10

1376 Words

Semoga Arman ke sini bawa pembalut. Semoga bawa. Aku benar-benar berharap. Bete menunggunya yang tak kunjung datang, aku membidikkan kamera ke laut, kapal, juga orang-orang yang tengah kapal di sekitarku. Aku tersenyum lebar lalu memotret diriku sendiri berlatar belakang laut biru. Semilir angin membuat rambutku beterbangan, tampak indah saat diabadikan dalam gambar. Aku melihat-lihat foto di galeri dan sesekali menghapus foto yang menurutku kurang bagus. Aku mendongak dan menatap ke tangga. Arman kok gak datang-datang, sih? Apa jangan-jangan dia gak tahu pembalut itu seperti apa? Atau malu membelinya? Aku menatap tas dan koper, menerka-nerka bakal hilang atau gak kalau aku meninggalkannya di sini. Melihat petugas tak jauh dariku, aku pun melangkah menghampiri, menitipkan barangku setelah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD