… Kamar Chandani., Kakinya mulai menapak pada lantai kamar yang dulu selalu menjadi tempatnya menghabiskan waktu sepinya. Menuangkan segala kesedihan dan kegundah gulaan yang ada di hatinya. Menggumamkan sedendang lagu dari syair Sholawat Nabi yang selalu menjadi lagu favoritnya sejak kecil. Dia menyibak tirai penutup pintu kamarnya. Srrekk! Matanya mulai menyusuri setiap sudut ruangan yang sangat dia rindui selama beberapa hari itu. Selama dia tidak lagi tinggal di rumah yang sudah mengurusnya sejak kecil itu. Seketika d**a Chandani merasa sesak. Dia meletakkan telapak tangan kanannya pada dadanya. Sambil memejamkan kedua matanya, Chandani bergumam pelan. ‘Ya Allah. Kenapa dadaku terasa sakit sekali,’ bathin Chandani dan tanpa dia sad