?"tanya Omen melakukan hal sama juga
"Tau!"jawab Nino santai
Bikin aku makin gemes
"Temen elo tuh bohong,masa bilang tukang mie ayam ulang tahun terus kasih mie ayam gratis"jelasku
"Di kata elo yang oneng,percaya aja ma Nino!"celetuk Gendis
Aku menatap Gendis jutek yang sekarang tertawa bersama dua cowok nyebelin
"Beneran oneng!!"ledek Omen ikutan
Aku manyun maksimal
"Ya udah sih,udah di makan ini!,gantinya kerjain tugas gue yak!!,susah banget Non!"keluh Nino
Aku menghela nafas
"Lain kali gak usah bohong!"kataku jutek lalu berbalik
"Eh tugas fisika gue Non!"katanya sambil menarik jepit rambutku lagi
"Besok aja elo nyontek!,males aja mesti tulisin di buku elo,itu bayaran mie ayam yang elo beliin!!"kataku sambil merebut jepit rambutku
"Siap Noni!!"jerit Nino senang
Hadeh bikin ribet nih cowok satu.Tapi aku memilih memanfaatkan kebaikannya dengan imbalan mengerjakan tugasnya.Dia sih yang nulis sendiri dengan menyontek tugasku.Dan aku memanfaatkannya dengan jajanan gratis
"Elo lama lama nyebelin,udah gue yang bayar,mesennya bikin gue ribet"keluhnya
Aku menahan tawaku
"Gak mau beliin ya udah!,ga usah nyontek buku gue!!"ancamku
Nino menggeram
"Tulis aja pesenan bakso lo!,biar gue kasih mas Pur!"perintahnya
Aku berbinar lalu menyobek secarik kertas untuk bakso sesuai seleraku
"Nih!,awas salah!"ancamku
"Bawel!"katanya galak
Aku tertawa melihat dia berlalu dengan muka cemberut.Tak lama dia kembali
"Nih!,udah kaya ratu aja lo!"katanya sambil meletakkan pesananku
Aku bersorak
"Makasih Ino!!"ledekku
"Ino???,yang benar aja,nama gue Nino!"ralatnya kesal
"Eh..biar aja...kan elo udah manis banget beliin makanan gue,jadi nama panggilan elo gue bikin imut"kataku
"Iya Noni!!,serah elo!,jangan lupa PR gue!"katanya menyerah lalu berlalu keluar kelas
Dan selanjutnya dia tidak lagi bawa catatan pesanan baksoku
"Gue udah tau ga usah di tulis!"tolaknya
"Emang elo paling baik hati!!"ledekku
Dia tertawa juga
"Elo doang cewek yang bisa perintah perintah ma gue"katanya sambil mengacak rambutku
Aku cengar cengir
"Dan elo doang cowok yang mau gue bikin repot!"jawabku
Nino tertawa tanpa suara
"Elo nyebelin tapi ngangenin!!"katanya sambil berlalu dengan senyum di wajahnya
Seketika aku merasa mukaku memanas.Astaga dia cuma ngomong gitu doang lo,kok aku jadi blushing ya???ada apa dengan aku