Rauna terkejut sedari tadi Arga mengungkungnya tanpa memberi celah jarak untuknya. Tatapan Arga begitu tajam melihat mangsa yang berada di bawahnya yang seraya meminta ampun. Lelaki itu menaruh asa cemburu tipis walau ia belum menyukai Rauna di dalam hatinya. “Pak Arga, Lepaskan saya! Hey, kau mau apa!” Rauna berusaha mendorong Arga dengan kuat. Saat ini posisi pemuda berwajah tegas itu terguling di sampingnya. “Dasar, dosen m***m!” “Tutup mulutmu! Aku suamimu. Tidak ada kata m***m untuk suami sendiri, Rauna!” Gadis itu mendengusnya dengan kesal. Rauna segera beranjak sebelum Arga benar-benar lancang berkata seperti tadi yang membuat dirinya kesusahan untuk mengelak. “Terus, kau mau apa? Saya udah ke sini capek-capek naik ojek. Terus, Pak Arga marah-marah sinting begini? “Mau saya,