Syarat Mustahil

1379 Words

Lelaki yang masih lengkap memakai peci hitam dengan jemarinya yang hendak menarik kain sajadah tiba-tiba ia mendapatkan pelukan Rauna yang begitu menyempurnakan sepertiga malamnya. Arga memejamkan matanya seketika, mereka tak mengucapkan kata-kata apa pun seakan mendapatkan kekuatan kehangatan. Pelukan yang sudah Arga harapkan membuat hatinya begitu adem ketika air mata itu berjatuhan di atas lengannya. Jemarinya mengelap butiran yang menjadi saksi di antara terbukanya pintu keharmonisan di antara mereka. “Kau, kenapa bangun?” Rauna masih memeluk Arga, rasanya enggan untuk melepaskan di saat dirinya masih belum mendapatkan permintaan maaf dari ibunya. “Pak Arga, mendoakan aku di sepertiga malam ini?” Rauna menatap Arga dengan tatapan iba. Arga menghembuskan napas. “Kenapa, aku kan sua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD