Obsidian itu terbuka perlahan. Mengerjap sesaat sebelum memicing dengan sepasang alis tebal yang mengerut. Julian menatap sekeliling nanar. Di mana ia berada sekarang? Ini bukan kamarnya. Sialan! Cepat Julian duduk. Memijit pelipis karena kepalanya berdenyut. Mungkin karena ia bangun tiba-tiba. Julian memejamkan mata, mencoba mengingat kejadian sebelum ia berada di kamar ini, tanpa sehelai benang pun. Semua pakaiannya berserakan di lantai. Julian menghela napas, alzheimer-nya sepertinya kumat. Suara pintu terbuka membuat Julian membuka mata. Ia tak terkejut melihat Adel masuk, kamar ini pasti kamar perempuan itu. Yang membuatnya heran adalah bagaimana ia bisa berada di sini. Karena seingatnya tadi ia bersama Atta di kantin kampus mereka. "Sayang, udah bangun?" Adel tersenyum manis. Pere