20.Manusia Bodoh

1769 Words
Aku sedang duduk santai di kelasku saat jam istirahat sampai Karin masuk kelasku "Non!,si Nino tumben ga masuk"lapor Karin Aku kaget "Masa,ada kabar?"tanyaku "Ga ada kabar apa apa.Emang elo ga tau?,tumben elo ga tau"kata Karin Perasaan semalam Nino baik baik aja.Dia pulang juga girang girang aja,ga ada hal aneh.Siang siang hari minggu kemarin dia datang ke rumahku dan mengajak aku dan Karin menonton Roland main Skateboard di monas.Semua gara gara aku suntuk trus karena nilai Fisikaku turun.Aku sempat suntuk beberapa hari.Dan hari ini moodku membaik berkat Nino mangajakku jalan jalan keluar bersama Karin dan trio curut Apa dia sakit ya??Aku mengeluarkan handphoneku di saku rokku Tut..tut..handphonenya mati.Aku mengirim pesan juga centrang satu.Tumben,ga biasanya Nino gini. "Kenapa?"tanya Karin Aku hanya memandangi handphoneku "Ga bisa di hubungi Kar,kenapa ya?"kataku bingung "Sakit kali" "Tapi semalam dari rumah gue perasaan ga apa apa" "Atau tawuran" Aku menatap Karin "Waduh bahaya kalo dia tawuran.Apa ketangkep ya Kar"aku mulai takut "Telepon ke rumahnya aja" Aku berniat menghubungi no rumahnya tapi aku urungkan "Tar gue jawab apa kalo nyokapnya tanya?"keluhku Karin menghela nafas "Iya sih,tar dia marah kalo elo ngadu dia tawuran"kata Karin pelan Aku diam berpikir "Tar gue ke rumahnya aja deh pulang sekolah.Tumben banget dia gini"kataku "Ya udah,gue balik ke kelas ya"pamit Karin Aku hanya mengangguk Nino kemana sih?,aku khawatir juga jadinya.Sisa pelajaran aku lalui tanpa konsentrasi.Pikiranku sudah kemana mana.Nyesel akubtadi pagi tidak ke kantin dulu.Gara gara Obi yang mau nyontek PR.Mana pas akubtanya kemana Nino,dia jawab ga tau.Aku jadi kesel sendiri.Semoga Nino baik baik aja. Bel pulang berbunyi.Aku tergopoh gopoh lari ke gerbang sekolah.Aku buru buru naik ke ojek online yang aku pesan. "Eh,neng Queen"kata pembantu rumah Nino membuka pintu rumah untukku "Nino ada bi?"tanyaku "Ada neng di kamar"katanya sambil mengekorku masuk ke rumah "Nino sakit bi?"tanyaku "Wah bibi ga tau non,tadi dia pergi sekolah kok"kata bibi lagi Aku terdiam.Nino dari rumah pergi sekolah.Tapi kenapa ga ada di sekolah,dia kemana sebenarnya "Tante sama Gladis ada bi?"tanyaku "Ibu pergi arisan dari pagi neng,kalo neng Gladis les"jelas bibi Aku hanya mengangguk "Kalo mau ke atas ke atas aja neng,den Nino sama temannya juga.Neng mau minum ga?"tanya bibi "Ga usah bi,makasih.Saya ke atas aja"kataku sambil naik tangga Nino sama temannya siapa?,apa sama Deni ya pulang tawuran langsung pulang ke rumah,batinku Aku melangkah pelan menuju kamar Nino takut mengganggu.Aku buka pintu kamar Nino pelan.Seketika aku membeku,tasku tanpa sadar terjatuh Bugh!,Nino menoleh.Di sana di tempat tidur Nino bugil dengan seseorang di bawahnya yang juga bugil. "Non...."desis Nino Aku gelagapan "Maaf....gue ganggu....gue ke bawah aja"kataku sambil menutup pintu lagi.Aku terdiam syok di balik pintu kamar Nino.Aku menarik nafas berkali kali berusaha meredakan emosiku.Tanpa terasa airmataku menetes.Kenapa aku mesti melihat semua.Aku berpegangan pada dinding agar tubuhku tidak melorot ke bawah. Setelah aku bisa menguasai diri aku turun dari tangga dengan tubuh gemetar.Saat aku tiba di bawah tangga Nino sudah ada di puncak tangga "Non tunggu!"cegah Nino sudah berpakaian lengkap lagi Aku menoleh ke arahnya lalu berbalik lagi meneruskan langkahku. "Tunggu Non!"kata Nino menangkap tanganku "Gue mau pulang"kataku tanpa berani menatap matanya "Gue anter!"kata Nino masih mencekal tanganku yang sudah dingin dan gemetar "Gue balik sendiri aja.Lagian....elo...lagi... sibuk"kataku pelan dan terbata bata Aku berusaha melepaskan cekalan tangan Nino.Akhirnya Nino melepaskan cekalan tangannya "Maaf Non"katanya entah pada siapa. Aku hanya diam. "No,gue balik aja deh"suara cewe terdengar.Aku dan Nino menoleh ke arah atas tangga Cewe itu turun perlahan menuju ke arah kami "Hai,gue Dina"katanya mengulurkan tangan saat sudah berada di samping Nino "Queen"kataku menjabat tangannya juga.Nino hanya diam memperhatikan "No,gue balik ya,ga enak ada cewe lo"kata Dina "Oh bukan,gue bukan cewenya Nino"kataku sambil coba tertawa.Aku yakin tawaku terlihat banget basa basi.Nino menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan. "Oh kirain,ya udah gue cabut ya No.Tar gue telepon elo"kata Dina berlalu "Gue antar Dina pulang dulu,tunggu sini.Abis itu gue anter lo pulang"perintah Nino sambil berlalu menyusul Dina. Aku ikut beranjak mengikuti mereka.Saat aku tiba di pintu masuk,aku lihat Nino yang sudah berlalu sambil membonceng Dina Aku menghela nafas berat lalu membuka pintu untuk keluar.Aku memilih pergi dari rumah Nino di banding menunggunya pulang.Aku berjalan menyusuri komplek rumah Nino dengan pikiran berkecambuk.Harusnya aku tadi tanya bibi dengan siapa Nino di kamar,bukan main masuk aja.Kalau aku tau kan aku ga perlu melihat semua.Aku merutuki kebodohanku Saat menemukan taksi aku menyetopnya tanpa punya tujuan aku mau kemana.Akhirnya aku memilih pergi ke mall terdekat.Aku yakin Nino akan menyusulku ke rumah.Setelah aku makan,aku melangkahkan kakiku ke gramedia.Aku rasa buku dapat mengalihkan semua pikiranku.Cukup lama aku ada di gramed.Tenggelam dengan membaca banyak buku yang bisa aku baca lalu membeli beberapa n****+ dan komik pilihanku. Aku melangkah pulang saat waktu menunjukan pukul 6 sore.Aku rasa kalo Nino ke rumahku,dia pasti sudah bosan menungguku pulang.Tapi ternyata aku salah.Mobil honda Jazz nya sudah terparkir di depan rumahku. Nino berdiri dari duduknya saat aku membuka pagar rumahku.Aku menghela nafas sebelum aku melangkah ke arahnya "Hai"katanya pelan "Hai"kataku sambil tersenyum Nino terlihat lega melihatku tersenyum "Dari jam berapa?"tanyaku sambil duduk di bangku teras di samping pintu rumahku "Lupa,cukup lama kalo sampe ngabisin sebungkus rokok gue sama dua gelas es teh manis"katanya ikut duduk di kursi teras di sebelah lain.Kami di pisahkan oleh sebuah meja kecil Keheningan tercipta antara kami. "Darimana?"tanyanya memecah kesunyian "Gramed"kataku sambil menunjukan kantong plastik bergolo Gramedia padanya Dia mengangguk samar.Kami diam lagi "Maaf..."desisnya pelan "Untuk?" "Untuk apa yang elo lihat tadi"katanya Aku tersenyum canggung ke arahnya.Dia membalas menatapku tajam "Gue cuma syok"elakku memutus kontak mata kami.Aku memilih menatap kosong ke depan "Gue makin keliatan b******k banget ya dimata lo?"tanyanya Aku hanya diam "Dina ngajak gue ketemu pas gue cerita gue jadi putus ma Synthia gara gara mergokin gue ma dia jalan.Dina cuma ngerasa ga enak.Trus gue ajak dia ke rumah karena dia ga mau pulang.Soalnya mantan cowonya ngejar ngejar dia sampe ke rumah,dia ga mau nemuin"Nino mulai bermonolog Aku tetap membisu "Gue ga tau gimana bisa sampe gitu tadi sama Dina.Mungkin karena kebawa suasana aja.Gue putus sama Synthia dia juga putus sama cowonya.Gue...."Nino tiba tiba diam Aku menghela nafas pelan "Gue tadi khawatir elo ga sekolah.Gue pikir elo sakit,jadi gue susul elo ke rumah.Handphone elo juga mati.Syukur ternyata elo baik baik aja"kataku akhirya bersuara "Maaf Non..."kata Nino lagi pelan "No,soal yang gue lihat tadi,ga usah elo pikirin ya!,ga penting juga elo minta maaf sama gue.Ga penting juga elo jelasin sama gue.Gue cuma teman elo No.Lagian itu urusan elo,ada hak apa gue mesti marah.Gue cuma syok,karena gue ga pernah lihat yang kaya tadi secara langsung"kataku sambil menoleh menatapnya Nino mengerjapkan matanya "Ya...gue...ah udah lupain gue mau ngomong apa"katanya terlihat kesal Aku tertawa "Udah ya,gue cape banget.Mau tidur"kataku bangkit Nino ikut bangkit "Okay,istirahat ya Non"katanya sambil melangkah ke arahku "Iya,udah pulang sana!"dorongku pada badannya Nino tertawa "Elo ga anter gue?"katanya "Elo aja belum jalan jalan ke pager,nunggu gue sepak"candaku Nino tertawa sambil melangkah.Dia membuka pintu pagar rumahku "Gue balik ya"katanya sambil berusaha mencium pipiku Aku menghindar,Nino tertegun sebentar menatapku.Aku memasang senyum "Udah pulang"kataku sambil melangkah mundur ke arah gerbang rumah. Nino menghela nafas pelan lalu berbalik menuju mobilnya.Aku menangkap gurat kecewa di wajahnya.Tapi aku tidak perduli.Aku butuh waktu untuk meredakan rasa kecewaku. Sebenarnya aneh kalo aku marah dan aneh juga kalo Nino meminta maaf.Kadang aku merasa kami seperti dua orang bodoh yang berusaha menahan perasaan kami masing masing.Aku bukan pacarnya,jadi bukan hakku marah.Dan Nino tidak berkewajiban juga menjelaskan Semenjak kejadian itu aku menghindar dari Nino.Nino berusaha mendekat tapi aku punya banyak akal untuk menghindar.Mulai dari pulang buru buru dari sekolah.Jajan menitip pada teman sekelasku.Sampai pura pura tidur saat Nino datang ke rumah.Aku tau Nino kelihatan kesal.Berkali kali aku melihatnya emosi dan bermain bola tanpa henti. "Non,pulang gue anter!"Nino mencegatku yang sedang menuju ruang OSIS tiga hari kemudian "Gimana entar ya...gue ada rapat OSIS"tolakku sambil terus melangkah "Gue tunggu!"katanya mengejarku lagi "Ga usah,lama No!"tolakku bersikeras "Elo kayanya hindarin gue deh!.Gue pikir setelah kita ngomong kemarin semua selesai hari itu"katanya mencekal tanganku dan memaksaku menghentikan langkahku "Memang selesai kok,bagian mana yang elo pikir ga selesai?"sanggahku sambil melepaskan cekalan tangannya "Ga biasanya aja elo ga ribetin gue"katanya lagi beralasan Aku tertawa "Emang seharusnya gitu kan?"tanyaku sambil tersenyum "NON!,elo masih marah soal kemarin!"bentaknya Aku tertawa pelan "Apaan sih?,kita tuh kaya dua orang bego,iya ga sih?,udah gue bilang,elo ga perlu jelasin apa pun sama gue,gue juga ga punya kewajiban dengar penjelasan elo"kataku sambil berlalu meninggalkannya "Kalo gitu kenapa elo menjauh?elo ga lagi jealous kan sama gue?"cecarnya setelah berhasil menghalangi langkahku Aku tersenyum lagi.Ini semakin bodoh "Kalo gue jealous,gue udah marah sama elo dari kemarin kemarin,tapi gue santaikan liat elo wara wiri sama cewe.Sekarang gue tanya balik,apa penting banget buat elo tau perasaan gue,yang kemarin mesti liat gimana elo naked berduaan sama cewe di kamar elo?.Sekarang gue tanya sma elo,gimana kalo elo yang mergokin gue naked sama cowo berdua di kamar?"tanyaku sambil menatapnya "Gue matiinlah tuh cowo,enak aja!"katanya emosi "Alasannya?"tanyaku sambil mengangkat sebelah alisku "Ya..gue ga suka aja"jawabnya gelagapan "See?,ga salahkan kalo gue bilang kita kaya dua orang bodoh yang ga ngerti sama perasaan kita sendiri.Jujur gue ga suka sebenarnya,tapi gue trus sadar kalo apa hak gue buat marah.Gue cuma butuh waktu No.Udah ya...gue di tunggu di sekertariat OSIS"kataku pamit setelah menepuk pipinya pelan Sewaktu aku menoleh,dia mematung "Gue ga bisa kalo elo ga ada Non!"jeritnya sebelum aku benar benar menjauh Aku berbalik "Gue juga sama kok,sabar ya.Kalo gue udah enakkan gue pasti repotin elo lagi"kataku lalu melanjutkan langkahku menuju ruang OSIS Aku sudah lelah harus terus lihat dia sama cewe cewe,masih mesti juga lihat dia kaya kemarin.Rengga benar,aku sakit hati.Makin ga niat aku buat kasih kode kalo aku suka dia. "Omen....."desisku saat selesai rapat dan menemukan Emon berdiri menunggu di depan pintu ruang OSIS "Sinta bilang elo ga ada yang antar pulang,dia ga ikut rapat soalnya nengok Rengga yang sakit.Karin juga sibuk latihan lomba debat.Jadi gue kasihan ama elo kalo mesti pulang sendiri"jelasnya Aku tersenyum "Manis banget sih lo?"ledekku Omen tersenyum "Ayo le!,udah sore gini!"katanya Aku merangkul lengannya menyusuri koridor sekolah yang sepi sampai kami tiba si parkiran motornya. "Elo ngambek lagi sama kampret?"tanyanya sambil bersandar di motornya Aku diam "Gue bukan kepo!,penasaran aja gara gara apalagi sih?,dia keliatan suntuk karena elo hindarin dia!,udah sih Non,jangan ngambek!"keluhnya Aku masih diam "Gue nanya bule!!!"katanya gemas Aku mendengus kesal "Gue lagi ga tahan karena dia b******k banget"keluhku Omen berdiri berhadapan denganku "Dia macem macem ma elo?,apa dia..."tanyanya "Ih...bukan kaya yang elo pikir!"potongku "Trus?"kejar Omen Aku diam lagi dan menunduk "Gue lihat dia naina di kamarnya ma cewe"kataku hampir menangis Omen diam kali ini lalu menghela nafas pelan "Sama siapa?"tanya Omen pelan "Dina,mantan pacar dia pas SMP.Cewe yang bikin dia putus ma Shintia"jelasku "Ga mungkin Nino berani Ml di kamarnya Le,elo salah lihat kali"kata Omen "Tapi dia nindihin Dina trus mereka berdua telanjang"kataku makin serak Omen diam "Gue ga niat modus,kalo elo mau nangis dan peluk gue,boleh kok!,atau mau punggung gue?"kata Omen Aku menatapnya "Punggung aja!"kataku Omen tersenyum lalu berbalik dan tangisku pecah di punggungnya.Aku beneran ga tahan.Omen meremas tanganku dan aku merasa sedikit lebih tenang dan lega.Omen benaran membiarkan punggungnya basah dengan airmataku. "Pulang yuk!,gue cape!"pintaku mengusap airmataku Dia mengangguk dalam diam.Aku memeluk tubuhnya lagi begitu aku naik dalam boncengan motornya. "Makasih ya!"kataku begitu sampai rumahku "Iya...udah ga usah di pikirin,emang b******k tuh kampret"umpatnya Aku tertawa "Udah masuk Non,makan trus tidur ya!"katanya berlalu setelah mengusap rambutku Baik banget sih curut galak,baru tau aku kalo dia perduli banget sama aku.Walaupun aku sudah curhat pada Omen,moodku pada Nino ga juga membaik. Aku sendiri bingung kenapa aku harus menghindari Nino dan Nino juga kenapa mau sekali repot berusaha menjelaskan soal kejadian kemarin.Harusnya kan dia cuek,aku ngembek di banding repot kejar kejar aku.Aku toh bukan siapa siapa dia kan??.Dia tidak berhutang penjelasan apa pun padaku.Benarkan kalo aku bilang,kami seperti dua orang manusia bodoh yang tidak mengerti sebenarnya sedang meributkan soal apa???
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD