Asegap berhasil membuka pintu dan menemukan Berlian meringkuk di ujung ruangan dengan darah yang memenuhi gaun putihnya. Lalu Devan tidak sadarkan diri karena mendapat banyak tusukan dari berlian. Asegap segera memeluk gadis itu dan membubuhi ciuman di keingnya. "Sayang. maaf ... maaf ...." Asegap sungguh tidak bisa melihat wajah Berlian yang ketakutan seperti itu. "Aku ... aku telah membunuhnya. AKu ... huhuhu." Berlian menangis sesak. "Tidak sayang. Kamu tidak membunuhnya ... kamu tidak membunuhnya sayang." Asegap memeluk erat dengan penyesalan yang amat dalam. Ia sungguh tidak bisa menerima ini. Bagaimana bisa perempuannya menjadi ketakutan seperti ini. "Tapi dia enggak hidup. Dia enggak gerak ..." Raungan Berlian semakin membuat Asegap seperti orang gila. Ia marah, sangat sangat