Bab 16 - Save my soul.

1469 Words
"Apa-apaan ini!" Suara Amelia terdengar melengking. Tampak ia memegang suatu benda yang sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap sentuhannya. Benda yang baru beberapa hari lalu masih dapat berdiri tegak dengan perkasa, hari ini terlihat layu di tangannya. "Damian! Kau apakan benda kesayanganku!" Dengan marah, tangan Amelia mer*mas benda di tangannya kencang, membuat Damian sedikit merintih menahan sakit. Tidak mau menyerah dulu, wanita itu mengeluarkan segala jurusnya untuk membuat benda yang telah mengisi hari-harinya dengan penuh kepuasan itu, agar dapat bangkit dan berjaya kembali. Namun apa daya, semua usahanya tampak sia-sia belaka. Benda itu tetap terlihat loyo dan lemas tidak berdaya. Sadar usahanya sudah tidak ada gunanya, wanita itu menepis benda yang ada ditangannya dengan kasar dan ia pun bangkit berdiri. "Kau benar-benar tidak berguna. Kau bahkan lebih tidak berguna dibanding Daniel." Memakai jubah tidurnya yang seksi, Amelia memandang anak tirinya yang sedang menutup matanya, dengan sorot marah. Tidak pernah sekalipun Damian berusaha untuk bergerak dan menatap dirinya selama mereka berhubungan, membuat harga diri Amelia yang tinggi sangat terusik. Selama ini, ia berusaha sendiri untuk mencapai kepuasannya. Pemuda itu benar-benar seperti boneka dan benda m*ti. "Lebih baik kau m*ti saja, Dummy. Meski kau sangat tampan, tapi siapa juga wanita yang mau dengan pria imp*ten seperti dirimu." Setelah mengatakan kata-kata kasar itu, Amelia pun keluar ruangan meninggalkan Damian. Dan sejak saat itu, pria muda itu aman dari serangannya di malam hari. Meski demikian, peristiwa itu sangat menorehkan luka di psikis pemuda itu, membuatnya benar-benar kehilangan rasa tertarik pada lawan jenisnya. Dan setelah mencapai usia 17 tahun, ia pun akhirnya menghubungi pengacara ibunya untuk meminta hak waris dari ibunya. Dan malam ini, Damian bersiap untuk menjatuhkan bom pada keluarga kecilnya. Seperti biasa, makan malam di keluarga Haliman selalu diwarnai dengan keheningan. Sampai akhirnya, Damian memberanikan diri untuk berbicara. Pemuda itu merasa sudah saatnya ia mengambil sikap setelah beberapa tahun ini menjadi bulan-bulanan di rumahnya sendiri. "Ayah. Saya ingin bicara." "Selesaikan makanmu, Damian. Kau tahu, ayah paling benci orang berisik di meja makan." Mengepalkan tangannya, pria muda itu menatap tajam pada ayahnya. "Saya sudah selesai makan, dan saya ingin bicara sekarang." Membanting sendoknya di meja makan, Daniel menatap anak lelakinya dengan marah. Dan tidak seperti biasanya, anak itu balas menatapnya dengan pandangan yang sama. Dalam hati, Daniel mulai tergetar takut. Anaknya perlahan telah menjadi pria dewasa, membuatnya tidak akan dapat menindasnya secara fisik lagi. Menghela nafasnya, ia menoleh pada isteri cantiknya yang tampak tenang. "Kau masuklah dulu ke kamar. Aku akan menyusul sebentar lagi." "Tidak. Dia juga harus tahu hal ini, karena saya tidak mau menjelaskannya dua kali." Tampak Daniel melotot pada anak lelakinya. Entah sejak kapan, ia merasa anaknya telah menjadi kurang ajar pada ibu tirinya. "Apa yang mau kau katakan?" Kembali mengepalkan tangannya, Damian menatap ayahnya. Ia sama sekali tidak menganggap wanita di samping ayahnya ada. "Saya akan keluar dari tempat ini. Dan saya memutuskan, untuk tidak pernah terlibat lagi dengan keluarga Haliman." Pengumuman itu membuat semua orang terdiam. Ketika berbicara, suara Daniel terdengar bergetar penuh amarah. "Sombong sekali kau! Kau itu masih belum punya hak penuh untuk-" "Saya sudah menghubungi pengacara mama, dan beliau sudah setuju untuk mempercepat pemberian hak waris saya. Hal ini karena saya dapat memberikan bukti, yang menyatakan ketidakmampuan keluarga Haliman dalam mengurus saya." Terdengar suara menggelegar di ruang makan karena hantaman tangan Daniel yang keras di meja makan. Amelia pun sampai terkejut di duduknya. Baru kali ini. ia melihat suaminya semurka itu karena anaknya. "Bukti? Bukti apa yang kau maksudkan, Damian? Jangan kurang aj-" "Bukti kalau ayah telah menyiksa saya selama ini. Ayah kira, saya akan diam saja dipukuli seperti itu? Dari awal ayah melakukannya, saya sudah melaporkannya pada pengacara mama dan setelah selama 7 tahun ini, barulah beliau setuju untuk mengabulkan permohonan saya." Kata-kata Damian membuat Amelia perlahan memucat. Ia baru sadar kalau anak tirinya adalah anak yang cerdas. Karena wajahnya yang tampan, membuat wanita itu melupakan kalau sebenarnya pemuda itu adalah anak yang berprestasi baik secara akademik maupun bidang olahraga. Perlahan, ia menoleh pada suaminya. Raut Daniel tampak pias. Hal yang ada di pikirannya sekarang adalah bahwa setengah dari perusahaannya adalah milik dari keluarga Bale, keluarga isterinya. Dan sekarang, hak waris itu akan jatuh ke tangan anak lelakinya secara otomatis. Posisi Haliman menjadi terancam, terutama karena ia sendiri hanya memiliki saham sebesar 15 % dari perusahaan itu. Pria itu baru tersadar kalau ia masih membutuhkan anaknya. Dan bahwa anaknya itu adalah aset yang berharga untuk mempertahankan perusahaan atas nama keluarga Haliman. Damian adalah anak yang berprestasi. Otaknya encer dan ia juga dianugerahi fisik yang sempurna, membuatnya menjadi paket lengkap sebagai penerus utama. Tidak akan ada yang dapat dilakukan oleh Haliman, kalau sampai Damian merubah nama keluarganya. Dengan mudah Haliman akan dapat tersingkirkan nantinya. Ia mulai menyadari keb*dohannya selama ini. Kesadaran yang datangnya sangat terlambat. "Damian..." Pemuda itu langsung bangkit dari duduknya. Ia sama sekali tidak mau mendengar kata-kata ayahnya lagi. Ia sudah sangat muak berada di rumah ini dan melihat keluarganya yang saat ini sudah tidak utuh lagi. Sejak ibunya m*ti, Damian juga merasa bahwa ia telah m*ti dan ikut dikubur bersama ibunya saat itu. "Saya akan pergi malam ini. Silahkan Anda menghubungi pengacara saya kalau ada perlu." Setelah itu, Damian pun masuk ke kamarnya. Di dalam kamar, ia telah menyiapkan satu koper kecil untuk dibawanya. Memandang ke sekelilingnya, mata pemuda itu tampak berkaca-kaca. Barang-barang yang ada di kamarnya ini adalah pilihan ibunya. Dengan meninggalkan rumah ini, berarti dia akan meninggalkan ibunya. Tapi saat ini, Damian merasa bahwa ibunya pun menginginkan dirinya untuk pergi. Pergi jauh dari tempat yang sudah berubah menjadi neraka ini. Mengerjapkan matanya, ia baru akan melangkah keluar ketika pintu kamarnya terbuka. Tampak sosok ayahnya berdiri di sana. Raut pria berusia 42 tahun itu tampak lelah dan juga sedih. Semenjak ibunya meninggal, baru kali ini ia melihatnya lagi. Menipiskan bibirnya, Damian melangkah tegas dan akan melewati ayahnya ketika lengannya ditahan. "Damian. Maafkan-" "Tidak perlu minta maaf. Karena mulai detik ini, saya bukan keluarga Haliman lagi dan Anda juga bukan ayah saya lagi. Untuk selanjutnya, Anda dapat menghubungi pengacara saya untuk urusan yang terkait keluarga Haliman." Menepis tangannya kasar, pemuda itu kembali melangkah ke pintu keluar dan melihat Amelia yang ternyata telah berdiri di tengah ruangan. Tanpa mau memandang wanita itu, Damian berjalan keluar dan langsung menuju taksi yang telah menunggunya. Masuk ke dalam taksi, pemuda itu menyuruhnya langsung pergi dan ia pun tidak pernah menoleh ke belakang lagi. Ia berusaha untuk meninggalkan masa lalunya. Rumah yang pernah membesarkannya penuh cinta selama 10 tahun, telah berubah menjadi penjara siksaan selama masa remajanya. Di saat ia masih membutuhkan sosok orang tua yang dapat menjadi panutannya, selama 7 tahun masa remajanya ia malah mendapatkan pengalaman traumatis yang membekas dalam, hingga ia dewasa. Dan sejak itu, ia menghabiskan 16 tahun masa hidupnya untuk tinggal di luar negeri. Berbekal peninggalan ibunya, Damian memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dan membangun bisnis di luar. Ia juga bertekad untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya selama ini, dan salah satunya adalah Amelia Haliman. Hal ini membuatnya secara perlahan mengumpulkan bukti-bukti yang dapat memberatkan wanita itu secara diam-diam. Terlalu banyak yang dipertaruhkan, membuat Damian sangat berhati-hati dalam menentukan langkahnya. Terutama karena ia tahu, wanita itu memiliki banyak kenalan para pejabat dan juga eksekutif kelas atas yang telah menjadi kliennya. Dan dalam prosesnya, ia juga menemukan sesuatu yang mengejutkan. Sesuatu yang dapat merubah segalanya dan merubah apa yang tadinya kenangan indah, perlahan berganti menjadi sesuatu yang mengerikan dan juga menyakitkan baginya. Hal ini semakin membuat jiwanya terguncang, dan menjadikannya sosok pria yang getir menghadapi hidup. Ia akhirnya kembali ke negara asalnya setelah mengetahui perusahaan Haliman terancam kolaps karena tidak mampu bersaing dengan para kompetitornya. Adanya pihak yang rakus memakan dari dalam pun, membuat perusahaan itu semakin tidak stabil dan hanya tinggal menunggu waktu kejatuhannya. Dan menggunakan nama Damian Bale, ia pun melamar ke perusahaan itu dan berhasil menjabat sebagai asisten GM bagian Product Development. Daniel yang baru mengetahui anaknya telah kembali, tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Otak anaknya yang memang encer membuatnya dapat dengan cepat mengatasi masalah yang ada, dan Daniel pun pada akhirnya harus mengakui kemampuan anaknya itu. Sayangnya kali ini, Damian-lah yang tidak mau mengakui Daniel sebagai keluarganya. Ia sama sekali tidak mau dikaitkan dengan keluarga Haliman, dan menjalankan tugas hanya karena memiliki kewajiban untuk melindungi perusahaan peninggalan mendiang ibunya. Ia akan mempertahankannya, sampai melepaskannya suatu hari nanti. Meski Damian mampu menunjukkan kompetensi yang luar biasa dalam pekerjaannya, hal yang pernah dialaminya dulu membuat pria itu menjadi atasan yang sangat dingin dan juga menakutkan. Ia akan menuntut anak buahnya sampai titik darah penghabisan, dan kesalahan kecil yang dilakukan oleh bawahannya bisa dikatakan tidak ditolerirnya. Seperti saat ini, Damian memandang seorang wanita yang baru saja melakukan kesalahan dalam melakukan input data yang berakibat cukup fatal, karena dua jam lagi pria itu harus mempresentasikannya pada manajemen. Untungnya, mata tajamnya dapat dengan cepat menangkap kekeliruan itu dan ia pun langsung memanggil orang yang bertanggungjawab.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD