Julian memijit pelipis. Pemuda itu berjalan mondar-mandir di kamarnya. "Stop kek setrikaan, Jul! Pusing gue liatnya." Atta juga ikut-ikutan memijit pelipisnya. Julian mendelik. Sepasang netra gelapnya menatap Atta tajam. "Gue lagi pusing, Ta..." "Lu kira gue nggak pusing liat lu mondar-mandir nggak jelas gitu!" Atta tak mau kalah. Julian meremas rambut hitamnya frustasi. Sungguh, dia sangat bingung sekarang. "Sky bukan anak kecil lagi, Jul. Lu nggak bisa terus bohongin dia. Suatu saat, seiring bertambah usia, dia pasti tau kalo lu nyelingkuhin dia." Aktivitas mondar-mandir Julian mendadak berhenti. Tubuhnya mengejang sesaat. "Mending lu jujur sama dia, terus minta maaf..." Julian memutar kepala menatap Atta. Menggeleng kecil tanda tak setuju dengan usul sahabatnya itu. "Daripada