Darren mengulas senyum diwajahnya yang tampan itu. Menatap selembar kertas foto ditangan kanannya. Potret seorang gadis kecil menunjukkan gigi kelincinya, menggenggam bunga lili merah. “Kau milikku dan akan tetap menjadi milikku.” Gumamnya menyunggingkan senyum menatap potret ditangan kanannya itu. “Milik Darren tidak akan pernah kubiarkan dimiliki orang lain. Tidak akan pernah.” Lanjutnya. “Aku menyerah, Mittiu. Bukan berati kau bebas. Jika kau berani menyakitinya. Kau akan berhadapan denganku. Aku tidak perduli siapa kamu.” Ucap Egi tegas yang sudah berdiri dibelakang Darren dan mengambil tempat duduk disamping Darren. “Aku tidak akan pernah menyakiti orang yang aku sayang, Egi. Kau tenang saja. Apa yang kau khawatirkan?!” Ucap Darren penuh penekanan. “Dan aku bukan seorang Egi Mahard