“Lo, gak bisa biarkan gue santai sebentar?” “Gak bisa, gue mau lo cepetan sekarang ke sini. Dan, tanpa sepengetahuan Pak Arga!” bentak Azura, hingga suaranya sampai terdengar keras. “Tanpa sepengetahuan saya? Kau menyembunyikan sesuatu?” Arga muncul secara tiba-tiba setelah menyelesaikan hajatnya. Gadis itu pun mematikan ponselnya secara sepihak. Kedua bola matanya melebar sempurna saat Arga mendengar percakapan rahasinya dengan Azura. Raut wajahnya tidak mampu menyembunyikan rasa panik dari keduanya. “Oh, e-enggak kok. Udah deh, kita ke sana aja yuk. Keburu keretanya datang,” kilah Rauna. Langkah kakinya tak seringan saat dirinya menyetujui permintaan Arga untuk menghindari ibunya. Namun, di sisi lain otaknya masih berpikir dengan ancaman Azura yang lebih berdampak bagi kehidupannya.