Sejenak Leta berpiki kalau putri angkatnya sungguh tidak bisa melupakan kebiasaannya itu. Rasa khawatir saat berbicara dengannya. Sungguh ia mengutuk dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia dulu, sampai membuat seorang anak yatim piatu yang tidak berdosa menjadi ketakutan berada di rumahnya sendiri. Yah! Leta menganggap kalau rumahnya itu merupakan rumah putri angkatnya juga. Dia sampai susah meneguk salivanya sendiri. Leta kembali membuka suaranya. “Dan kau tidak bisa membohongi aku, Nak.” Leta menghela nafasnya pelan. “Kau memang tidak lahir dari rahimku. Tapi aku sangat mengenal dirimu,” ujar Leta tidak tahan menahan perih di kedua matanya. Leta, sebisa mungkin dia menahan air matanya di hadapan putri angkatnya itu. Dia sada